20

1.6K 243 18
                                    


    Hari ini cuaca sedang tidak baik. Angin laut berhembus sangat kencang. Akses darat yang membelah lautan menuju Jebudo telah ditutup untuk mencegah kemungkinan terburuk, para nelayan juga telah dihimbau untuk tidak melaut terlebih dahulu. Tapi sepertinya orang-orang ini tidak peduli pada larangan pemerintah. Pukul empat sore ER menerima lima orang pasien, sekeluarga yang mengalami kecelakaan dijalanan akses menuju Jebudo yang mana pemerintahan setempat telah menutupnya. Seorang saksi mengatakan keluarga itu nekat menerobos jalanan karena sedang ditunggu keluarga lainnya.

    Sang ayah dan kedua anak lelakinya hanya mengalami luka dan beberapa fraktur ringan. Sang ibu mengalami benturan di area abdomen nya, membuat ruang ER sedikit panik. Dan yang paling urgent adalah seorang anak paling kecil dikeluarga itu mengalami benturan yang cukup kuat dibagian abdomen juga, tetapi para dokter di ER menduga terjadi kerusakan organ dalam dan odema yang cukup serius dirongga abdomen nya. Warna biru lebam terlihat jelas di abdomen gadis kecil itu. Serta gadis kecil itu sempat mengalami vomit cukup hebat saat tersadar sesaat. Para dokter mendiagnosa sementara gadis mungil itu juga mengalami gegar otak yang tidak bisa dibilang ringan. Berbagai macam test dilakukan untuk membantu penangan mereka.

Jihoon baru saja akan menyelesaikan shift malamnya saat Dokter Nam meminta bantuannya untuk melakukan rontgent, CT-Scan, dan fluoroskopi di ruang radiologi. Gadis berusia lima tahun itu menggenggam erat seprai brankar rumah sakit. Jihoon melirik jam dinding sebentar sebelum membawa gadis itu menuju ruang radiologi. Mereka harus menunggu sebentar sebelum menjalani pemeriksaan. Jihoon mencoba menggenggam jari mungil gadis itu, berusaha menenangkan dan menguatkannya.

"Himnaera" gadis itu mengangguk kecil dan mengeratkan genggamannya. Lalu teknisi radiologi datang dan membantu Jihoon. Jihoon hanya dapat menunggu diluar ruang pemeriksaan bersama seorang dokter radiologi.

"Apa hasil pemeriksaan sementaranya?" itu Dokter Byun. Seorang wanita mungil yang tangguh, dokter kepala di departemen radiologi.

"Ada kerusakan di organ dalam abdomen akibat benturan serta terjadi gegar otak"

"Pemeriksaan bagian mana yang mau kau lihat.." dokter cantik itu melihat name tag Jihoon sekilas "Lee Jihoon-ssi?"

"Yang pasti seluruh rongga abdomen dan thorax serta otak. Mungkin juga bisa dileher karena pasien mengalami tremor yang hebat, tapi saya ingin mencoba fokus pada bagian liver. Karena pasien juga mengalami vomit darah" Dokter Byun mengangguk kecil lalu membiarkan para staff melakukan permintaan Jihoon. Sebenarnya Dokter Byun hanya menguji Jihoon. Jihoon sama sekali belum membaca surat perintah pemeriksaan dari Dept.ER tapi ternyata gadis itu mampu menjawab. Senyum kecil muncul di bibir tipis Dokter Byun.

   Dokter mungil itu membiarkan Jihoon ikut aktif membantu proses foto dengan harapan gadis itu tahu cara dan mekanisme foto. Byun Baekhyun, dokter itu sudah dengar rumor mengenai mahasiswa magang di rumah sakit ini sejak awal. Apalagi tentang mahasiswa yang sedang magang di Dept.ER, kedua mahasiswa itu memiliki track record yang bagus menurutnya. Dan Jujur saja, Baekhyung sangat penasaran dengan kedua mahasiswa itu. Dari rumor yang beredar, mereka telah mampu memasukkan trachea tube di semester awal. Tentu saja hal ini tidak dapat dibandingkan dengan kemampuan yang lain. Yang pasti baekhyung curagi, keduanya telah aktif dalam menangani pasien sejak lama. Mungkin, Baekhyun harus sering-sering menyambangi Dept.ER untuk melihat keduanya.

  "Baiklah, ini hasil fotonya. Sesuai dugaanmu, livernya pecah hampir setengah bagian. Segera lakukan operasi untuk itu. Serta katakan pada Dept. Bedah Syaraf untuk segera menangani pasien ini" Jihoon membungkuk sebentar dan mengucapkan terimakasih lalu berjalan pergi, hingga ucapan tak terduga Baekhyun menghentikan langkahnya.

Mask (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang