langit bumi

1.5K 84 3
                                    

Kamu langit. Aku bumi. Kamu terlalu tinggi. Kita berbeda!

-Dean

Cinta itu ada untuk menyatukan perbedaan.

-Raka

Anak-anak berlarian dengan riang dan gembira. Mereka semua bermain ditemani oleh orang tuanya di sebuah play zone di salah satu mall. Mata Naya tak berpaling dari tempat yang di penuhi dengan tawa dan kegembiraan yang ada di hadapannya. Ya, setelah dari salon, Raka menagajak Naya ke mall.

Menyadari hal itu, Raka menyeret tangan Naya untuk masuk ke play zone tersebut dan membeli beberapa koin, "Mau main apa?"

"Hah?"

"Mau main apa?" Raka mengulang pertanyaannya.

"Naya kan sudah besar. Emang masih bisa main disini?" tanya Naya dengan wajah polosnya sambil sesekali membenarkan letak kakinya karena merasa tak nyaman menggunakan sepatu hak agak tinggi yang baru saja di belikan Raka.

"Besar?"

"Iya, Naya kan sudah besar,"

"Menurut gue lo tetep anak kecil. Badan lo aja kayak curut," ledek Raka.

"Tuh kan Raka ngeledek Naya lagi," omel Naya, "Eh kita kesana yuk," Naya menunjuk sebuah kotak kaca besar berisikan boneka.

Raka mulai memasukkan 1 koin ke dalam lubang yang menempel di kotak kaca tersebut. Tangannya mulai mengoprasikan alat penggerak untuk mendapatkan boneka, Namun gagal. Raka pun memasukkan koin ke 2 sampai ke 3 dan lagi-lagi gagal. Ini membuat Raka mengacak rambutnya kesal. "Koin ke 4 pasti berhasil,"
Namun tetap saja Raka tak berhasil mendapatkan boneka. Melihat ekspresi Raka yang kesal membuat Naya tertawa. Akhirnya Naya mengambil koin dari tangan Raka dan memasukkannya ke dalam lubang. Tangan Naya mulai menggerakkan alat untuk mengambil boneka. Tak perlu waktu lama, satu boneka teddy bear keluar dari dalam kotak tersebut.

"Yeeee!" Naya bersorak gembira sambil memeluk boneka berukuran sedang tersebut. Sementara Raka di buat bengong dengan tingkah gadis ajaib di sampingnya.

"Kok bisa?"

"Bisa lah, Naya kan mainnya pakai hati hehe. Kesana yuk," ajak Naya lagi sambil berlari ke tempat permainan lainnya. Raka mengikuti langkah Naya, menurutnya Naya memang seperti anak kecil. Polos, menyenangkan, dan apa adanya. Bahkan ini adalah hari dimana Raka dapat melihat Naya begitu bahagia dengan senyum dan tawa lepasnya.

Setelah beberapa lama, mereka berdua memutuskan untuk kembali ke mobil.

"Capek juga ngikutin anak kecil main," lirih Raka pelan.

"Barusan Raka bilang apa?" tanya Naya sambil tak berhenti menjilati es krim Vanilla yang baru saja Raka beli.

"Gak,"

"Oh ya, Raka mau ajak Naya kemana lagi?"

"Ra__"

"Jangan rahasia-rahasiaan terus,"

"Ketemu mamah lo," ucap Raka yang langsung menancap gas. Mendengar itu, Naya langsung tersenyum. Menurutnya, Raka adalah orang yang berbeda. Raka selalu bersikap aneh, kadang baik, kadang juga cuek, tapi Raka selalu saja menjadi pahlawan ketika Naya sedang dalam kesulitan dan yang paling membuat Naya jatuh cinta adalah Raka bisa menerima dirinya apa adanya.

Dandelion's [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang