Soonyoung dan keluarga masih di Jangraeshikjang untuk penghormatan terakhir pada Kwon eommoni. Jihoon yang kini telah terikat dengan Soonyoung juga ikut membantu keluarga Soonyoung. Penghormatan terakhir dilakukan selama tiga hari berturut-turut. Kwon abeoji dan Yeji - adik Soonyoung- nampak sangat lelah. Sedangkan Soonyoung sendiri sudah sangat berantakan. Lelaki itu mengurus segala keperluan upacara pemakanan ini. Yeji bersandar pada dinding belakangnya dengan terus menatap foto Kwon eommoni disana, gadis itu sangat histeris di hari pertama penghormatan terakhir, dan menjadi pendiam di hari kedua dan ketiga.
Rasa tidak percaya masih terselip dihati Jihoon, bagaimana bisa ia merasakan lagi kesakitan yang sama seperti dulu sang ibu pergi. Jihoon tetap berada disamping Soonyoung saat lelaki itu butuh, terutama Kwon abeoji dan Yeji. Gadis Lee itu bahkan juga ikut tidak tidur demi menemani keluarga Kwon dan bergantian terjaga.
Soonyoung duduk disebelahnya dengan mendesah lelah. Bersandar dan memejamkan matanya begitu saja. Malam ketiga ini sudah tidak begitu banyak yang datang, setidaknya mereka dapat memejamkan mata sesaat.
"Kremasi atau kubur?" terlalu lembut Jihoon berbicara membuat Soonyoung sedikit membuka matanya lalu menutup kembali.
"Kremasi. Besok pukul 10 pagi" wajah lelah Soonyoung terlihat pucat. Suhu tubuh yang tinggi dirasakan Jihoon saat ia menempelkan punggung tangannya ke dahi Soonyoung. Kemudian ia beranjak dan membawakan teh herbal pada Soonyoung. Kwon abeoji dan Yeji sudah Jihoon suruh istirahat lebih dahulu.
Soonyoung mengambil sebelah tangan Jihoon untuk digenggam dan dimainkannya sembari meminum teh herbal hangat itu. Soonyoung tidak tahu harus bagaimana lagi sekarang. Wanita nomor satu dihatinya kini telah berpulang ke surga. Kenangan-kenangan masa kecil terus berputar di dalam kepalanya. Wanita yang memiliki senyum mirip dengan Soonyoung itu telah mendidik Soonyoung hingga ia berusia 20 tahun seperti sekarang.
Pikirannya sudah jauh berkelana saat pundaknya tiba-tiba terasa berat. Kepala gadis Lee itu terjatuh disana dengan manik yang bersembunyi dibalik kelopak cantik itu. Dengan berhati-hati, Soonyoung meletakkan gelas tehnya yang telah kosong dan membenarkan posisi Jihoon agar tidur gadis itu lebih nyaman. Manik coklatnya menatap bergantian wajah JIhoon dan ibunya. Ia tidak tahu pasti mengapa sang ibu memaksanya untuk terikat dengan gadis ini.
Jihoon bukanlah gadis penyakitan yang akan meninggal dengan sisa waktu sedikit seperti didalam novel atau drama-drama di televisi, Jihoon juga bukan gadis manja yang segala kemauannya harus dituruti, bahkan gadis itu termasuk sosok yang mandiri dan pekerja keras. Sosok kuat yang tidak pernah bisa ditebak jalan pemikirannya. Tipe gadis yang menunjukkan segala sesuatu dengan tindakan, bukan ucapan.
Dibenturkan kecil kepalanya pada dinding dibelakang dengan mata terpejam erat. Buntu. Ia kembali menemukan jalan buntu. Dirinya sudah cukup lelah untuk memikirkan kematian sang ibu dan masa depan keluarganya. Dan untuk masalah Jihoon, Soonyoung tidak tahu harus bagaimana berhadapan dengan Jihoon yang bahkan telah membantunya sebanyak ini.
.
.
.
Upacara pemakaman ini berlangsung dalam diam. Seluruh keluarga tidak bisa berkata-kata lagi. Yeji bahkan pingsan saat abu Nyonya Kwon dikembalikan pada keluarga. Kwon abeoji berusaha terlihat tegar dihadapan anak-anaknya. Dan Jihoon tidak mampu berada disana lebih lama, ia memilih menemani Yeji yang sedang istirahat dimobil daripada di pemakaman.
"Eonni.." gadis yang memiliki mata mirip Soonyoung itu langsung memeluk Jihoon erat dan kembali menangis keras. Tidak ada yang bisa Jihoon lakukan selain membalas pelukannya dan mengusap punggung sempit gadis itu, berusaha mengatakan bahwa gadis itu tidak sendiri. Di usianya yang masih remaja labil memang sangat berat untuk kehilangan sosok ibu, meskipun sudah hampir tiga tahun Yeji tidak tinggal bersama di Korea karena harus sekolah di Jepang. Justru hal itulah yang membuatnya sangat menyesal tidak berada disamping ibunya dan menemani untuk berjuang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mask (Complete)
JugendliteraturYang jahat tidak selamanya jahat. Yang baik tidak selamanya baik. Lee Jihoon Kwon Soonyoung