Second Meet

4.6K 249 25
                                    

Tatapanmu membuat mataku memudar, sehingga aku lupa untuk menghindar.


22:00

"Raka!"

"Raka!"

"Raka!"

Sirkuit balapan motor yang penuh keramaian  dengan teriakan beberapa wanita yang memanggil manggil nama Raka, selain memesona akan ketampanannya, dia juga jago dalam bidang bela diri juga balapan, apalagi sekarang dia sedang berdiri dengan kemenangan ditangannya.

"Gue akuin kali ini lo menang," ucap Devin selaku mantan sahabat ups! plus musuh bebuyutannya sambil memberikan amplop berisi uang hasil taruhan yang menandakan dirinya kalah.

"Gue gak butuh uang lo, gue cuma mau lo jangan nyakitin Niken!" bisiknya ke telinga Devin sebelum Raka menaiki motornya dengan kecepatan tinggi dan hilang setelah  beberapa detik dari area sirkuit.

Angin malam terasa begitu pekat, itu menandakan hari sudah larut malam, tapi Pria berjaket kulit hitam ini terus saja membelah kota metropolitan.

Tiba tiba.....

"WOY MINGGIR!"

"Aaaaaa..."

Tiiiiid...Bruuuk!!

...

Bandung, 29 Maret

"Budeeeee,"teriak Naya menggelegar di setiap sudut rumah yang bisa dibilang tidak terlalu mewah tetapi berkesan hangat.

"Ada apa Naya? Mengagetkan saja," ucap bude kaget. Bude adalah panggilan Naya pada wanita paruh baya yang mengangkatnya menjadi cucu.

"Nih," Naya menyodorkan amplop berisi surat.

Bude mengambil surat itu lalu melihatnya dengan teliti tanpa terlewat.

"Gimana?" tanya Naya sambil menampilkan mata pupy eyesnya.

"Ini surat apa?" tanya bude.

"Yaaah bude, Naya kira bude baca," ucap Naya sambil mengerucutkan mulutnya.

"Bude kan tidak bisa baca kalo tidak pakai kacamata, kamu ini bagaimana," jelas bude.

"Hehe Naya lupa, emm..ini surat pemberitahuan kalo Naya di terima di SMA 1 DARMAJAYA JAKARTA," ucap Naya hati-hati, takut bude nya tidak setuju.

"Jadi?"

"Ya kalo bude tidak mengijinkan Naya mengambil beasiswa ke sana juga tidak papa kok," Naya memelas, pasalnya sebelum Naya sekolah di SMA 15 Bandung, dia sempat mendaftar beasiswa saat kelas sepuluh namun tidak ada panggilan sama sekali tapi saat dia sudah kelas sebelas baru mendapatkan panggilan untuk menerima beasiswa di Jakarta.

"Bukannya bude tidak mengijinkan, tapi bude takut kamu kenapa-napa, disana kamu kan tidak punya siapa siapa," bude sangat khawatir jika Naya mengambil beasiswa itu.

"Iya tidak papa kok," ucap Naya penuh kecewa, namun dia berusaha menyembunyikan rasa kecewanya dengan senyuman.

"Hmm ya sudah bude ijinkan," ucap bude setelah mempertimbangkan. Sekolah di SMA itu adalah keinginan Naya sejak dulu, dan bude tidak ingin membuat cucu angkatnya yang sudah dianggap seperti anaknya sendiri itu kecewa.

Dandelion's [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang