15

1.8K 244 3
                                    

    Hari pertama masuk perkuliahan membuat Jihoon dan Soonyoung tidak terlalu excited seperti teman-teman seangkatan mereka. Keduanya hanya berusaha menjadi mahasiswa biasa yang tidak terlalu menonjol. Lagipula belum ada yang menarik perhatian mereka selain adanya klub musik dan dance di kampus elit tempat mereka menimba ilmu ini. Soonyoung menganggukkan kepalanya saat Jihoon menatapnya sedikit lama pada waktu promosi klub ekstrakuler dikampus mereka. Baiklah, mungkin kali ini Jihoon akan menuruti Soonyoun untuk tetap menekuni dunia musiknya. Lagipula Soonyoung juga akan mengikuti klub dance kesukaannya itu. Jihoon tahu itu.

   Tidak ada yang menarik, hanya perkenalan pada mata kuliah secara dasar. Anatomi dan fisiologi. Jihoon duduk sedikit jauh dari Soonyoung. Bukan Jihoon tidak tahu, tidak sedikit gadis yang menaruh perhatian pada Soonyoung. Paras pucat tampan lelaki itu nampak sempurna dengan mata tajam dan rahang tegasnya. Siapa yang tidak tertarik pada pemuda itu? Tanpa sadar jemarinya meraih kalung emas putih berbandul bintang pemberian Kwon eommoni beberapa hari sebelum Soonyoung pindah ke flatnya. Matanya bergerak melihat sekelilingnya, dan dia tidak buta bahwa gadis yang duduk tepat dibelakang Soonyoung tengah memperhatikan lelaki itu dengan sinar mata yang berbinar terang. Merasa dejavu. Jihoon kembali memfokuskan dirinya pada seorang dosen yang ada didepan sana.

    "Annyeonghaseyo, Jun imnida" nada tak beraturan itu menyapa indra pendengar Jihoon saat gadis itu tengah duduk bangku dekat gerbang sekolah -menunggu Soonyoung-. Gadis Lee itu menundukkan kepalanya sebentar sebelum kembali memperhatikan ponselnya. "Boleh tahu siapa namamu? Sepertinya tadi kita sekelas tapi aku kurang mendengarkan saat kau memperkenalkan diri dikelas tadi" senyum secerah matahari itu mengingatkan Jihoon pada Seokmin. Adik tingkatnya yang kelebihan energi.

   "Lee Jihoon imnida. Gwenchana. Itu wajar" Pemuda tinggi itu mengusap tengkuknya canggung.

  "Kau menunggu jemputan?" anggukkan pemuda itu dapatkan sebelum sebuah hyundai sonata sport hitam pekat berhenti didepan keduanya. Soonyoung menurunkan kaca mobilnya agar Jihoon segera masuk. "Kekasihmu?" Jihoon diam beberapa saat, sebelum senyum dan geengan kepala ia berikan pada Jun.

.

.

.

   "Siapa?" Menaikkan sebelah alisnya. Jihoon menoleh sebentar sebelum kembali fokus pada ponselnya kembali. "Namja tadi"

  "Jun" ganti Soonyoung yang menaikkan sebelah alisnya, dan tetap fokus pada mengemudi. "Satu angkatan".

  "Dia anak dance"

  "Bukan urusanku" menghendikkan bahu tidak peduli. Jihoon lalu menerima telepon dari Chanyeol. Soonyoung memutar bola matanya malas. Berhenti sejenak di kedai tteokbokki favoritnya lalu menuju rumah kedua orang tuanya, dan Jihoon masih betah memainkan ponselnya.

  "Sesibuk itu?" menghela napas malas.

 "Apalagi?" Soonyoung melirik sekilas ponsel Jihoon yang masih berada digenggaman gadis Lee itu. "Aku masih ada aproject dengan Chanyeol oppa, Soonyoung"

  "Chanyeol oppa?"

  "Lelaki yang bertemu kita di cafe dekat SM" Jihoon berusaha tetap tenang.

  "Laki-laki tinggi itu" sebenarnya itu gumanan yang terlalu keras dan Jihoon mendengarnya. Sedikit jengah dengan pembicaraan tak bermutu Soonyoung.

  "Sebenarnya apa masalahmu?" tak ada jawaban hingga kedua nya tiba di kediaman keluarga Kwon dan Soonyoung meninggalkan Jihoon didalam mobil begitu saja.

.

.

.

   Hari-hari Jihoon tidak jauh beda seperti di masa high school. Mengikuti kelas, praktikum, dan klub musik. Prestasinya cukup gemilang hingga dirinya mampu mempertahankan beasiswanya. Tak banyak perubahan dalam hidupnya. Bahkan bersama Soonyoung sekalipun, meskipun kini mereka tidak sekaku dulu. Keduanya tidak selalu berada dikelas yang sama, jika Soonyoung mendapat kelas lebih siang maka akan ditemukan segelas susu dan roti bakar atau omurice di meja makan. Jika Jihoon yang masuk siang, maka akan ditemukan  segelas susu dan omelet dimeja makan serta seluruh lantai yang terlihat sangat bersih. Atau sekedar berangkat bersama dengan mampir ke kedai tteokbokki untuk seporsi tteokbokki dan dua bibbimbap sebagai sarapan mereka didalam perjalanan. Mungkin banyak rumor yang beredar tentang kedekatan keduanya. Tapi tak satu pun dari mereka memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu.

Mask (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang