Bukan masalah yang membuatmu berkelabut
Dalam kesulitan. Akan tetapi, dirimu sendirilah yang membuat masalah itu rumit.
🍃
(Dzakira Talita Zahra)"Alhamdulillah..akhirnya kelar juga."
Ucap Fara, sambil merebahkan tubuhnya di tempat tidur Asrama."Iya, capek rasanya."
Sahut Aida membenarkan.Zahrapun manggut - manggut sambil tersenyum.
"Assalamu'alaikum."
Tiba-tiba ada suara perempuan masuk, kebetulan pintunya terbuka."Wa'alaikumussalam warohamtullah."
Jawab mereka bertiga."Eee..Mbak Zahra, di panggil Mabk Aulia sekarang."
"Ada apa ya?"
"Ngga tau pokoknya sekarang di suruh ke A3"
"Aku permisi ya, Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam warohmatullah."
"Ada apa ya Ra."
"Ngga tau."
Setelah itu, Zahra pamit keluar, untuk menemui Mbak Aulia. Sesampainya Di A3, Zahra disambut dengan tatapan tidak bersahabat oleh Mbak Mbak ketua, terutama, Mbak Aulia? Oh tidak Zahra salah apa kali ini?
"Assalamu'alaikum."
Ucap Zahra saat memasuki ruangan A3.Mendengar ucapan salam, Membuat Seisi ruangan menoleh ke arah sumber suara.
"Wa'alaikimussalam!"
Ucap Mbak Kayla terdengar tegas."Zahra!, Apa ini?!, Mbak nemuin ini di bawah buku- buku kamu!"
Tanya Mbak Aulia to the point saat Zahra telah berada dalam ruangan tersebut."Eeee, Mbak.. Zahra ga..tau siapa yang ngirim surat itu Mbak,"
Ucap Zahra terbata- bata sambil memegangi telapak tangannya."Ga tau? Terus kenapa ada coklat, bunga juga?, kamu jangan bohong Zahra!"
"Bener Mbak, sumpah aku ga tau."
"Jelasin sekarang!"
"I..i..i..it..itu..Zahra mendapat..hikss..surat itu..dari an..hiks..anak kecil hiks.. "
"Siapa?"
Kali ini suara Mbak Zahra agak lembut.Zahra diam.
"Siapa Zahra?"
Zahra tetap diam.
"Zahra, ngaku saja, Mbak ga akan marah kalo kamu mau ngaku."
Zahra bingung, ia tak tau apa harus mengaku atau ngga, dia juga ga mungkin mengatakan kalo Bella lah yang setiap hari mengirim surat pada Zahra.
Terus kalo dia tidak mau mengaku pasti dirinyalah yang akan kena, sedangkan ia tak tahu apa apa. Aishhhhh Zahra bingung. Entahlah ada dengan hari ini?
"Zahra?, kalo kamu ga mau mengaku, jangan salahkan saya jika masalah ini akan merembet pada Umi salma nantinya."
Namun tetap saja Zahra masih melamun, ia bahkan tak mengindahkan ucapan Mbak Aulia.
Hanya butiran bening yang menjadi saksi bisu kerapuhan Zahra sekarang.
Melihat tingkah Zahra, Mabk Aulia gemes sendiri, ancaman yang ia katakan barusan, tak mampu membuat Zahra terenyak, akhirnya ia pun memutuskan untuk menghukum Zahra.
"Ya sudah kalau itu keputusanmu Zahra, Mbak ga bisa bantu kamu. Sesuai aturan yang berlaku, kamu harus memakai kalung dari kertas dimana disana tertera tulisan "SAYA MELANGGAR ATURAN PONDOK." Sambil kamu keliling asrama putri, kamu tidak boleh tidur di dalam asrama selama dua hari, bersihkan kamar mandi dan hukuman itu berlaku selama 1 minggu berturut- turut, jika dalam 1 minggu itu kamu melanggarnya, hukuman kamu akan bertambah, paham Zahra!"

KAMU SEDANG MEMBACA
IN SYAA ALLAH
RandomIni sebuah kisah tentang seorang gadis cantik bernama Dzakira Talita Zahra. Seorang gadis berusia delapan belas tahun, ia juga seorang murid pindahan dari Jakarta. Disela-sela penyesuaiannya dengan sekolah barunya tersebut, Lita bertemu dengan seora...