Kamu menguatkanku,
Ketika dunia sedang tak memihak.-Deandra Kanaya Dwiputri
Pelajaran matematika menjadi sarapan di pagi hari Jum'at, dengan ibu Fani guru termuda yang selalu mendapatkan gombalan dari para murid cowok.
"Berhubung sebentar lagi akan diadakan berbagai macam olimpiade salah satunya matematika, maka ibu akan memberikan tes untuk setiap kelas," ujar bu Fani sambil membagikan lembaran soal.
"El! el!" panggil Fandi sambil menyikut Gabriel, panggilan akrabnya El dia adalah orang yang selalu mendapat peringkat satu ataupun dua di kelas, dan saingan terberatnya adalah Lisya Aulia yang duduk paling depan bersebelahan dengan nya. Dan mereka dikabarkan sedang dekat.
"Apa?" tanya El tanpa menoleh.
"Bu fani tu cantik,tapi kalo ngasih soal suka gak kira kita tau," bisik Fandi.
"Lo nya aja yang bego," Fandi mendapatkan toyoran dari Zyan yang duduk dibangku belakangnya.
"Ini mah kecil, liat aja gue bakal kepilih buat ngewakilin SMA kita," sombong Graha cowok berkulit hitam manis yang duduk bersebelahan dengan zyan.
"Gue percaya sama lo Ha," ucap El yang langsung mendapatkan tertawaan dari ketiga sahabatnya.
"OMG gak salah nih bu 50 soal?" sewot Ranti wanita yang duduk bersebelahan dengan Lisya.
"Sudah sudah ayo kerjakan, waktunya satu jam pelajaran," perintah bu Fani.
Dalam waktu dua puluh menit Naya sudah menyelesaikan semua soalnya tapi dia enggan untuk maju dan memberikan jawabannya.
"Naya? Kamu sudah beres?" tanya bu Fani yang membuat semuat mata tertuju ke kursi paling pojok sebelah kanan tepatnya pada Naya.
"Su..sudah bu," jawab Naya gugup.
"Bawa kesini biar ibu periksa," pinta bu Fani.
Naya duduk kembali setelah memberikan lembar jawabannya, dia ragu ketika melihat kerutan yang terukir di kening bu Fani."Gak akan ada yang ngalahin lo Sya," ucap Ranti yang duduk bersebelahan dengan Lisya.
"Gue tau," balas Lisya penuh percaya diri.
Setelah jam pelajaran habis, semua murid pun mengumpulkan soal dan lembaran jawabannya.
"Anak anak nanti ibu akan membagikan hasil nya hari senin, tapi ibu sudah memeriksa jawaban dari Naya dan hasilnya benar 48 dari 50 soal," ucap bu Fani yang mengakhiri pelajarannya.
Penjelasan bu Fani sontak membuat seisi kelas gaduh juga tak percaya dengan kejeniusan anak baru itu."Hwaaa selamat ya Nay, lo pasti bakalan kepilih buat olimpiade," teriak Nura yang hampir saja membuat telinga Naya robek.
"Gue gak nyangka lo pinter juga," ucap Sinta yang duduk di bangku depan Nura.
"Iya padahal lo keliatan cupu," ucap Fini yang langsung mendapat sikutan dari Sinta.
"Sya lo kayaknya punya saingan baru deh selain El," ucap Ranti yang hanya mendapatkan balasan senyum meremehkan dari Lisya yang ditujukan pada Naya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion's [COMPLETED]
Teen FictionDia seperti Dandelion... Terlihat rapuh namun tak rampuh Terlihat sederhana namun istimewa. Jangan menghampirinya! Karena dia akan terbang ketika mendengar derap langkah yang kencang juga sedikit siulan angin. Cukup kagumi dari kejauhan! Itulah cara...