Pesan Misterius

1.3K 89 4
                                    


Langit adalah pemandangan paling indah. Asal melihatnya bersamamu:)


"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsallam, bunda?" Naya menyalami bunda. Dia tidak menyangka bunda nya Raka akan menjenguknya.

"Kakak bidadali," panggil Lia dengan senyum yang menampilkan deretan gigi susu nya yang baru tumbuh.

"Eh ada Lia juga," Naya mengelus puncak rambut Lia.

"Gimana masih sakit?" tanya bunda

"Masih sedikit pusing," jawab Naya.

"Oh ya. Nih bunda bawa kue. Siapa tau kamu suka," bunda membuka kue buatannya yang khusus dibuat untuk Naya. Calon menantu nya.

Naya mengambil kue itu dan mencicipinya.

"Wah kuenya enak sekali bun. Naya suka. Terima kasih bunda,"

"Sama-sama,"

Naya mengambil selembar surat yang sudah dilipat dari dalam tas nya.

"Bunda,"

"Iya sayang?"

Naya memberikan surat itu pada bunda.

"Ini apa?" tanya bunda penasaran.

"Bunda mau janji sama Naya?"

Bunda mengangguk.

"Ini adalah surat untuk Raka. Naya minta tolong sama bunda untuk kasih ini ke Raka,"

"Loh kamu kan bisa kasih langsung ke Raka," Bunda dibuat bingung dengan permintaan Naya.

"Tapi kasih ini kalo Naya sudah tidak ada,"

"Eh kamu gak boleh bicara kayak gitu. Gak baik ah,"

"Naya cuma___"

"Gimana seneng gak camer datang jenguk?" tanya Raka tiba-tiba dari ambang pintu.

"Senang sekali. Terima kasih Raka,"

"Oh ya bun, Raka mau ajak Naya jalan-jalan dulu di taman rumah sakit,"

"Tak mau. Naya mau disini aja sama bunda, sama Lia juga," Naya menjulurkan lidahnya pada Raka.

"Iya mending disini aja sama Lia," timpal Lia membela Naya.

"Bun liat coba. Masa calon menantu bunda kayak gitu," adu Raka pada bunda.

Bunda tertawa melihat mereka berdua. Dengan hadirnya Naya, Raka tidak semurung dan sedingin dulu. Bunda sangat bersyukur dengan kehadiran Naya yang bisa merubah anaknya.

"Naya pasti mumet di sini terus. Mending cari udara segar. Bunda juga sekarang harus pulang. Maaf gak bisa lama-lama,"

"Yah bunda," Naya menghela napas. Padahal dia sangat senang dengan kehadiran bunda.

Raka menjulurkan lidahnya sebagai pembalasan pada Naya. Naya pun cemberut melihat tingkah Raka yang kegirangan.

"Cepat sembuh ya sayang," bunda mengecup kening Naya. Naya baru merasakan hangatnya kecupan seorang ibu. Beginikah rasanya?

Dandelion's [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang