22

1.4K 231 11
                                    


   Sejak masih di Pulau Jebu hingga kini mereka diperjalanan Soonyoung tak pernah lepas dari ponselnya. Berkali-kali menghubungi Eunbi untuk menanyakan kabar orang tuanya. Yang Jihoon tahu kecelakaan itu seperti dimanipulasi hingga Kwon eommoni dan abeoji tidak jadi berangkat ke Jepang.  Kwon abeoji tidak terluka parah, hanya mengalami shock hingga terjadi pendarahan pada luka terbukanya. Hanya butuh transfusi darah dan perawatan intensif. Tapi Kwon eommoni yang mengalami kritis. Beliau mendapat benturan hingga abnormalitas jantung yang dimiliki Kwon eommoni mengalami goncangan dan paru-parunya mendapat luka tusuk oleh rusuknya yang patah. Hanya patahan kecil, tapi di bagian yang tidak tepat itu membuat Jihoon dan Soonyoung sangat khawatir.

  Keduanya tiba dirumah sakit saat dokter yang menangani sedang berbicara dengan Eunbi.

  "Saya rasa kita butuh stock darah golongan AB positif untuk Nyonya Kwon. Kami sedang berusaha meminta bantuan pada ICRC Seoul untuk segera membantu mengirim  segera kantong darah"

  "Saya akan mendonorkan darah saya, songsaenim"

  "Andwe" Jihoon menyela Soonyoung cepat dengan tenang.

  "Wae? Golongan darahku bisa diterima eomma"

  "Tidak, kita tidak bisa"

  "Bukankah golongan darah AB positif bisa menerima semua golongan darah?" Eunbi berusaha mengeluarkan pendapat yang dirasanya tepat.

  "Ya. Tapi tidak dengan kondisi kita. Kita tidak tidur sejak dini hari, jadi kita tidak bisa melakukan donor darah" Soonyoung menggerang tertahan. Bahkan hal sepenting itu terlupakan darinya.

  "Benar, saya tidak berharap kalian mendonorkan darah kalian. Saya hanya menyampaikan segala informasi tentang keadaan beliau dan pengobatan yang kami lakukan pada Nyonya Kwon. Kami sudah melakukan operasi untuk mengeluarkan tulang rusuk di paru-parunya. Saat ini kami berusaha meningkatkan dan menyeimbanglan cairan dalam tubuhnya. Treatment yang akan dilakukan cukup panjang. Jadi saya berharap kalian tidak patah semangat dan terus berdoa untuk kesembuhan Nyonya Kwon" Jihoon membungkukkan kepalanya, mengucapkan terimakasih kepada dokter yang menangani. Jihoon dan Eunbi terdiam, mereka berada dalam keadaan yang tidak sesuai saat ini. Lalu Soonyoung mengusap wajahnya kasar dan berbalik sedikit linglung.

  "Aku akan melihat kondisi abeoji"

  "Kau temani eomma saja, biar aku yang kesana"

  "Biar aku saja, Nyonya Kwon pasti ingin bertemu kalian ketika beliau sadar" Eunbi sudah akan melangkah jika Soonyoung tidak mencengkram lengannya. Membuat gadis itu tertarik dan menjadi sangat dekat dengan Soonyoung.

  "Tidak, kau sudah membantuku sejak dini hari. Aku tidak ingin merepotkanmu lagi" gadis kurus itu tersenyum sungkan, berusaha melepaskan tangan Soonyoung darinya.

  "Tidak apa, bagaimanapun kau pernah menjadi bagian yang berarti untukku. Jadi ini tidaklah sebanding dengan itu" dan Jihoon memutuskan pergi dari sana segera untuk menemui Kwon abeoji. Ia sangat malas melihat drama picisan pagi hari seperti itu. Sudah cukup ketika masa high school saja, tidak untuk saat ini.

.

.

.

   Jihoon selesai dengan mengurus segala administrasi Kwon abeoji di ruang instalasi gawat darurat. Dirinya menyarankan untuk Kwon abeoji dipindah rawatkan ke Sorim Hospital saja agar mudah untuk penanganan dan administrasinya. Tapi Kwon abeoji menolak, karena akan semakin sulit dirinya bertemu dengan Kwon eommoni. Sedangkan kondisi Kwon eommoni benar-benar butuh dukungan orang-orang disekitarnya.

Mask (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang