Jihoon terbangun dari tidurnya, mengerjap perlahan sebelum sadar sepenuhnya. Dahinya mengernyit, mendapati selimut menutupi tubuhnya. Sontak Jihoon menoleh, Soonyoung menyandarkan tubuhnya sambil bersidekap tangan. Memejamkan matanya sejenak.
"Kenapa tidak membangunkanku" setelah Jihoon melipat selimut dan beranjak pergi.
"Are you oke?" lirih sekali. Jihoon mendengus remeh pada Soonyoung yang membuat Soonyoung sangat terganggu.
"Aku tidak selemah itu Soonyoung" gadis itu berbicara dengan wajahnya yang pucat.
"Bodoh"
.
.
.
Nyatanya Jihoon memang bukan gadis lemah. Ia mampu menjaga dirinya sendiri, bahkan Wonwoo ikut menemani Jihoon malam itu. Wonwoo membuatkan teh gingseng hangat untuk Jihoon, serta telah memesan beberapa makanan. Bukan Wonwoo tidak bisa memasak, hanya saja flat Jihoon ini tidak memiliki persediaan bahan makanan apa pun, dan juga Wonwoo malas untuk memasak tengah malam.
Tadi setelah Jihoon pergi bersama Soonyoung, Wonwoo segera kembali bersama Mingyu. Dan ia berakhir di flat Jihoon. Sejujurnya flat Jihoon ini manis, dan sederhana. Sentuhan warna monochrome itu dipadupadankan dengan tumblr lamp berwarna warm. Terliat nyaman dan rapi, terutama bantal dan selimut bulu itu banyak memenuhi sofa dan karpet ruang tengah, membuat ruangan itu menjadi nyaman untuk singgah di lantai atau di sofa. Rak buku yang tersusun rapi serta penataan storage yang maksimal benar-benar membuat Wonwoo betah berlama-lama disana. Lihat saja buku-buku yang ditata Jihoon sedemikian rupa. Buku pelajaran, buku tulis, notes, novel, komik, biografi, medicine, dan lain sebagainya. Benar-benar perpustakaan impian bagi Wonwoo. Tidak heran, Jihoon berasal dari keluarga kaya raya yang meskipun terlihat sederhana tapi ia memiliki banyak kesempatan memenuhi fasilitas penunjangnya. Diujung ruangan dekat balkon terdapat sebuah piano berwarna putih bersih yang berdampingan dengan gitar berwarna senada.
"Thank you" Jihoon mengambil segelas teh gingseng lalu bergabung dengan Wonwoo duduk dikarpet bulu favoritnya dan bersandar pada sofa berwarna abu-abu dengan selimut putih yang menggulung tubuh keduanya. Wonwoo membantu Jihoon mengeringkan rambutnya sembari menyuruh Jihoon makan, Wonwoo sudah menatanya di meja kecil itu. Membiarkan suara televisi memenuhi ruangan itu.
"Sudah lebih baik?" Jihoon mengangguk dengan mulut penuh dengan ayam. Satu tahun lebih menjadi teman sebangku Jihoon membuat Wonwoo tahu, gadis mungil itu menyukai ayam, nasi, dan cola. Tipikal makanan yang tidak sehat. "Siapa?" lagi-lagi Jihoon tidak menjawab, hanya menghendikkan bahunya. "Kau benar-benar tidak mengenal mereka?"
"Kau pasti bisa menebaknya"
"Tidak ingin melaporkan kepihak sekolah? Kau tahu bahwa kau-"
"Aku tahu. Dan aku tidak mau. Kau mengatakan apa yang Seungcheol oppa katakan"
"Dan tetap tidak kau dengarkan"
"Kudengarkan"
"Tapi kau abaikan"
.
.
.
Jihoon kembali ke sekolah seperti biasa. Dan tatapan itu tetap ia terima, duduk di bangkunya dan membaca bukunya dengan tenang. Nampak membosankan. Ya, dan Jihoon merasa bosan. Dan Jihoon memilih ke ruang musik saat istirahat. Teman sebangkunya itu tidak hadir di dalam kelas, sedang mengurus beasiswa nya. Sebetulnya Jihoon juga harus mengurus beasiswanya. 'Besok akan kuurus'
"Jihoon noona!" itu Seokmin. Adik kelasnya yang memiliki banyak energi cadangan. Seokmin memeluk lengan Jihoon dengan manja, membuat Jihoon tersenyum simpul. Sedangkan para anggota klub musik yang lain yang menggelengkan kepalanya melihat Seokmin yang mereka anggap sangat berani pada Jihoon sunbae mereka. " Noona, Jeonghan noona kemarin mampir kemari bersama Seungcheol hyung"

KAMU SEDANG MEMBACA
Mask (Complete)
JugendliteraturYang jahat tidak selamanya jahat. Yang baik tidak selamanya baik. Lee Jihoon Kwon Soonyoung