Library

2.6K 197 10
                                    

Aku ingin tersenyum dengan tingkahmu yang lucu, tapi tidak didepanmu.

-Raka Azkan

Buku buku kaku dan terlihat berdebu yang banyak kata namun tak dapat berkata inilah yang setia menemani Naya selepas istirahat.

Novel berjudul Let Me Go adalah salah satu novel yang membuat Naya teringat akan masa dimana ia harus melepas kepergian seseorang.

Sebulir air menetes dari kelopak mata bersinarnya.
"Naya itu masa lalu udah jangan di ingat-ingat lagi," ucapnya pada dirinya sendiri.

Naya beranjak dari duduknya dan menyimpan buku itu ke rak buku paling atas tempat dia mengambilnya.

Entah Naya tidak sadar dengan tubuh mungil nya atau apa, tapi yang pasti dia sedang kesusahan.

Tiba tiba rak buku itu bergoyang daaan bruuuk.

Tunggu! Kenapa rasanya tidak sakit? Kenapa tidak terjadi apa apa?

Naya membuka matanya lalu mendongkakkan wajahnya ke atas, ya seorang pria baru saja menolongnya. Raka again? True.

"Ada apa ini?" tanya guru penjaga perpustakaan yang membuat Raka langsung melepaskan tangannya dari bahu Naya.

"Kalian lagi ngapain? Jangan-jangan kalian lagi..."

"Enggak bu enggak, tadi Naya mau simpan buku tapi enggak sampai soalnya rak nya ketinggian jadi rak nya jatuh terus dia cuma nolongin Naya, kita enggak ngapa-ngapain kok bu," ucap Naya meyakinkan Ibu Fitri agar tidak berprasangka buruk kepadanya.

"Oh ya sudah sekarang kalian berdua beresin rak nya," perintak ibu Fitri sambil meninggalkan mereka berdua.

"Iya bu," Naya menganggukkan. Kepalanya.

"Tunggu," panggil Naya ketika Raka akan meninggalkannya.

Raka pun menghentikan langkahnya.

"Terima kasih."

"Hm."

"Tunggu," panggil Naya untuk kedua kalinya.

Raka pun membalikkan badannya.
"Apa lagi?" bentak raka.

"Rak ini terbuat dari kayu dan lumayan berat," ucap Naya dengan wajah polosnya, dan ucapannya itu membuat Raka bingung.

"Ya terus?" Raka benar-benar tidak paham dengan ucapan gadis didepannya.

"Naya kan perempuan" tambahnya yang semakin membuat Raka kesal.

"Lo bisa to the point aja gak?" tanya Raka dengan nada yang lumayan keras.

"Iya maksudnya bantuin Naya buat beresin buku-buku ini ya ya?" pinta Naya. Kenapa Naya tidak takut lagi dengan pria ketus yang selalu berkata kasar padanya? Entahlah, mungkin karena pria iti baru saja menolong Naya.

Tanpa membalas perkataan gadis didepannya yang membuat Raka pusing dengan ucapannya, Raka langsung membangunkan rak buku yang terjatuh.

"Gak nyadar badan kayak curut juga," ucap Raka pelan dan hampir tidak terdengar.

"Apa?" Naya yang sedang menyimpan buku ke dalam rak pun menoleh.

"Gak."

"Beres deh" ucap Naya sambil menepuk tangannya untuk menghilangkan debu.

"Emm Naya ucapin terima kasih lagi jangan?" tanya Naya dengan polos nya.

"Lo manusia kan?" pertanyaan aneh itu muncul dari Raka.

"Hah?" Naya bingung dengan pertanyaan yang baru saja Raka lontarkan.

"Naya manusia kok, punya hidung, mata, mulut juga," jawaban Naya membuat Raka menggelengkan kepalanya lalu Raka pergi dari perpustakaan meninggalkan Naya yang penuh tanya.

"Kenapa dia nanya gitu ya?"


***

Holla-holla guys...

Sebernya Raka itu belum beres ngomongnya, tadinya dia mau bilang gini " Lo manusia kan? Kok cantik banget kayak bidadari"😂😂

Dandelion's [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang