Bidadari

1.5K 103 20
                                    


Aku baru tahu.
Ternyata bidadari juga ada di muka bumi.

-Raka Azkan A

"Astaghfirullah!" Naya mengelus dadanya kaget tatkala membuka pintu karena seseorang telah berdiri di depannya.

"Kaget baru liat pangeran setampan ini?" goda Raka.

"Ish! Raka mau apa?" tanya Naya heran, pasalnya ini masih pagi dan Naya pun masih menggunakan baju tidur.

"Gak boleh gitu kerumah pacar?"

"Masalahnya ini masih pagi,"

"Siapa bilang siang? Lo juga mau kemana udah keluar masih pake baju tidur lagi?" tanya Raka.

"Naya mau begal amang sayur!" jawaban Naya ada-ada saja dan itu berhasil membuat Raka gemas padanya.

"Raka?" panggil seorang wanita yang baru saja keluar dari balik pintu. Pakaiannya sangat stylish Siapa lagi jika bukan Tasya.

Raka menautkan kedua alisnya sambil memperhatikan Tasya.

"Gue Tasya. Yang waktu itu pernah ketemu sama lo di club. Pacarnya Alex. Lo inget kan?" Tasya mencoba memulihkan ingatan Raka.

"Oh. Iya," singkat Raka.

"Kok lo gak pernah ke club lagi sih? Masih inget Kinar gak? Dia nanyain lo terus,"

"Hm."

"Oh ya lo mau apa kesini?"

"Ngajak Naya jalan,"

"Na..Naya? Lo pacarnya?" Tanya Tasya yang seolah tak percaya pria setampan dan sekaya Raka bisa berpacaran dengan saudara tirinya yang cupu.

"Iya. Lo siapanya Naya?" Raka balik bertanya karena penasaran kenapa Naya bisa serumah dengan Tasya.

"Di...dia__"

"Tasya Ini saudaranya Naya," jawab Naya. Ia pasti tahu Tasya sangat berat untuk mengakui dirinya adalah saudara seayah.

"Kalian sudah saling kenal?" tanya Naya yang pada keduanya.

"Iya Nay,"

"Oh ya. Gue boleh izin bawa Naya jalan kan?" pintanya pada Tasya. Sebenarnya Raka lebih ke mengalihkan pembicaraan dan ingin segera menyudahi percakapan ini. Raka tidak mau Naya tahu tentang dirinya yang pernah pergi ke club. Walau tak berbuat apa-apa ia hanya tak ingin Naya berpikir buruk tentangnya.

"Raka! Naya masih banyak pekerjaan," Naya memelototi Raka. Dirinya pasti akan kena omel Tasya setelah Raka pergi.

"Oh tentu boleh," Tasya tersenyum lalu sekilas memandang Naya dengan tatapan yang tak dapat Naya artikan apa setelahnya akan terjadi.

"Tidak. Naya tidak akan pergi," tolak Naya.

"Gak papa lagi Nay. Raka udah bela-belain kan datang kesini. Siap-siap gih!" ucap Tasya. Dan akhirnya Naya pun pergi ke kamar untuk bersiap-siap.

"Santai Ka. Dia terlalu lugu. Gak bakalan ngerti apa yang barusan kita omongin," Tasya mengulas senyumnya kemudian melangkah melewati Raka. Tasya dapat membaca ada raut khawatir di wajah Raka apalagi ekspresinya yang berubah menjadi datar saat melihat Tasya.

Dandelion's [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang