14

1.7K 243 12
                                    

     Sekolah memberi waktu libur yang cukup panjang bagi siswa setelah melakukan ujian kelulusan. Mungkin bagi mahasiswa yang telah menerima beasiswa, ini adalah waktu yang tepat beristirahat sebelum mempersiapkan perkuliahan. Itu juga yang dilakukan Jihoon. Matahari sudah nampak terik, jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh, tapi Jihoon masih bergelung nyaman di kasurnya. Bahkan jendela kamarnya masih tertutup rapi. Semalam ia tiba-tiba ingin membuat lagu, alhasil ia baru tidur pukul enam pagi. Komputernya masih menyala di meja belajarnya terlihat dari lampu power yang masih berwarna kuning terang, kertas-kertas partitur itu masih berserakan dengan alat tulisnya. Bahkan headphone hitam bertuliskan 'My univers' itu masih tersampir di layar komputernya.

   Dering ponselnya yang menyala membuat Jihoon mengernyit terganggu. Disibaknya rambut yang menutupi wajahnya, lalu jemari putih itu meraba nakas disamping tempat tidurnya. Mengangkat panggilan itu dengan mata masih tertutup. Tidak melihat siapa yang menelpon. Jihoon bergumam saat telinganya mendengar ucapan basa-basi. Tapi seketika ia terlonjak saat suara diseberang sana mengatakan ingin bertemu karena tertarik pada musik yang dikirim Jihoon beberapa bulan lalu.

   Gadis Lee itu panik saat orang di seberang sana ingin bertemu saat jam makan siang di cafe dekat sebuah agensi ternama, SM Entertaiment. Dua setengah jam bukan waktu yang tidak cukup untuk Jihoon bersiap. Hanya saja karena rasa gugup yang berlebihan membuatnya tidak dapat berpikir jernih. Sebuah kemeja baby blue ia padupadankan dengan sweater navy dan celana jeans andalannya. Sepatu boots hitam dan coat hitam akan memenuhi outfitnya dengan tas ransel kecil hitam dan rambut terkuncir setengah, menyisakan poni dan kacamata bacanya yang bertengger manis diwajah gadis Lee itu.

   Jihoon berpapasan dengan Soonyoung di lobby flatnya, dengan cepat Jihoon menarik namja itu untuk mengantarkannya pergi. Diliriknya berkali-kali jam tangan di pergelangan kirinya. Pukul sebelas lebih sepuluh. Membuatnya ragu apakah akan tiba tepat waktu. Soonyoung tak banyak bertanya meskipun ia kesal sekali saat ditarik begitu saja oleh Jihoon.

   Cafe yang mereka datangi bernuansa putih ala modern klasik. Makanan yang mengandung tema western itu cukup menggoda Jihoon untuk dipesan. Ingatakan Jihoon bahwa ia bangun siang tanpa sarapan. Soonyoung memesan americano dan coklat panas pada bartender disana. Jihoon tidak sengaja memperhatikan penampilan Soonyoung. Kemeja baby blue yang dipadukkan dengan sweater cokelat yang senada dengan jeansnya, serta sneaker dan coat navy membuat Soonyoung sangat tampan dan cocok jika berdampingan dengan Jihoon. Menggelengkan kepalanya agak keras, Jihoon mencoba menghilangkan pikiran bodohnya.

   Seorang pria tinggi memasuki cafe dengan hoodie kuning dan coat navy serta sneaker putih yang cocok dengan kaki jenjangnya. Tangannya mengusak surai cokelat curly bak bulu puddle yang basah karena salju yang sudah menipis. Korea memasuki musim semi. Manik bulatnya bersinar saat melihat Jihoon duduk berdua dengan seorang lelaki yang tidak ia kenal.

   "Jihoon-ah" serunya. Sedangkan gadis Lee itu terkejut.

  "Chanyeol-ssi" mereka berjabat sejenak lalu duduk berhadapan. Soonyoung memilih diam.

  "Ah.. Beruntung kau masih mengingatku. Kau Lee Jihoon yang dimaksud agensi?"

"SM Ent?" Chanyeol mengangguk antusias, membuat rambutnya bergoyang lucu.

  "Aku memang memiliki project dengan SM. Ya meskipun tidak hanya SM. Kadang dengan Pledis dan JYP" ucapnya santai. Jihoon hanya mengangguk kaku. "Aku hanya mewakili Hwang PD-nim yang tidak bisa hadir saat ini. Aku akan membicarakan mengenai lagumu. Nada, melodi, sasaran pasar, penyanyinya, bentuk pemasaran, hingga royaltinya. Apa kau siap?" wajah kekanakan itu menatap Jihoon jenaka. Tapi ketika Jihoon mengangguk mantap, rautnya berubah serius. Maniknya memancarkan kefokusan dalam menyampaikan detail tiap hal yang tertulis dalam administrasi.

Mask (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang