Secret Admirer

1.9K 79 0
                                        

04.15 WIB
Pagi ini Zahra sengaja bangun dan keluar dengan alasan ingin melihat suasana malam menjelang subuh. Dingin. Itulah yang ia rasakan, diiringi tiupan angin yang sedikit menggoda, rasanya ingin sekali Zahra terbang menari- nari di awan. Sambil memainkan bintang yang tak pernah lupa memancarkan cahaya kecilnya.

Suasana pondok begitu damai dan asri, gubuk- gubuk bambu, di sertai lampu obor yang menambah sosok tradisioanal kekini- kinian suasana ini. Zahra sengaja ga membangunkan kedua sahabatnya itu, mungkin sekitar 10 atau 15 menit lagi Zahra akan berseru memanggil teman- temannya trsebut.

Saat hendak membalikkan badan, Zahra merasakan sakit di punggungnya, rasanya kayak ada benda kecil yang menyentuhnya.

"Aww apa ini? Siapa yang melempar batu malem- malem gini."

"Eh tunggu apa ini?"

"Untuk Zahra? Jangan bilang ini surat lagi."

Setelah mengangkat seuntai kertas yang sengaja di bentuk sedemikian rupa entah siapa yang sengaja melakukan itu. Dengan perasaan penuh penasaraan Zahra memberanikan diri membuka kertas tersebut. Dan benar sekali dugaan Zahra kertas itu adalah surat.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Dear pengagum Hati.

Ukhti..
Mengagumimu dalam Diam
Ternyata lebih indah..
Dari pada melihatmu
Lewat pandang.

Ukhti..
Entah kenapa hatiku
Sangat luluh, saat menatap
Manik matamu.
Maaf jika aku lancang,
Namun aku pun tak tau itu.

Tanganku begitu mahir
Menyayatkan aksara
Hingga mampu menorehkan
Seuntai Kata.

Aku tak tau itu Ukhti..

Maaf jika kehadiranku
Mengganggu..
Kedatanganku
Membuatmu jemu..
Oleh karena itu,
Izinkan aku menyeru..

Jika memandangmu
Ku tak mampu..
Maka biarlah
Mencintaimu dalam
Diam..
Kini menjadi hobi baruku..

Secret Admirer
A.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Siapa sih dia? Ga capek apa? Hampir tiap hari dia ngirim ginian, ishhh ini udah 2 kali ya."
Gumam Zahra gemes sendiri. Setelah itu ia memasukkan secarik kertas tersebut ke dalam sakunya, kemudian masuk ke dalam asrama.

Tanpa Zahra sadari, ternyata ada seseorang yang dati tadi mengamati Zahra dari kejauhan, ya.. dialah yang mengirim surat pada Lita. Ia terlihat amat bahagia karena suratnya di baca oleh Zahra, meskipun tak pernah terbalaskan namun, ia yakin suatu saat nanti Zahra pasti menjadi miliknya.

****

"Aida!! Farah!!!, ayo bangun udah subuh!!"
Teriak Zahra dengan suara khasnya.

"Eughnggg... bentar lagi Ra..nanggung."
Tolak Aida.

"Nanggung apanya? Ga pokoknya bangun.. ayooo bangun!!!"

"Iya.. iya..huwaaa aku masih ngantuk ra, jam berapa sih??"
Kini Farah mulai menggoyangkan tubuhnya.

"Tuh liat sendiri."
Ucap Zahra ketus.

"Masih jam 5 juga, hah!!! Jam 5!!!! Itu artinya kita telat jamaah dong!!"

"Makanya kan udah dari tadi aku bangunin, suruh siapa ga dengerin."

"Yah.. kan kita masih ngantuk ra, kamu sih ga jewer kita kek, gelitik kek apa kek, biar kita bangun."

"Ya udah sana gih wudhu, sholat di sini aja."

IN SYAA ALLAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang