31

1.6K 251 24
                                    

      Jihoon menatap tidak percaya dengan seseorang yang dibawa oleh Chanyeol. Hari ini mereka memang memiliki janji bersama untuk membahas project baru Chanyeol. Lelaki tinggi itu menginginkan Jihoon bergabung dengan tim nya dalam pembuatan soundtrack sebuah film indie garapan Chanyeol dan teman-temannya.

    "JIHOON NOONA!!!!" adik kelasnya itu ternyata ikut bergabung dalam tim Chanyeol. Bagaimana bisa mereka mengenal satu sama lain?

   "Dia adik kelasku jika kau ingin tahu" Chanyeol mengedipkan sebelah matanya saat pria itu mendekat dengan membawa pesanan mereka. "Okeh, akhirnya kita berkumpul. Tapi, masih ada satu orang lagi yang belum datang" Sebelah alis Jihoon terangkat curiga.

  "Benar! Kurang satu lagi!" Seokmin kemudian menaruh seluruh atensinya pada Jihoon. "Jadi noona, bagaimana kabarmu sekarang? Kau nampak lebih gemuk dari biasanya?"

  "Hm.. nafsu makanku meningkat akhir-akhir ini" masih dengan kuncir kuda dan kacamata bacanya, Jihoon kembali mneyuap satu sendok kue tiramisu dihadapannya.

   "Aku ingin membeli ice cream , Noona dan hyung ingin menitip?" Chanyeol menggeleng kecil mengatakan ia akan memesannya sendiri nanti. Sedangkan Jihoon mengangguk cepat dan memesan rasa mint pada Seokmin. Seokmin mengerutkan keningnya, Jihoon nampak benar-benar memiliki nafsu makan yang luar biasa besar sekarang. Ia membiarkan Chanyeol dan Jihoon bercakap-cakap sedangkan dirinya membeli ice cream.

   "Jadi bagaimana pengalamanmu di pulau Jebu itu?" ditatapnya gadis yang lebih muda dari itu dengan seksama. Jihoon yang sekarang memiliki pipi yang lebih chubby dari biasanya nampak begitu menggemaskan saat mengunyah roti, pipi berisinya akan bergoyang-goyang kecil dan mata sipitnya terus menatap ponsel tidak peduli.

   "Lumayan, banyak kasus-kasus yang terjadi disana. Apalagi itu satu-satunya rumah sakit disana"

  "Hm.. syukurlah jika kau nyaman disana" Chanyeol mengacak rambutnya dan tersenyum jenaka pada Jihoon. Gadis itu hanya menghendikkan bahunya tidak terlalu peduli. Tangannya mengeluarkan laptop dan mencoba mencari sesuatu yang menarik disana. Langsung mengambil dan memakan ice cream nya begitu Seokmin datang.

   "Maaf, aku terlambat" dan Jihoon meniup poninya malas. Itu Yoongi yang datang. Ini berarti ia harus terus bertemu dengan Yoongi untuk beberapa waktu kedepan?

.

.

.

    "Noona pulang sendiri?" Seokmin berdiri disamping Jihoon. "Rasanya lama sekali ya kita tidak bicara santai seperti ini?" ujung bibir Jihoon tertarik ia menyikut perut seokmin dan tertawa kecil. "Ah noona~ sudah kubilangkan jangan tersenyum seperti itu. Kau membuatku meleleh noona~"

    "Kau sudah mahasiswa tapi masih suka bergelayut padaku. Apa kau tidak malu?" melingkarkan lengannya ke pundak Jihoon lalu merengek pada Jihoon. Ia begitu suka menggoda dan merengek pada Jihoon seperti saat dulu high school.

   "Noona, kita harus bertemu lagi. Ada banyak hal yang ingin aku ceritakan darimu"

   "Kau yang bercerita atau aku yang bercerita?" cengiran lebar Seokmin berikan lalu mengedipkan sebelah matanya.

    "Benar, aku ingin mendengar banyak cerita dari noona" manik nya menatap Jihoon secara keseluruhan. "Tapi setidaknya aku bersyukur, noona nampak sehat dan baik-baik hingga saat ini. Kau nampak terlihat lebih bersinar jika kau ingin tahu" raut kekanakan itu berubah menjadi lebih dewasa dan serius dihadapan Jihoon.

  "Geurae, gomawo" kehadiran Seokmin dihidupanya memang membuat Jihoon merasa lebih bersyukur diatas semua yang ia alami. Seokmin juga selalu membuatnya selalu merasa nyaman tanpa perlu ia banyak bicara.  "Kau jadi lebih dewasa, huh?" Jihoon melingkarkan tangannya pada lengan Seokmin, membiarkan adik kelasnya itu berceloteh tentang banyak hal.

Mask (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang