Gugup

2.6K 94 6
                                    

Ketika hati mu di runduk kebahagian, ingatlah dan jangan lupa. Tidaklah disetiap tawa itu pasti ada duka? Allah akan senantiasa menguji hambanya jadi teruslah bersabar dan bersyukur. Niscaya Allah akan memberikan sesuatu yang tak pernah kau duga sebelumnya.
💕

Satu minggu sudah Zahra tinggal di Surabaya, lebih tepatnya di rumah kedua orangtuanya. Bukan karena alasan tapi memang ada sebuah sebab yang mengharuskan Zahra untuk tetap tinggal.

Haru pelu Aura nampak jelas dalam raut wajahnya, ia tidak menduga bahwa masa lajangnya akan terhenti di kala usianya menginjak 22 tahun. Tapi apa boleh buat, skenarionya sungguh indah, buktinya Hati Zahra berbunga- bunga sekarang, meskipun ada goresan luka mengingat Acara akadnya akan berlangsung satu minggu kedepan.

Zahra yang tengah bersantai dengan merebahkan tubuhnya di kasur kesayangannya itu. Dia sedikit lelah mungkin dia membutuhkan istirahat, dengan cepat zahra bergegas dan menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu seperti kebiasaannya sebelum tidur, setelah selesai ia pun membersihkan tempat tidurnya lalu merebahkan tubuh nya kemudian merapalkan doa, sungguh ini kebiasaan Zahra yang tak dapat dirubah. Ia pun bertasbih, membaca doa- doa sebelum tidur. Namun ada yang mengganggu ketenangannya. Kenapa dia tidak bisa tidur, hanya menggeliat tanpa tujuan.

Berkali- kali Zahra mengucap istighfar tapi ahh... bayangan ini? Mengganggu istirahat Zahra.

"Ya allah apa ini? Kenapa Bayangan Pak Rakan seakan menghantui ku, sunggu ini zina pikiran!"
Gumam Zahra mengutuk dirinya sendiri. Padahal ia tak pernah tau bagaimana detai wajah calon suaminya itu, namun entahlah Kenapa malam ini dirinya seakan dihantui seperti ini.

*******
Tak terasa hari itu telah tiba, waktu itu  sungguh nyata, dan fakta ini bukanlah drama. Hari dimana Zahra resmi akan melepas masa lajangnya. Tangannya gemetar tubuhnya berkeringat dingin, jantungnya tak bisa diajak kompromi lagi. Sungguh Zahra nervous. Ia berdiri seakan meneliti lebih dalam tentang dirinya, melalui pantulan cermin di kamarnya, ia tak menyangka akan hal ini, gaun putih bersih, dengan sedikit polesan make upmembuat Zahra tidak percaya diri dengan semua ini, pasalnya wajahnya sangat jarang atau bahkan tidak pernah disentuh oleh benda- benda asing yang kini menempel di wajah mulusnya itu.

Ceklek...

Tiba- tiba ada suara langkah kaki terdengar mendekat ke arah Zahra, Zahra yang tadinya sibuk memeperhatikan pantulan dirinya dicermin reflek menoleh ke arah sumber suara. Ia tak tahu harus bersikap apa dan bagaimana yang jelas ia tak dapat berkata apa- apa. Tanpa aba- aba dia langsung memeluk tubuh kekar yang selama ini menjadi tempat curhatnya, yang siap sedia membantu dirinya dikala ia lalai dan terpuruk dalam luka.

"Loh kok mewek? Jelek loh nanti.."
Ucap seorang lelaki yang kerap Zahra sebut sebagai kaka. Zahra yang tadinya menunduk kini berlari dan memeluk tubuh sang kaka.

"Kakak....."
Rengeknya manja. Revan yang mengetahui hal itu langsung membalas pelukan sang adik dan berusaha untuk menenangkannya.

"Udah ya sayang jangan sedih dong, kan ini hari bahagia kamu. Ga boleh sedih atuh... "
Ucapnya lembut. Jujur ia merindukan suasana ini, dulu adik kecilnya yang sering sekali ia buat jengkel tak terasa sekarang akan melepas masa remajanya. Ia rindu akan hal itu.

"Udah ah.. ayo siap- siap calon suami kamu udah dateng tuh.."
Cerca Revan mencairkan suasana. Padahal tanpa terasa air matanya jatuh begitu saja. Namun laki- laki ya laki- laki tak mau menampakkan lukanya meskipun sebenarnya hatinya sedang hancur.

IN SYAA ALLAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang