Untuk saat ini jangan dulu mendekatiku
Egoku terlalu besar, aku takut menyakitimu.-Raka Azkan
Pagi, dengan cuaca yang entah bagaimana, sebab gadis mungil itu belum menampakkan dirinya pada langit."Nayaaa mana baju mama?" teriak mama Tia dari balik kamarnya.
"Iya mah," jawab Naya sambil menaiki anak tangga.
"Kamu tu gimana sih, ini bajunya ko masih kusut?" omel Tia.
"Ya sudah mah Naya setrika lagi," ucap Naya sambil membawa baju yang baru saja di setrikanya.
"Gak usah! gak usah! nanti telat lagi," tolak tia sembari menghempaskan tangan Naya.
"Nayaaa," teriak Tasya dari lantai pertama.
"Iya?"
"Buatin sandwich dong, cepetan," titah Tasya.
"Tasya bisa buat sendiri kan? Soalnya Naya takut telat" jam sudah menunjukkan pukul 06:30 dan Naya belum memakai seragamnya karena sibuk menuruti titahan orang rumah.
"Lo tau kan kalo bi inah lagi pulang kampung? dan selama dia gak ada, lo jadi penggantinya," tegas Tasya
"Buruan!" tanpa membalas satu katapun Naya langsung bergegas menuju dapur dan menyiapkan sarapan yang Tasya minta.Baru saja beberapa hari Naya tinggal disini, Naya merasa tidak betah apalagi perlakuan mama Tia yang berubah juga Tasya yang semakin kasar kepadanya.
07:30, SMA 1 DARMAJAYA, JAKARTA
Gerbang yang cukup besar nan tinggi kini telah berhadapan dengan Naya.
"Pak! pak! satpam," panggil Naya."Ada apa?" jawab seorang satpam dengan logat jawa nya.
"Bisa bukain gerbangnya gak pak?" pinta Naya.
"Bisa."
"Ya sudah pak tolong bukain ya," pinta Naya lagi.
"Ya ndak bisa lah" ucap pak satpam.
"Tadi kata bapak bisa buka gerbangnya."
"Ya kalo cuma buka gerbang mah bisa, neng tau sekarang jam berapa?" tanya pak satpam.
"07:30"
"Nah berarti?"
"Berarti apa?" tanya Naya dengan polosnya.
"Ya neng telat to, dan ndak boleh masuk."
Tiiiiiid, suara klakson yang nyaring membuat Naya tersentak kaget, dan tiba-tiba gerbang terbuka. Naya hanya bisa ternganga melihat seorang cowok mengendarai motor dengan helm full face nya bisa masuk tanpa di cegah satpam.
"Pak kok dia bisa masuk?" tanya Naya heran. Pria yang lebih telat darinya bisa masuk. Sedangkan Naya tidak.
"Sudah, sekarang neng pulang aja yah, peraturan disini emang gitu neng." jelas pak satpam.
"Hei! hei kamu!" Naya mencoba memanggil pria itu.
"Hei..." aduh si aneh itu teh siapa gening namana teh? (Aduh si aneh itu siapa ya namanya?) Oh iya Raka.
"Raka" panggil Naya, Raka pun menghentikan langkahnya dan menghampiri Naya."Apa?" ucapa Raka dengan ketus.
Aduuuh Naya ngomong apa dong? Ayo Naya cari alasan supaya dia mau bantu kamu lewatin gerbang ini.....Aha jaket!
"Apa?" tanya Raka untuk kedua kalinya.
"Emm itu Naya mau bicara, penting," ucap Naya kaku terlihat dari cara ia melipat bibirnya.
"Paan?"
"Tapi enggak bisa dibicarain disini,"
"Gak penting" ucap Raka sambil membalikkan tubuh nya.
"Eh tunggu, ini rahasia penting banget, ya mau ya?" ucap Naya sambil mengatupkan kedua tangan nya. Berharap Raka akan membantunya.
"Dimana?"
"Apanya?"
"Lo mau ngomong dimana? Manusia satu ini ngeselin banget, untung lo cewek.
"Ooh, kalo kamu mau tau, bantu dulu supaya Naya bisa masuk" pinta Naya.
"Pak bukain gerbangnya," perintah Raka yang langsung dituruti oleh pak satpam.
"Ngomong!" satu kata yang keluar dari mulut Raka ketika mereka berada di koridor XI MIPA 1.
"Ngomong apa?"
"Rese ya lo, tadi lo mau ngomong apa?" gadis di depan nya membuat Raka hilang kesabarannya.
"Rel sini" panggil Gian pada Farel, mereka berdua kini tengah menguping pembicaraan Raka dan Naya dibalik pintu.
"Kayak pernah liat cewek itu deh" ucap Farel.
"Oh iya gue inget, waktu di Bandung" ucap Gian mengulang ingatannya.
"Anu...itu..." ucap Naya terbata.
"Gak penting," ucap Raka sambil melangkahkan kaki menuju kelas nya.
"Tunggu," ucap Naya sambil memberikan jaket milik Raka yang sempat ia bawa pulang saat kejadian di toilet beberapa hari yang lalu.
"Jaketnya sudah Naya cuci ko, terima kasih juga sudah bantu naya tadi, jadi Naya enggak telat deh."
"Lo telat"
"Hah?"
"Tuh bu Fani udah masuk ke kelas lo,"
Naya menoleh dan benar saja bu Fani baru masuk ke kelasnya, spontan Naya pun berlari menuju kelasnya."Kalo mau senyum, senyum aja keles g ak usah di tahan-tahan gitu" ucap Gian tiba-tiba. Gian melihat Raka sedikit tersenyum. Dan itu hal yang langka.
"Dia mah boro-boro mau senyum, apalagi sama cewek," timbal Farel.
"Serah lo berdua deh," ucap Raka yang langsung memasuki kelasnya.
Raka menyimpan jaket yang baru saja dikembalikan Naya di kursinya, dan entah kenapa kedua bibir nya terangkat, ya walau sedikit tapi itu terlihat.
***
Holla-holla guys...
Pengalaman Author nya kali dipinjemin jaket😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion's [COMPLETED]
Novela JuvenilDia seperti Dandelion... Terlihat rapuh namun tak rampuh Terlihat sederhana namun istimewa. Jangan menghampirinya! Karena dia akan terbang ketika mendengar derap langkah yang kencang juga sedikit siulan angin. Cukup kagumi dari kejauhan! Itulah cara...