Salahkah?

1.8K 85 4
                                    

Skenarionya lebih menarik untuk ku jadikan delegasi di setiap radiasi yang ku alami.
Tak peduli apa kata mereka, jika ini sudah takdirnya kalian bisa apa?
☁☁☁

09.00 WITA

Tinggal beberapa hari lagi Zahra selesai dalam tugasnya ini. Mungkin bagi sebagian orang ini adalah beban, namun tidak bagi Zahra, ini adalah kesempatan bahkan menurutnya ini adalah bonus dari Allah. Tidak semua orang dapat menikmati kesempatan seperti ini bukan? . Hari ini kebutulan dirinya telah selesai mengisi kelas. Jadi untuk mengisi waktu luang ia sempatkan diri untuk pergi sejenak  menyusuri desa yang perlaham menjadi kota.

Matanya seketika tertuju pada lesehan yang menyediakan berbagai menu yang Masya allah mengingatkannya pada masakan ibunya di Surabaya. Tanpa pikir panjang lagi Zahra langsung melangkahkan kaki nya menuju Lesesan tersebut dan memesannya.

"Pak bungkus 1 ya, sama minumannya coklat panas 1."
Ucap Zahra ramah pada pak penjual tersebut.

"Siap neng."

Namun, ada yang ganjal di fikiran Zahra, sedari tadi ia merasa ada yang sedang memperhatikan gerak- geriknya. Tanpa sengaja Zahra mendongakan kepalanya dan astaghfirullah Zahra kenal betul siapa lelaki yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri itu. Kira kira berjarak 6 langkah orang dewasa.

Zahra berusaha menyibukkan diri dengan cara mengotak atik ponselnya meskipun sebenarnya hanya menggeser menu aplikasi di ponselnya tersebut,  Tanpa memperdulikan lelaki itu yang nampaknya sedang sibuk mengeluarkan uang dari dompetnya untuk ia kasih pada pak penjual tersebut.

Tapi tunggu apa yang terjadi dengan Zahra tanpa ia sadari matanya tak sengaja bertemu dengan lelaki tersebut.

1 detik...

2 detik...

3 detik...

4 detik...

5 detik...

Blushhhhh...  Zahra apa ini? Reflek ia langsung menunduk dan memberikan uangnya pada Pak penjual itu, beruntung sekali pesanannya selesai. Dengan cepat Zahra  membayarnya dan langsung pergi dari hadapan lelaki yang tolonglah Zahra tak mau bertemu dengan lelaki itu..

"Tunggu..!!!"
Ucap lelaki tersebut yang masih didengar oleh Zahra. Namun tak sedikitpun ia menoleh.

Sambil berlari tak henti- hentinya Zahra merapalkan doa dan mengucap Istighfar berkali- kali. Sadar apa yang telah ia lakukan tadi adalah dosa. Zina Mata.

"Hei Tunggu!!!"

Zahra tetap berlari. Untung saja jalanan ramai, kala itu ia bertemu dengan penjual Buah kebetulan penjual itu membawa mobil pick up jadi Zahra langsung membawa tubunya ke samping mobil tersebut untuk bersembunyi.

"Aishhhh... kemana dia?"

Zahra mendengar itu.

"Ya allah tolong Zahra, Zahra mohon.. "
Ucap Zahra membatin. Untung saja Allah segera mengabulkan doanya, kala itu juga lelaki yang Zahra hindari tersebut melenggang pergi.

"Hey mau ngapain? Kamu maling ya?!!"
Ucap seorang di belakang Zahra, yang entahlah Zahra terkejut karenanya.

"Astaghfirullahal'adzim Pak, saya itu tadi cuma numpang Sembunyi doang Pak.."
Kata Zahra ramah.

Bapak tersebut melotot sambil berkacak pinggang.

"Alah... alesan kamu, mana ada Maling ngaku!!"

IN SYAA ALLAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang