Pasar Malam

2.1K 132 1
                                    

"Aromanis itu pahit kalo dibandingin sama senyuman lo."


   Naya mengulas senyumnya dan melihat dirinya di cermin. Ada yang berbeda, hari ini dia memakai dress berwarna krem yang panjangnya tiga perempat dengan lengan yang tidak terlalu pendek. Baju ini adalah hadiah ulang tahun dari bude di usia Naya yang ke 16. Ia menggerai rambutnya yang berwarna kecoklatan itu, tak lupa kacamata bulat yang setia menemaninya.

Jam menunjukkan pukul 08:00 dan malam ini Naya akan pergi ke pasar malam dengan Raka, Farel dan Gian juga Nura, Sinta dan Fini. Untung saja malam ini mama Tia dan Tasya tidak ada di rumah, jadi Naya bisa pergi tanpa mendengar ocehan dari keduanya.

Mobil merah milik Raka baru saja berhenti di depan gerbang yang menjulang sangat tinggi. Terlihat Raka keluar dari mobil itu dengan menggunakan celana jeans hitam serta jaket berwarna hijau tua yang terkesan sangat simple dan style, dan diikuti oleh Farel dan Gian.

"Lo gak salah? Ini rumah nya Naya?" tanya Farel dengan mata yang tak berhenti memandangi bangunan besar dan indah serta halaman luas yang berada di depannya.

"Udah baik, kaya, dan cantik tinggal sedikit di rombak aja sih," komentar Gian. Sama seperti Farel, Gian pun berdecak kagum melihat pemandangan yang ada di depannya.

"Bangunan kali ah di rombak!" timpal Farel. Ucapan Gian ada-ada saja.

"Kalo Naya jadi pacar gue cocok gak ya Ka?" tanya Gian pada Raka yang dari tadi tidak meninbrung pembicaraan mereka.

"Ka," senggol Gian karena Raka tidak menyahut.

"Hah? Co..cok ko," ucap Raka spontan karena kaget dengan senggolan Gian.
Iya cocok tapi kalo sama gue. Batin Raka.

"Yakin Ka lo bilang gitu? Gak cem__" Farel menggantungkan ucapannya ketika melihat seorang gadis membuka pintu gerbang.

"Maaf nunggu lama ya?" tanya Naya sambil terus membetulkan posisi baju nya. Farel, Gian bahkan Raka tidak berkedip ketika melihat Naya yang tampil berbeda dari biasanya. Lebih cantik!

"Lo Naya kan?" tanya Gian setengah tak percaya. Mendengar pertanyaan itu Naya hanya tersenyum.

"Cantik!" gumam Raka namun terdengar cukup jelas. Hanya saja Naya dan Gian sedang mengobrol. Mereka pasti tidak mendengar.

"Barusan lo bilang apa Ka?" tanya Farel yang berada di sebelah kiri Raka.

"Gak, Yuk masuk," Raka menggerakkan wajahnya ke arah mobil, mengisyaratkan kepada Naya untuk segera naik.

"Eh tunggu! Maaf, Naya lupa memberitahu kalian, kalo Nura, Sinta, dan Fini juga akan kesana, mereka pasti akan jemput Naya juga," jelas Naya. Ia benar-benar lupa memberitahu hal ini pada Raka bahwa Naya juga menyetujui ajakan Nura dan teman-temannya.

"Mereka udah minta maaf sama lo?" tanya Gian.

"Iya, mereka ngajak Naya ke pasar malam sebagai ucapan maaf," jelas Naya.

"Sinta ikut kan? Mereka naik apa?" tanya Raka. Mendengar Raka menyebut nama Sinta, sepertinya Farel mencium bau-bau keanehan.

"Ikut, katanya Nura bawa mobil," jawab Naya.

"Chat Sinta Rel, bilang Naya berangkat sama kita," ucapan Raka itu membuat Farel melongo. Benar saja dugaan Farel! Hubungannya dengan Sinta sedang tidak baik. Bagaimana bisa Farel memberitahukan itu pada Sinta?

Dandelion's [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang