Sekuat apapun tekadmu untuk mendapatkan, namun jika Allah tak menakdirkan semua dirasa percuma.
Berjuanglah! Setidaknya kau memiliki pengalaman dan merasakan pahit manisnya kehidupan.
🍁4 Tahun kemudian...
4 Tahun sudah Zahra mengabdi di Ponpes Darul Falah, 4 Tahun sudah dirinya menimba ilmu di sana. Keinginan, cita- cita, perjuangan kian terbayar. Dosen yah itulah impiannya. Atas keuletan dan kegigihan dalam meraihnya ia kini bisa menggapai semua itu. Tidak hanya itu, ia juga sekarang menjadi ustadzah di Ponpes tersebut.
"Assalamu'alaikum Mbak Iraaaaaaaa!!!"
Teriak Neng Fatimah sambil lari terbirit- birit lalu memeluk Zahra yang kala itu sedang memasak di dapur ndalem."Wa'alaikumussalam Neng, Ya allah ngagetin aja."
Ucapnya lembut sembari mengelus kepala neng Fatimah yabg masih setia memeluknya erat."Ehehehe... Maaf Mbak, Mbak ..Mbak tau ngga. Aku dapet nilai tertinggi di kelas aku lohh, aku juara 1 di kelas, aku lulus dengan nilai terbaik. Makasih ya Mbakkk!"
Ucap Neng Fatimah keukeuh, yah sekarang ia telah lulus dari bangku SMA dan rencananya hendak melanjutkan ke perguruan tinggi."Alhamdulillah Mbak ikut seneng dengernya, tapi makasih untuk apa?"
"Makasih karena selama ini Mbak ga pernah bosen ajari aku, ngasih aku semangat, dan selalu ngiketin aku. Pokoknya maksih ya Mbak."
"Bersyukurlah pada Allah neng, karena Allah lah yang berkehendak atas segalanya, Masalah neng juara atau ngga, itu karena neng Anaknya rajin, dan juga berprestasi. Mangkanya Allah memberikan hadiah kepada neng. Mbak hanya bisa membantu sebisa Mbak."
"Iya mbak aku tau, tapi selama 4 tahun terakhir ini aku selalu dapat ranking di kelas."
"Alhamdulillah kalau begitu, itu memang rezeki neng."
Setelah acara sayang- sayangan tadi, tanpa di sadari Umi Salma tersenyum di balik pintu kamarnya, ia menyaksikan semua perlakuan anak bungsunya itu pada sang santri.
*********
08.00 WIB"Ra kamu ada kelas?"
Tanya Fara ketika Zahra hendak mengambil air minum di dapur asrama."Eummm ga ada sih, tapi aku harus ke kampus, kenapa?"
Tanyanya sambil membalikkan badan menghadap sumber suara."Ga papa sih, oh iya ngomong- ngomong kapan kamu ke Lombok?"
Yah benar Zahra akan pergi ke Lombok, ia akan di tugaskan di sana untuk menjadi dosen pembimbing di salah satu Univ di sana. Itupun tugas dari Kampus jadi mau ga mau Zahra harus pergi."Eummm in syaa allah Lusa kayaknya."
Ucapnya santai, lalu beralih menuju Aida yang sedang memakan cemilan."Lohhh kok cepet banget sih..."
Keluh Aida sambil mengerucutkan bibirnya, Sampai sampai Zahra gemes dibuatnya."Yah mau gimana lagi, itu udah tugas aku."
"Berapa hari kamu di sana Ra?"
"In syaa allah sekitar 1 atau 2 mingguan lah."
"Sukses terus ya Ra, aku bangga sama kamu, kamu bisa kemana- mana. Dan memberikan ilmu pada orang- orang yang haus akan pengetahuan."
Ujar Fara lalu ikut duduk bersama kedua sahabatnya itu."Aku juga bangga sama kalian, Aida cita- cita kamu bisa jadi sastrawan aku bangga ayo kejar tinggal dikit lagi, Fara aku juga bangga bentar lagi kamu akan jadi bagian dari orang- orang politik."

KAMU SEDANG MEMBACA
IN SYAA ALLAH
RandomIni sebuah kisah tentang seorang gadis cantik bernama Dzakira Talita Zahra. Seorang gadis berusia delapan belas tahun, ia juga seorang murid pindahan dari Jakarta. Disela-sela penyesuaiannya dengan sekolah barunya tersebut, Lita bertemu dengan seora...