Jangan menggagalkan usaha ku termasuk untuk melupakanmu.
-Raka Azkan A
Raka melangkahkan kakinya ke dalam rumah, namun langkahnya terhenti ketika melihat wanita yang selalu menjadi peneduhnya.
"Abang dari mana? Kok pulangnya malam?" tanya bunda Arumi.
Tanpa menjawab, Raka langsung memeluk bundanya.
"Abang kenapa?" tanya bunda Arumi yang merasa heran dengan putra sulungnya tanpa melepaskan pelukannya. Ini adalah pelukan pertama kalinya setelah beberapa tahun terakhir sebelum Raka berubah menjadi sosok yang jarang bercerita dengan bundanya.
Ketika melihat bunda, kejadian yang baru saja menimpa Naya membuat dirinya sadar untuk tidak menyia-nyiakan apa yang dimiliki termasuk keluarga. Dari sini Raka menceritakan semua hal yang sudah lama ingin dia ceritakan termasuk menceritakan wanita yang dicintainya, Naya. Bunda Arumi pun dengan senang hati mendengarkan cerita putranya.Naya melangkah dengan lambat sembari menyusuri koridor. Pikirannya masih saja bergelut dengan kejadian semalam, namun ia berusaha untuk tetap tersenyum.
"Naya," sapa Devin membuat pikirannya membuyar.
"Iya?"
"Gue telepon kok nomor lo gak aktif sih? Tanya Devin sembari menyamakan langkahnya dengan Naya.
"Emm..." Naya bingung akan menjawab apa. Pasalnya Raka lah yang sudah mengganti nomor Handphone nya.
"Na..Naya ganti nomor telponnya," jawab Naya Ragu.
"Ooh."
"Oh ya lo pacarnya Raka?" tanya Devin to the point. Sejak pertama kali Devin melihat Naya, menurutnya Naya adalah gadis yang berbeda dari yang lainya. Ia ingin lebih jauh mengenal Naya, tapi karena Naya sering bersama Raka, Devin mengurungkan niatnya.
Ini juga pertanyaan yang membingungkan. Jika di jawab iya, mereka tidak berpacaran. Jika di jawab tidak, mereka sangat dekat. Membingungkan. Dan Naya hanya tersenyum malu tanpa menjawab.
"Gue gak tahu apa jawaban lo, tapi yang pasti jaga diri lo. Gue emang bukan siapa-siapa lo, tapi gue gak suka kalo lo kenapa-kenapa," jelas Devin sambil berjalan agak cepat meninggalkan Naya yang penuh tanya.
"Ehem..ehem... digodain nih ya" sindir seorang pria yang sudah berada di sampingnya sampai membuat Naya terkejut.
"Ehem..ehem... Ada masalah rumah tangga nih ya," ucap Gian di samping kiri Raka.
"Yan lihat deh itu di kepala Raka ada apa? Farel menunjuk ke kepala Raka.
"Apa?" tanya Gian sambil memperhatikan apa yang di tunjuk Farel.
"Api-api cemburu haha," mendengar itu Raka langsung menatap Farel dengan tatapan tajamnya, namun sekejap karena Farel dan Gian sudah melarikan diri sambil tertawa.
Kini tinggal dirinya dengan Naya.
"Gimana?" tanya Raka tiba-tiba.
"Apanya?" Naya selalu di buat pusing dengan pertanyaan yang keluar dari mulut Raka.
"Keadaan lo, tentang kejadian semalam?"
"Naya selalu baik-baik saja. Karena ada Raka," ucap Naya sambil tersenyum kemudian menunduk.
"Gue akan bantu supaya mama lo sembuh, tapiii...," Raka menggantungkan ucapannya.
"Apa?"
"Peluk."
"Hah?
"Peluk," ucap Raka sekali lagi. Ia tak tahan lagi melihat gadis mungil di sampingnya yang selalu terlihat tegar. Bagaimana gadis itu terlihat baik-baik saja setelah kejadian yang menimpanya. Ia ingin memberikan bahunya untuk sedikit merasakan berapa banyak beban yang sedang gadis itu pikul.
"No,"
"Gue peluk lo gak boleh. Tapi semalem lo peluk gue. Gue gak larang," ucap Raka dengan Nada menggoda.
"Iiih Raka menyebalkan. Semalem Naya gak sengaja peluk Raka karena waktu itu cuman ada Raka," elah Naya sambil memonyongkan bibirnya.
"Kalo waktu itu gak ada gue?"
"Emm.. Naya peluk apa aja yang ada," jawab Naya asal-asalan.
"Kalo adanya hantu?"
"Naya peluk jug... Iih Raka menyebalkan," Naya mempercepat langkahnya dengan senyum yang ditahan. Kenapa Raka selalu menggodanya. Menyebalkan.
Raka hanya terkekeh melihat tingkah pacarnya. Eh pacar belum sah nya.
Raka membiarkan Naya masuk ke kelas terlebih dahulu. Saat ia akan menyusul tiba-tiba ponsel yang berada di saku jaketnya berdering.Nomor tak dikenal. Kalimat itu tertera di layar ponselnya, tapi ia tak mengangkatnya dan segera memasukkan ponselnya ke saku. Tapi ponsel itu berdering lagi sampai 3 kali. Raka pun mencoba mengangkatnya tanpa mengawali pembicaraan.
"Mut?"
"Marmut?"
Mendengar suara dari sebrang telepon membuat Raka terdiam kaku. Ia ingat betul kata dan suara itu, tapi kian asing di telingaya meski suara itu sempat mengisi pendengarannya.
***Holla-holla guys...
OMG itu siapa yang nelpon bang Lakaaa😱Penasaran? Makanya ikutin terus ceritanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion's [COMPLETED]
Teen FictionDia seperti Dandelion... Terlihat rapuh namun tak rampuh Terlihat sederhana namun istimewa. Jangan menghampirinya! Karena dia akan terbang ketika mendengar derap langkah yang kencang juga sedikit siulan angin. Cukup kagumi dari kejauhan! Itulah cara...