Setiap detik jantungku berdetak, entah karena apa? Akankah rasa ini kembali setelah beberapa tahun silam? Hatiku berkata iya. Namun tidak dengan mulutku. Seakan bertolak belakang dengan kenyataan.
Hanya satu kata yang dapat ku senandungkan yaitu aku RINDU.(M. Rakan Malik Assegaf)
💙💙💙05.00 WITA
Semilir angin perlahan memasuki fentilasi celah- celah jendela. Sejuknya menusuk seakan ingin membangunkan insan yang terlelap dalam mimpi. Hanya bercahayakan lampu tidur sebagai penghantar malam, perlahan tangan lembutnya menarik helaian kain yang terimbas jauh dari jangkauan. Nafasnya menderu, rupanya ia sedikit kesal karena tujuannya tak sampai.
"Eughhhhnng... ya allah ini selimut minta di hajar."
Elaknya sambil menggeliat dan bersuara khas orang bangun tidur. Posisinya masih tetap merengkuh."Ini lagi angin napa dingin banget yak.."
Tangannya meraba- raba mencari keberadaan selimut yang tadi malam menutupi tubuhnya. Tapi sayang, tangannya tak menemukan keberadaan Selimutnya tersebut, malah matanya menangkap sebuah jam kecil yang pas berada di nakas."Astaghfirullah... udah lewat subuh!!!...ihhhh Dasar- dasar kebo."
Ucapnya sambil merutuki dirinya sendiri lalu mengucek- ngucek matanya untuk memastikan penghlihatannya barusan dan itu benar. Tanpa permisi ia langsung melesat pergi ke kamar mandi.Sekitar 15 menit perempuan tersebut selesai melaksanakan kewajibannya pada sang pencipta, sambil sedikit murottal al-Qur'an sesaat setelah sholat.
Tokk..tokk..tokk
Gendang telinganya menangkap suara pintu di ketok, Zahra pun berdiri dan meletakkan kitab sucinya tersebut di nakas, lalu berjalan dengan langkah gontai hendak membuka pintu hotel yang berwarna coklat pekat itu.
"Assalamu'alaikum maaf mengganggu apa benar anda yang bernama Dzakira Talita Zahra ?"
Ucap ramah seorang pemuda yang diketahui karyawan dari hotel yang ditempati Zahra."Wa'alaikumussalam warohmatullah, Iya itu saya sendiri."
Jawab Zahra tak kalah ramah, dengan pakaian yang masih tetap menggunakan mukenah."Maaf ini ada kiriman surat."
"Dari siapa?"
Tanya Zahra bimbang, ia ragu antara menerima atau menolaknya."Eee... maaf saya permisi. Assalamu'alaikum."
Naas karyawan tadi langsung memberikannya pada Zahra saat zahra menadahkan tangannya. Dan keryawan tersebut langsung pamit permisi."Wa'alaikumussalam warohmatullah."
"Ini apa lagi coba. Pagi- pagi udah dapet kek ginian."
Ucap Zahra sambil menutup pintu lalu melangkah menuju sofa.
Perlahan Zahra membuka surat tersebut yang terbalut kertas berbentuk amplop cantik sekali. Mulutnya berucap melantunkan aksara demi aksara yang tertulis jelas di kertas tersebut.
TEMUI SAYA JAM 7 TEPAT DI TAMAN.
M.RAKAN M.A.
Sontak Zahra menepuk jidatnya keras saat setelah membaca isi surat tersebut.
"Astaghfirullahal'adzim aku lupa Ya allah Pak Rakankan ada disini!"
Seketika memorinya mengingat kejadian kemarin saat Pak Rakan memaksa ikut berasama Zahra. Dan dengan sangat berat hati Zahra meng-iyakan. Sekarang apa?mereka Satu hotel dan Kamar tidur Pak Rakan hanya berjarak 3 kamar saja dari kamar Zahra.

KAMU SEDANG MEMBACA
IN SYAA ALLAH
RandomIni sebuah kisah tentang seorang gadis cantik bernama Dzakira Talita Zahra. Seorang gadis berusia delapan belas tahun, ia juga seorang murid pindahan dari Jakarta. Disela-sela penyesuaiannya dengan sekolah barunya tersebut, Lita bertemu dengan seora...