Soonyoung bangun dengan kepala yang pening luar biasa, perutnya juga mual. Ia ingat, semalam ia minum bersama Seowon dan Mingyu sembari mengerjakan laporan. Dan berakhir dengan Seowon dan Mingyu yang meninggalkannya sendiri karena shift malam. Dirinya kembali merebahkan diri dikasur setelah menguras habis isi perutnya dikamar mandi dan meminum obat hangover. Otaknya berusaha memutar kejadian-kejadian di saat dirinya mabuk. Samar ia mengingat ketika Jihoon pulang setelah shift dan membereskan ruang tamu serta membawanya kekamar. Dan.. tiba-tiba bayangan dirinya yang melucuti pakaian Jihoon dan bergerak diatas Jihoon membuatnya tersentak kaget. Dilihatnya seluruh seprai dikasurnya, dan ia tertegun ditempat. Ada noda darah yang sudah mengering disana. Panik. Rasanya seperti ada batu yang menghantam kepalanya jika yang ia duga benar terjadi.
Soonyoung berlari ke kamar Jihoon dan mengetuk pintunya secara brutal.
"Jihoon! Lee Jihoon! Kau didalam? Ya Lee Jihoon buka pintunya!" Soonyoung sudah mengetuk pintu itu sangat lama, tapi tidak terdengar suara sedikitpun disana. Soonyoung mulai takut, ia mulai khawatir pada keadaan Jihoon. Didorongnya kuat-kuat pintu Jihoon, berusaha mendobraknya. Tapi tidak bisa. Pintu itu tidak bergerak sedikitpun.
"Neon mwoya?" Mingyu memberikan tatapan bingung pada Soonyoung ditangga. "Kau tidak berangkat kerumah sakit? Sekarang sudah jam dua Soonyoung! Kau sudah terlambat!" tapi lelaki itu tidak beranjak. Ia terus menatap pintu kamar Jihoon dengan panik. "Ya! Palliwa!"
.
.
.
Manik kelamnya terangkat untuk menatap bayangan dirinya dicermin. Ditegakkannya pundak dan dagunya. "Lakukan seperti biasanya, Jihoon"
Jihoon bersiap untuk berangkat ke rumah sakit karena shift malam yang didapatnya hari ini hingga esok pagi. Kacamata dan rambut yang ia gerai agar menutupi jejak yang ditinggalkan Soonyoung semalam. Serta menutupinya dengan plester pada bagian lehernya yang terlihat.
"Kau akan berangkat?" gadis itu mengangguk dan mengambil segelas teh madu yang diberikan Mingyu. "Kau nampak kurang sehat Jihoon-ah. Apa tidurmu nyenyak?"
"Hmm" Mingyu membasahi bibirnya, berusaha memilih kata yang tepat untuk Jihoon.
"Apa kau sedang ada masalah?" Jihoon menaikkan sebelah alisnya. "Hmm.. maksudku, tadi aku melihat Soonyoung mengetuk pintu kamarmu dengan brutal. Jadi maksudku apa ka-"
"Aku berangkat" Jihoon memilih segera angkat kaki dari sana. Ia tidak ingin ada yang tahu mengenai hal ini. Sungguh ini adalah aib terburuknya.
.
.
.
Soonyoung berusaha mendekati Jihoon di setiap kesempatan yang ada. Tapi gadis itu lebih memilih mengikuti segala operasi sejak ia datang hingga pukul lima pagi dini hari jika ada pasien yang memerlukan operasi, atau jika tidak gadis itu memilih mengantarkan pasien ke departemen radiologi atau departemen lainnya yang menyebabkan dirinya tidak stay di ER.
"Lee Jihoon!" Soonyoung baru saja melihat Jihoon keluar dari departemen bedah anak saat seorang pasien anak-anak membutuhkan penanganan operasi kecil pada pecahan kaca yang menusuk bagian kakinya setelah kecelakaan mobil dengan orang tuanya. "Jihoon berhenti!" ditriknya lengan gadis itu cepat. "Kita butuh bicara" ditariknya Jihoon ketempat yang lebih sepi dan pantas untuk bicara.
"Kau menghindariku? Wae? Karena kemarin?" Jihoon tidak mengabaikan dirinya, Soonyoung tahu. "Geurae, aku minta maaf untuk itu. Aku dalam keadaan mabuk semalam"
"Jihoon dengar" dipegangnya kedua pundak Jihoon. "Aku akan bertanggungjawab apapun yang terjadi dikemudian hari"
"Tanggungjawab?" Jihoon mendengus ketika Soonyoung berkata akan bertanggungjawab. "Kau kira ini sebuah serial drama? Hentikan tingkah konyolmu"

KAMU SEDANG MEMBACA
Mask (Complete)
Teen FictionYang jahat tidak selamanya jahat. Yang baik tidak selamanya baik. Lee Jihoon Kwon Soonyoung