Sepucuk Surat

2.1K 77 0
                                    

Berharap kepada selain Allah
Maaf aku bukan tissue
Yang kau ambil untuk membersihkan kotoran, lalu setelah selesai kau buang.
Manusia hanya bisa berjanji
Namun, tak semua dapat ia tepati.

Author prov.

20:00 WIB
Awan hitam tak selamanya menutupi cahaya matahari, ia akan pergi setelah tugasnya selesai, ia akan kembali setelah meneteskan air hujan. Dengan ikhlas ia mempersilahkan Cahaya matahari mengenai bumi, hingga tercipta cahaya terang, sampai ke sudut bumi paling dalam. Begitulah manusia, insan yang bernyawa, tak selamanya dirimu akan bersedih dan terpuruk luka hati, Allah akan senantiasa mengganti dengan kenikmatan yang tiada pernah bisa terganti, asalkan kau bisa sabar dan lapang dalam menghadapi.

Mungkin hal itulah yang sekarang dirasakan oleh neng fatimah, yah  kesedihannya perlahan hilang setelah mendengarkan cerita yang didongengkan oleh Mbak - Mbak cantik, yang entahlah Fatim tak tau namanya. Yang terpenting ia takkan lupa dengan wajah dan tutur katanya. Katakanlah Fatim tipe orang pengingat yang baik😆.
Tiba- tiba Ada suara langkah kaki yang didengar oleh Fatim, perlahan mendekat dan menyentuh pundak Fatim lembut.

Tegur Umi Salma dari belakang, ketika mengetahui Fatimah tengah duduk melamun diteras depan. "Nak? Kamu lagi nglamunin apa hmm?"

Kaget Fatimah, lalu bertanya.
"Umi? Eee.. ngga ada umi."

"Umi, tau kamu berbohong pada umi,"
Ucap Umi Salma sembari menangkupkan kedua tangannya pada wajah mungil Fatimah, ketika ia sudah duduk di samping putri bungsunya tersebut.

"Eee umi, waktu itu kan umi pernah bilang kalo akan ada guru pengganti yang akan ngajari aku."
Elak Fatim mengalihkan pembicaraan.

Mengetahui putrinya tersebut tidak mau mengaku, Salma membirkannya lalu tersenyum sekilas seraya berkata seakan tidak ada apa- apa diantara keduanya.

"Iyaa umi, masih ingat kok sayang, in syaa allah bentar lagi, mbaknya dateng."
Kata Salma halus, namun dengan tatapan menyelidik ke arah Fatim.
Mengetahui itu, Fatim nyengir kuda tanpa dosa.

"Assalamu'alaikum.."
Sapa seorang wanita dari balik pintu gerbang ndalem.

Kepalanya tertunduk dan pakaian syar'i. Sangat tertutup sekali.

"Wa'alaikumussalam warohmatullahita'ala wabarokatuh."
Jawab Umi Salma, dan Fatim bersama.

"Nah itu Mbaknya udah dateng."
Terka Umi Salma, seraya tersenyum hangat ke arah gadis lugu yang berada di depannya itu.

"Kalau ga salah, itu kan Mbak yang tadi nyamperin aku."
Ucap Fatim membatin.

"Salim dulu sayang."
Tegur Umi salma.

"Eh.. iyya um,...
Mbak.. mbakkan yang tadi itu ya?"
Lalu Fatim menjabat tangan gadis tersebut, setelah itu ia mencoba menerka akan kebenaran ingatannya.

"Loh kamu udah kenal?"
Kata Umi Salma terkejut.

"Ee ... hehehehee ga sih umi, Fatim belum tau siapa nama Mbaknya.."

"Ya sudah.. gihh sana cepet belajar, nanti keburu larut, ntar kamu ngantuk lagi."

"Iyya umi, eee Fatim pamit dulu umi, assalamu'alaikum."

IN SYAA ALLAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang