Kembali

2K 79 6
                                    

Maaf jika Kehadiran ku mengusik kedamaian mu. Lalu harus bagaimana lagi? Merindukan mu bukanlah keinginanku namun kini menjadi hobi baruku.
💙

20.00 WITA

Langit yang perlahan menghitam, diiringi angin malam menyejukkan. Cahaya Bulan menjadi lampu penghias panorama alam, ditambah lagi kilauan bintang terpancar indah.
Dengan Senyum merekah tak sedikit pun memudar, matanya terbuka lebar, kepalanya mendonga ke atas seraya mengucap syukur pada Tuhan. Dialah perempuan anggun, berlesung pipi, hidung mungil, pipi sedikit chubby, Zahra.

"Subhanallah walhamdulillah wala ilahaillahu allahuakbar, syukur alhamdulillah pada mu Ya allah. Telah mengizinkan hamba untuk bisa menikmati anugrah mu."
Ucapnya penuh penghayatan, tak terasa air matanya jatuh tanpa di sadari.

Zahra sangat bersyukur, disamping itu ia ingin sekali menikamati malam terakhirnya itu di Lombok, yah besok Zahra usai melaksanakan tugasnya. Dan besok juga Zahra harus kembali ke ponpes Darul Falah.

Saat matanya terpejam hendak menikmati ciuman angin malam yang kala itu mengenai pipi mulusnya, namun itu tak berangsur lama. Kegiatannya itu terhenti karena ada suara ketokan pintu yang memohon untuk dibuka. Dengan malas Zahra berjalan menghampiri sumber suara dan memutar knop pintu. Hal pertama yang ia lihat adalah Dia lagi. Zahra malas bertemu dengan pria menyebalkan ini.

"Eee... Lita maaf saya meng.."
Ucapnya ragu saat Zahra telah membuka pintu.

"Assalamu'alaikum."
Ujar Zahra kemudian.

"E' Wa'alaikumussalam warohmatullah. E..Lita saya mau.."
Merasa dirinya tersindir, Rakanpun diam sejenak dan sepersekian detik melanjutkan ucapannya namun dicegat oleh Zahra.

"Maaf saya malas berdebat."
Kata Zahra ketus.

Rakan sedikit kesal dengan sikap Zahra.

"Huftthhh dengar kan saya."
Ucap Rakan dingin namun tegas.

"Maaf besok saya ga bisa pulang bareng kamu."
Lanjutnya sedikit lembut.

Zahra tak peduli. Ia tetap menunduk.

"Saya ga minat."

"Soalnya Saya besok harus interview ke rumah sakit."
Ujar Rakan mencoba menjelaskan.

"Rumah Sakit?"
Gumam Zahra pelan, namun masih bisa didengar oleh Rakan.

"Iya saya pindah profesi."

"Oh."

"Ya sudah saya permisi. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam warohmatullah."

Setelah membalas salam dari lawan bicara, Zahra segera menutup Pintu namun lagi tangan kekar Rakan menahan daun pintu membuat Zahra membuang nafasnya kasar.

"Jaga diri kamu baik- baik."
Ucapnya sedikit berbisik. Namun masih tetap menjaga jarak dengan Zahra. Rakan tau diri dong!! :v belum halal ya kan?

"Hmm."

"Jangan rindu saya."
Lanjutnya membuat Zahra naik pitam.

IN SYAA ALLAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang