26

1.7K 248 27
                                    

   Malam ini cukup dingin, didorm sedang ada ketiga laki-laki itu. Hanya Jihoon yang mendapat shift malam. Lalu Mingyu dan Seowon yang akan meneruskan shift pagi. Seowon pulang membawa seplastik soju. Wajahnya menjadi sangat cerah dan begitu semangat meminta teman-temannya menemaninya minum.

   "Kau mendapat shift pagi. Jika Taejoon saem tahu kau mabuk sebelum shift, nama kampus kita akan buruk" lain dimulut memang lain dihati. Mingyu mengatakannya tapi sambil mengambil gelas dan beberapa snack untuk menemani minum.

  "Kau juga shift pagi Mingyu-ah"

  "Aku tidak akan mabuk hanya dengan soju jika kalian ingin tahu" mungkin benar yang dikatakan Seowon. Lelaki itu bahkan masih sanggup mengerjakan laporannya dengan minum soju. Tidak seperti Mingyu yang bahkan sudah tidur hanya dalam lima gelas kecil.

  "Soonyoung, kau tidak minum?" Soonyoung mengangguk sebentar, tapi tangan dan matanya masih fokus pada laporannya. Dirinya dan Seowon kemarin mendapat kasus yang menarik untuk dibahas dalam laporan. "Kau bahkan belum menyentuhnya sama sekali sejak tadi"

  "Heum, akan aku selesaikan laporanku dulu. Sebentar lagi ini selesai"

  "Bentuk laki-laki Jihoon. Mereka ini benar-benar gila kerja" Seowon menggumam sambil menggelengkan kepalanya heran. Tapi kemudian ia mengangguk sambil tersenyum aneh. 'Pantas saja mereka cocok'

.

.

.

   "Pulanglah Jihoon. Pasien sudah tidak terlalu banyak. Lagipula Seowon dan Mingyu sudah datang, jadi kau bisa pulang" Perawat Ho menepuk lembut pundak Jihoon. Perawat laki-laki dengan perawakan bak model itu tersenyum pada Jihoon.

  "Gwenchana, lagi pula aku akan libur dua shift sekaligus besok. Jadi masih ada waktu untuk tidur"

  "Tidak tidak. Sekarang pulang dan tidurlah. Seorang mahasiswi sepertimu akan terlihat sangat buruk dengan kantung mata yang tebal serta lingkaran hitam seperti panda. Jadi pulang dan istirahatlah"

  "Geurae, sugohaeseoyo. Khamsahamnida"

  "Astaga. Bagaimana bisa mahasiswi yang harus nampak segar justru sekarang berjalan saja sudah seperti zombie?"

  Merenggangkan tubuhnya serta sedikit memutar kekiri dan kanan, dan bunyi 'krek' terdengar dari seluruh tubuhnya. Gadis itu mengangguk menyadari betapa lelahnya dirinya. Coat navy nya ia eratkan saat angin malam membuatnya kedinginan. Bahkan terasa lebih dingin. Lihat, bahkan tubuhnya sudah merasa tidak sehat. Beruntung waktu shiftnya sudah habis dan ia bisa pulang. Setidaknya ia harus melakukan recovery untuk dirinya sendiri dulu.

  Dahi Jihoon berkerut mendapati lampu ruang tamu masih menyala, dan bau alkohol terasa menyengat dihidungnya. Ia mendesah lelah mendapati botol-botol soju berserahakan dilantai, laptop Seowon dan Soonyoung yang tergeletak dan bungkus snack yang tidak dibuang ditempatnya. Sedangkan Soonyoung sepertinya sudah mengalami hangover. Lelaki itu merebahkan tubuh atasnya di sofa dan tubuh bawahnya menggantung disofa. Wajahnya memerah.

  Rasanya Jihoon ingin marah. Para lelaki itu seperti habis melakukan pesta disana. Jihoon melepas coat dan meletakkan beserta tasnya di kamarnya dulu, kemudian membereskan segala bentuk kekacauan disana. Jihoon tidak akan marah jika teman-temannya itu mau bertanggung jawab atas pesta yang mereka buat. Tapi keadaannya sekarang benar-benar menyusahkan. Ingatkan Jihoon untuk melabrak setidaknya Mingyu besok.

  Dan masalah lainnya adalah, Jihoon harus memindahkan Soonyoung ke kamar atau pria itu akan mati kedinginan tidur di ruang tamu. Diraihnya tubuh yang lebih berat dan tinggi darinya itu. Dilingkarkan tangan lelaki itu dipundaknya dan menuntunnya ke kamar.

  "Hahh.." Jihoon menghela napasnya berat setelah membanting tubuh Soonyoung ke kasur. Ia benar-benar ingin mengumpati Soonyoung saat ini juga. Tapi logikanya masih berjalan. Ia akan dibilang bodoh karena bicara pada orang mabuk yang bahkan sudah tidak sadarkan diri. Dengan marah ia menendang kaki Soonyoung semampunya, membuat Soonyoung tiba-tiba terduduk dan menatap Jihoon dengan mata tidak fokus. Tangan Jihoon tiba-tiba tertarik hingga tubuhnya jatuh tepat diatas tubuh Soonyoung. Lelaki itu memeluknya erat, sambil memperhatikan wajah Jihoon. Aroma alkohol itu membuat Jihoon semakin tidak nyaman. Gadis itu meronta dan berusaha melepaskan diri dari Soonyoung. Jihoon berdiri dan menjauh dari Soonyoung tapi Soonyoung kembali menarik tangan Jihoon. Reflek Jihoon memutar tangan Soonyoung dan menekannya kepunggung Soonyoung, berusaha mengunci Soonyoung dengan tubuh lelahnya. Tapi kaki Soonyoung memutari kaki Jihoon menariknya kedepan, membuat keduanya kehilangan keseimbangan dan jatuh kelantai dengan Soonyoung berada diatas Jihoon.

  "Kau mabuk Soonyoung! Lepaffhhppmm" Soonyoung mengunci bibir Jihoon cepat. Tidak hanya menempel, Soonyoung juga menggerakkan bibir dan lidahnya disana. Jihoon memalingkan wajahnya berusaha menghindari Soonyoung. Dan ia menendang selangkangan Soonyoung dengan lututnya kuat-kuat. Bukannya membuat Soonyoung pergi justru membuat Soonyoung menjatuhkan diri diatas Jihoon. Membuat tubuh keduanya benar-benar menempel. "Soonyoung! Sadarlah!"

  Soonyoung seolah berada pada dunianya sendiri. Tubuhnya bergerak sesuai dengan nafsunya. Tangannya bergerak kasar menggerayangi Jihoon tanpa peduli apa yang dikatakan dan dilakukan gadis itu dibawahnya. Tidak puas sekali, ia menciumi Jihoon bertubi-tubi. Dari bibir, pipi, mata, seluruh wajah, dan bahkan kini ia berani menurunkan ciumannya ke dagu, leher dan telinga.

  "Soonyoung! Kumohon sadarlah! SOONYOUNG!" jemari Soonyoung seperti sudah tidak terkontrol. Berkali-kali Jihoon memiliki kesempatan untuk kabur dan digunakannya untuk melemahkan Soonyoung, berkali-kali pula Soonyoung menarik dan membanting tubuhnya dikasur kembali.

   Jihoon mulai takut. Apalagi didorm ini hanya ada dirinya dan Soonyoung. Laki-laki diatasnya ini seperti kerasukan dengan sifat yang tidak terbantahkan. Manik lelaki itu membuat Jihoon ingin pergi jauh-jauh darinya. Tapi ia tidak bisa. Soonyong mengunci tubuhnya dan memainkan dirinya. Menggigit bibirnya kuat-kuat dan menutup matanya rapat-rapat. Ia mulai menangis. Dan Soonyoung nampak sama sekali tidak terganggu dan justru sangat menikmati segalanya. Jihoon takut saat Soonyoung berada didekatnya seperti ini. Jihoon takut saat Soonyoung sudah melewati batas. Jihoon takut saat Soonyoung mempermainkannya. Dan Jihoon takut saat Soonyoung menyakiti dan menghancurkannya seperti ini. Sangat sakit. Tapi Soonyoung benar-benar mengahancurkannya malam ini.

.

.

.

    Jihoon berjalan tertatih menuju kamarnya. Matanya sudah bengkak karena menangis. Seluruh tubuhnya terasa sakit, terutama bagian selatannya. Ia mengunci kamarnya dan masuk ke kamar mandi. Digosoknya kuat-kuat bekas yang ditinggalkan Soonyoung ditubuhnya. Tapi kemudian ia terduduk dilantai kamar mandi ketika bayangan Soonyoung yang bergerak diatasnya. Ia terus memukul-mukul kepalanya, berharap bayangan itu hilang. Rasa sesak didadanya meningkat seiring Jihoon berusaha menahan tangisnya.

  Tidak bisa. Ia tidak bisa menahannya. Ini adalah moment menyakitkan kedua yang ia alami setelah ibunya meninggal.

Mask (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang