Ada yang lebih menyakitkan dari kepergian tanpa kepulangan?
-Raka Azkan A
...
Matanya menjuru ke setiap sisi. Raka mencari siapa yang sudah mengirim pesan padanya.
Raka Azkan : TUNJUKIN BATANG HIDUNG LO!
085793×××××× : Arah selatan.
Arah selatan. Itu berarti belakang rumah sakit.
Raka pun pergi ke arah itu dengan setengah berlari.
Kosong. Tidak ada siapapun setelah Raka menginjakkan kakinya di belakang rumah sakit.
Bugh!!
Pria yang menggunakan masker hitam itu memukul kepala Raka hingga Raka tak sadarkan diri. Pria itu pun membawa tubuh Raka dan memasukkannya ke dalam mobil.
"Raka!" teriak Naya perlahan. Hampir tidak terdengar.
Naya mengikuti Raka setelah melihat perubahan ekspresi Raka ketika dia melihat layar ponselnya. Naya khawatir ada sesuatu hal yang Raka sembunyikan. Dan benar saja dugaan Naya.
Naya sangat ketakutan melihat kejadian yang baru saja ditontonnya. Dia takut terjadi sesuatu pada Raka.
Naya pun memutuskan untuk mengikuti mobil tadi menggunakan taxi.
"Kiri! kiri! Mang ikutin mobil itu ya," pinta Naya pada supir taxi yang kebetulan lewat. Untungnya Naya tidak menunggu lama.
Naya sangat gelisah. Apalagi keadaanya belum membaik. Namun dia mengingat lagi bagaimana perjuangan Raka menyelamatkannya. Naya pun bisa melakukan hal yang sama.
"Belok kiri neng?" supir taxi memastikan. Pasalnya dia tahu itu adalah daerah yang berbahaya.
Naya mengangguk.
Naya memutar ingatannya kembali. Jalan ini seperti tidak asing. Tunggu! Ini kan jalan yang sama saat dirinya di culik.
"Ya Allah. Tolong jaga Raka. Selamatkan dia," Naya mengatupkan kedua tangannya. Dalam hatinya tak henti-henti dia berdoa akan keselamatan Raka.
"Maaf neng. Saya cuma bisa nganter sampai sini," supir taxi itu sudah menghentikan mobilnya.
"Yasudah mang, terima kasih," Naya keluar dari mobil itu dan membayar uang kepada supir taxi. Sebenarnya Naya tidak punya uang. Tapi Raka memberikan Naya uang. Dia bilang untuk jaga-jaga siapa tahu Naya ingin membeli sesuatu atau makanan di sekitar rumah sakit.
Mata Naya menyusuri jalan. Mobil tadi sudah menghilang. Tapi Naya tetap berjalan menyusuri jalan.
Kaki Naya gemetar. Dia sudah berjalan sangat jauh. Saat akan beristirahat, matanya mendapatkan mobil tadi yang membawa Raka.
Naya mengendap menghampiri mobil itu dengan hati-hati. Ternyata Raka masih ada di dalam sana dengan kondisi tak sadarkan diri dan tangan yang terikat.
"Raka!"
"Raka!" panggil Naya perlahan seraya mengetuk-ngetuk kaca mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion's [COMPLETED]
Fiksi RemajaDia seperti Dandelion... Terlihat rapuh namun tak rampuh Terlihat sederhana namun istimewa. Jangan menghampirinya! Karena dia akan terbang ketika mendengar derap langkah yang kencang juga sedikit siulan angin. Cukup kagumi dari kejauhan! Itulah cara...