Amat menyakitkan ketika hati meronta mencinta namun mulut berdusta.
-Dean
Andaikan kau datang kembali
Jawaban apa yang kan ku beri untuk kita kembali lagi🎶Lagu itu terdengar ketika jari Raka menekan tombol play di ruang chat whatsapp nya. Ya, seseorang baru saja mengiriminya pesan. Tapi ia segera melempar ponselnya ke atas kasur sebelum lagu itu berakhir. Ia pun beranjak dari tempat tidurnya untuk pergi ke kamar mandi.
Raka menyesap coffe late nya sambil duduk di balkon kamarnya. Suasana amat baik di pagi hari ini ditambah lagi hari ini adalah tanggal merah.
"Bang Lakaaa," suara kecil namun cempreng itu berhasil membuat Raka mengalihkan pandangannya. Dan matanya berhasil menangkap anak kecil yang belepotan karena coklat yang sedang di genggamnya.
Raka menghampiri Lia yang menjilati coklat di tangannya. Merasa di perhatikan abangnya, Lia menyodorkan tangannya yang memegang sepotong coklat. "Bang Laka mau?" tanya Lia.
"Abang gak suka manis," tolak Raka sambil mengusap wajah Lia yang cemong.
"Belalti abang enggak suka Lia. Lia kan manis," ucap Lia dengan cemberut. Hal ini membuat Raka tertawa dengan ucapan adiknya.
"Terkecuali Lia. Adik abang yang paling cantik," Raka mengacak Rambut Lia. Rasanya sudah lama ia tak bercengkrama dengan adik kecilnya.
"Abang, turun kebawah yuk," ajak bunda yang tiba-tiba membuka pintu kamar.
"Ada apa bun?"
"Ada orang yang lagi nunggu abang." jawab bunda Ajeng.
"Iya, nanti abang turun," mendengar jawaban anaknya, bunda Ajeng keluar sambil menggandeng Lia.
Raka penasaran. Siapa yang datang di pagi buta begini. Untuk menghilangkan rasa penasarannya, Raka pun bergegas turun. Baru saja menginjakkan kakinya di beberapa anak tangga langkahnya sudah terhenti tatkala melihat gadis memakai dress dengan panjang tiga perempat berwarna merah muda. Terlihat manis.
Gadis itu sedang berbincang dengan bunda Ajeng. Mereka terlihat sangat akrab, karena sebelumnya mereka juga sudah saling mengenal."Eh itu Raka," ucap bunda Ajeng yang menyadari kehadiran Raka.
"Bunda tinggal dulu ya Niken," pamit bunda. Meninggalkan mereka berdua.
"Mau apa?" ucapan Raka masih terdengar dingin di telinga Niken.
"Masih marah ya? Jangan marah dong. Gimana kalo aku ajak kamu jalan-jalan? Yaa sebagai ucapan maaf aku juga sih," pinta Niken.
"Gak bisa,"
"Plisss," Niken mengatupkan kedua tangannya sambil menampilkan puppy eyes nya. Ini adalah hal yang sering Niken lakukan untuk membujuk Raka ketika ia masih menjadi pacar Raka.
Raka ingin menolak. Namun ia berpikir lagi. Apakah penolakan akan menyakiti hati Niken?
"Ini masih pagi Ken," ucap Raka.
"Aku sengaja datang kesini pagi biar aku bisa ngabisin waktu lebih lama sama kamu," jelas Niken sambil melampirkan senyum di ujung kalimatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion's [COMPLETED]
Teen FictionDia seperti Dandelion... Terlihat rapuh namun tak rampuh Terlihat sederhana namun istimewa. Jangan menghampirinya! Karena dia akan terbang ketika mendengar derap langkah yang kencang juga sedikit siulan angin. Cukup kagumi dari kejauhan! Itulah cara...