Kamu penghipnotis hebat
Jadi, jangan menatapku
Aku takut tak bisa berpaling-Deandra Kanaya Dwiputri
Naya menyusuri koridor kelas yang bertuliskan XI MIPA 1.Duuk
Tiba-tiba seorang cowok membuka pintu dari dalam kelas, yang sialnya pintu itu tepat mengenai jidat Naya.
"Aaw," ringis Naya sembari mengelus jidatnya, kemudian Naya menatap sang pelaku dan Raka again?
Sedetik kemudian Naya menundukkan wajahnya sambil menggigit bibir bawahnya dia berlari tergesa Tanpa mengucap satu katapun, alasan nya sudah pasti Naya sangat takut akan tatapannya.
Yang ditinggalkan hanya menaikkan sebelah alis nya sambil menatap punggung gadis mungil berkacamata itu, dia hanya menahan tawanya melihat tingkah gadis itu.
"Raka."
"Raka."
"Raka Azkan!"
"Paan sih!" sentak nya sambil berbalik badan, dan ternyata itu adalah Ibu Sri guru sejarah yang mengajar di pelajaran pertama kelasnya.
"Eh maaf bu," ucap Raka.
"Kamu lagi ngapain? Ayo masuk," titah ibu Sri.
...
"Kenapa Naya bisa bertemu dia lagi sih?" karena terus bergerutu akan kesialannya, Naya tidak memerhatikan langkahnya dan akhirnya dia tersandung.
"Lo gak papa?" tanya pria yang menggunakan jaket boomber hitam sembari mengulurkan tangan nya.
"Tidak," jawab Naya sambil beranjak bangun dan merapikan seragamnya tanpa menerima uluran tangan pria itu.
Pria itu terus memerhatikan Naya. Seragamnya berbeda dan pasti dia anak baru.
"Anak baru ya?" tanya nya.Naya menganggukkan kepalanya tanpa menjawab.
"Kelas apa?" tanya pria itu.
"XI MIPA 4."
"Yuk barengan, kelas gue sebelahan sama kelas lo," tawarnya.
Setelah mereka berada di ambang pintu bertuliskan XI MIPA 4, Naya berniat mengetuk pintu itu tapi kalimat yang di ucapkan pria itu menghentikan niatnya.
"Gue Devin Aldinandra panggil aja Devin, gue kelas XI MIPA 3," ucapnya tiba-tiba. Setelah itu dia meninggalkan Naya yang keheranan dengan tingkahnya. Tapi Naya tidak memperdulikan itu.
Hening...
Suasana kelas yang tadinya ramai mendadak hening saat Naya memasuki kelas."Deandra ya? Ayo sini perkenalkan diri kamu," perintah Ibu Fani selaku wali kelas Naya. Sebelumnya bu Fani sudah diberitahu oleh pihak sekolah bahwa akan ada anak baru bernama Deandra yang mendapat beasiswa.
"Deandra Kanaya Dwiputri panggil saja Naya, pindahan dari SMA 15 BANDUNG." gugup! ya itu yang dirasakan Naya ketika memperkenalkan diri juga saat melihat tatapan sinis dari beberapa siswi.
"Hai Nayaaa," sapa Fandi yang duduk paling depan.
"Kalo di panggil sayang boleh gak?" tanya cowok berkulit hitam manis yang duduk di belakang Fandi. Dia Graha.
"Nay duduk disini aja," ucap Zyan yang duduk bersebelahan dengan Graha. Dia langsung mendapat toyoran dari Graha. Ucapan Zyan barusan secara tidak langsung mengusir Graha dari tempat duduknya.
"Sudah! Sudah! Naya Kamu duduk di bangku belakang dengan Nura," bu Fani menunjuk meja paling ujung yang memperlihatkan satu gadis dengan bagku kosongnya. Naya menghampirinya dan duduk di sebelah Nura.
Bel yang menandakan pelajaran telah berakhir pun berbunyi. Di kelas kini hanya ada Naya dan teman sebangku nya.
"Lo anak yang dapet beasiswa itu kan? Kenalin gue Nuranisa Safira panggil aja Nura. Oh ya lo lulus ke sekolah ini dengan NEM berapa? Kalo gue 30 pas banget sama standar NEM disini." ucap gadis itu tanpa helaan nafas, Naya kira gadis disebelahnya ini pendiam ternyata dugaannya salah.
"38." jawab Naya dengan senyum simpulnya.
"WHAT? Serius lo?" tanya Nura kaget yang hanya mendapat balasan senyum dari Naya.
Saat Naya akan memasukkan buku nya ke dalam tas, tiba-tiba dia melihat Raka berjalan dengan dua pria di samping kanan dan kirinya dari jendela kaca kelas.
Tanpa sadar Naya segera bersembunyi di bawah meja, lalu beranjak untuk memastikan bahwa pria itu sudah menghilang.
"Nay?" Tanya Nura yang berhasil membuat Naya kaget, sampai-sampai kaki Naya terbentur meja.
"Aduh!"
"Eh lo gak papa Nay? Lo ngapain sih?" tanya Nura yang heran melihat tingkah teman barunya.
"Emm itu a..ada tikus," Naya asal menjawab saja dan tikus adalah pilihan yang muncul.
"Hah?"
"I..iya tikus,"
"Mana ada tikus disini, ngaco deh, yuk pulang."
***
Holla-holla guys...
Hwaaa girl coba cek di bawah meja kalian jangan jangan ada tikus juga😱😂 atau jangan jangan ada dia ups🙊
Segitu takutnya ya Nay lihat tatapan Raka?😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion's [COMPLETED]
Teen FictionDia seperti Dandelion... Terlihat rapuh namun tak rampuh Terlihat sederhana namun istimewa. Jangan menghampirinya! Karena dia akan terbang ketika mendengar derap langkah yang kencang juga sedikit siulan angin. Cukup kagumi dari kejauhan! Itulah cara...