عَنْ أبِيْ مُوسَى رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ الله صَلّى اللهُ عليهِ وَسَلّمَ : “اَلمُؤمِنُ لِلْمُؤمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا(روه مسلم)
Artinya: Abu Musa mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, “Orang mukmin yang satu dengan lain bagai satu bangunan yang bagian-bagiannya saling mengokohkan.”
Menahan rindu yang telah mengembung membelenggu, melampiaskan dalam pesona pagi, haru nan ritmis menggebu menusuk kalbu, sayup bertabur syahdu. Anugrah Tuhan mengiring alunan Alur Hidup.
Canda tawa haru biru beradu menjadi satu, kala Rakan dan Zahra berada di tengah- tengah keluarga Kyai Abbas Abdurrahman Assegaf. Air mata tak dapat lagi di bendung melampiaskan rasa rindu, sambil memeluk erat putra Sulungnya Umi Salma tak henti- hentinya mengucap rasa syukur.
"Kakak kenapa ga ngasih kabar?"
Ucap Neng Zahra sewot saat keadaan kembari membaik."Kan kakak udah bilang tadi."
Cetus Rakan berusaha menjelaskan, lalu beralih menatap adiknya sambil mengelus kepalanya yang tertutup hijab."Oleh- oleh?!"
Ucap Neng Fatimah sambil mengadahkan tangan kanannya pada sang Kakak sedang, Umi Salma geleng- geleng kepala sambil tersenyum.Lalu Rakan terdiam sesaat.
"Zahra, kakak kamu ini bukan pulang dari Piknik."
Sanggah Umi Salma mengerti maksud putrinya tersebut.Neng Fatimah menghembuskan nafasnya kasar, lalu beralih menatap kakak iparnya, Zahra.
"Mbak Ira bawa oleh- oleh kan buat Fatimah."
Ucap Neng Fatimah manja. Sedang Zahra menggeleng sesal. Membuat neng Fatimah mengerucutkan bibirnya."Yahhh..."
Lalu mereka bercanda tawa sambil memakan camilan yang telah Umi Salma siapkan.
*******
"Eummmm Mas?"
Ucap Zahra ragu, kala dirinya berada di dalam kamar bersama sang suami."Hmmm"
Dehem Rakan sambil memasukkan leptop ke dalam tasnya, tanpa melirik ke arah Zahra."Mas?"
Ucap Zahra lagi, sambil meremas- remas tangannya karena sang suami tak kunjung menoleh ke arahnya."Hmm."
"Huffttthh.."
Serah Zahra, lalu ia membalikkan badannya membelakangi sang suami, hendak menuju jendela di sebelah kirinya kira- kira berjarak 10 langkah darinya.Melihat perilaku istrinya tersebut Rakan lalu menoleh dan tersenyum tipis.
"Apa?"
Ucap Rakan lembut sambil merangkul Zahra dari belakang, dan meletakkan dagunya di pundak Zahra. Membuat Zahra salah tingkah dan gemetar, sedangkan jantungnya berdetak dua kali lipat."Eeee..za..za..Zahra mau..mau minta izin."
Kata Zahra berusaha tenang, namun tetap dalam posisi yang sama."Kemana?"
"Ke asrama, eee ga papa kan?"
"Sekarang?"
"Ya sudah, lagian Mas mau berangkat juga."

KAMU SEDANG MEMBACA
IN SYAA ALLAH
De TodoIni sebuah kisah tentang seorang gadis cantik bernama Dzakira Talita Zahra. Seorang gadis berusia delapan belas tahun, ia juga seorang murid pindahan dari Jakarta. Disela-sela penyesuaiannya dengan sekolah barunya tersebut, Lita bertemu dengan seora...