Lamaran?

2.5K 99 4
                                    

Problematika hidup memang tak pernah berhenti, ia akan terus ada selagi nafas mu masih ada. Hadapilah semua, yakinlah semua yang kau hadapi akan berubah menjadi sesuatu yang kau sukai.
🌱

Pagi yang cerah, matahari bersinar dengan leluasa. Mendung pun dirasa tak ada, diringi kicauan burung pipit meremai menghiasi alam yang indah.

Zahra yang sudah siap, rapi dengan baju gamis dan khimar rumahan yang biasa ia kenakan. Dengan langkah gontai ia berjalan membuka jendela kamar hingga masuklah cahaya terang memenuhi ruangan. Setelah di kata hampir selesai ia membalikkan badan berniat menuju ruang bawah lebih tepatnya dapur, dengan tujuan membantu Bundanya menyiapkan sarapan pagi.

"Bunda!!!!"
Sapa Zahra saat dirinya sampai melihat sang bunda berkutat dengan beberapa alat rumah tangga di dapur.

Mendengar ada suara yang tak asing lagi ditelinga, alhasil sang bunda menoleh kebelakang sambil tersenyum.

"Bunda masak banyak banget? Mau ada tamu ya?"
Kata Zahra ikut menyibukkan diri dengan mengupas beberapa bahan- bahan memasak.

Bundanya mengangguk.

"Bantuin bunda gih, tolong ambilin 10 butir telur di kulkas."

Dengan cekatan Zahra bergegas menuju lemari es, dan mengambil beberapa telur sesuai permintaan sang bunda.

Setelah selesai, ia pun ikut andil membantu sang bunda memasak, zahra memang sudah pandai memasak, sejak ia berada di pondok dan sering ikut membantu memasak di ndalem.
Bundanya hanya tersenyum melihat perubahan sang putri.

"Nak, kamu nanti malam siap- siap ya. Pakek baju yang bagus, bunda udah siapin di kamar bunda."
Kata sang bunda, sembari mengaduk telur di mangkuk.

"Ada tamu bun? Ngapain Zahra harus pakek baju baru segala."
Kata Zahra sambil menaikkan salah satu alisnya.

"Udah nurut aja."

"Iya bunda ku sayang..."
Pasrah Zahra sambil memeluk sang Bunda lembut.

********

Disisi lain Malik yang tengah bergegas hendak berangkat menuju RS tiba- tiba dicegat oleh sang Umi. Malik yang melihat itu sempat terkejut dan akhirnya memilih untuk berhenti dan tersenyum ramah pada sang Umi.

"Ada apa um."
Ucap Malik setelah sang Bunda tersenyum manis pada nya.

"Nak, nanti malam kamu siap- siap ya. Jangan pulang lama- lama."
Kata Umi Salma sembari mengelus pundak Malik.

"Eummm ada apa um."

"Udah nurut aja."

"Hufttt iya deh iya, ya sudah Malik berangkat dulu ya um, udah telat soalnya.

"Hati- hati ya sayang, jangan lupa baca sholawat."
Nasihat sang Umi, sebelum tubuh Malik benar benar hilang dari pandangan Umi Salma.

Mendengar penuturan uminya barusan, Malik tersenyum lalu mencium kening sang umi lalu beranjak pergi dan tak lupa mengucapkan salam.

********
Langit yang tadinya terang, kini telah lenyap digantikan gelapnya malam yang dihiasi butiran bintang. Berkelap- kelip menguasi penjuru langit dengan sinar indah yang terpancar darinya.

Cuaca hari ini sangat mendukung, angin sepoi- sepoi meniup dedauan hingga ia mempersilahkan jatuh ke bumi tanpa rasa ragu sedikitpun. Dengan baju tertutup khalayak syar'i menjulur sampai tak terlihat pucuk kaki. Itulah Zahra seusai berkutat dengan pakaiannya ia beralih pada salah satu make up yang entahlah ia sama sekali tak tahu bagaimana cara memakainya. Tanpa ragu ia memolesi bedak seadanya pada wajah putihnya, meskipun begitu ia terlihat cantik dan nampak natural.

IN SYAA ALLAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang