Terungkap 2

1.3K 93 2
                                    


Hal yang tak bisa dikendalikan adalah amarah atas nama cinta.

-Raka Azkan A

"Bang Lakaaa. Abang kemana aja sih, Lia kangen tau," omel Lia. Dia menghampiri Raka yang baru saja turun dari tangga.

"Abang juga kangen Lia,"

Raka pun menggendong Lia. Rasanya sudah lama dirinya tidak mengajak adik kesayangannya bermain.

"Sini makan dulu," ajak bunda sambil menyiapkan sayur sup di atas meja.

"Abang semalam tidur dimana? Terus sekarang mau kemana lagi?" tanya bunda. Ya, semalaman Raka menjaga Naya di rumah sakit. Dan pagi ini dia pulang hanya untuk ganti baju dan membawa barang-barang yang dibutuhkan Naya.

"Bunda ingat Naya?"

"Naya? Ya tentu bunda ingat. Dia anaknya baik, ramah juga. Memangnya kenapa?" ucap bunda sambil memberikan nasi ke piring Raka.

"Dia di rawat di rumah sakit. Raka bolehkan jagain dia di rumah sakit?"

"Ya tentu boleh. Dia sakit apa? Bunda juga mau tengok dia," raut wajah bunda berubah. Dia sangat mengerti bagaimana perasaan anaknya.

"Gak parah kok bun. Bunda mau tengok kapan?" tanya Raka sambil memasukkan nasi ke mulutnya. Aah makanan bundanya memang paling enak!

"Tapi gak sekarang. Bunda lagi sibuk di butik," ucap bunda sambil membereskan piring karena sudah selesai makan.

"Itu handphone papa bun?" tanya Raka ketika mendengar ponsel yang berada di sebrang mejanya bergetar.

"Iya, bisa tolong kamu kembaliin sama papa?" papa Raka sudah makan pagi. Dan mungkin dia lupa meninggalkan ponselnya di atas meja makan.

"Oke,"

Raka berjalan menuju kamar papa. Setiap minggu pagi pasti papa nya sedang membaca koran di balkon kamarnya.

Ponsel milik papa nya kembali bergetar. Raka tidak ada niatan untuk melihat siapa pengirim pesan itu, namun layar ponsel itu menyala dan menampilkan satu nama yang Raka sudah tidak asing dengannya.

Karena penasaran, Raka membuka ruang chat papa nya dengan seseorang itu yang kebetulan tidak di kunci.

Raka dibuat kaget dengan apa yang baru saja dia baca.

"Itu handphone papa kan?" suara itu mengagetkan Raka.

Tanpa berkata apapun Raka langsung memberikan ponsel itu kepada papa nya. Setelah itu dia pergi dengan tergesa. Dia akan menemui orang itu dan memintai penjelasan.

Tapi entah kenapa pikirannya melayang pada Naya. Akhirnya dia memutuskan untuk menemui Naya terlebih dahulu.

***

Naya masih lelap tertidur. Dia mematuhi apa yang diperintahkan dokter untuk banyak beristirahat.

Seseoang bertopi hitam itu beberapa kali melirik Naya dari jendela. Tangannya memegang handle pintu. Terbuka. Dia pun langsung masuk dengan langkah yang mengendap.

Dia mendekati selang infus. Lalu mengeluarkan suntikan berisi cairan dari saku nya. Saat akan melancarkan aksinya___

"Siapa kamu?" tanya Naya setelah membuka matanya.

Dandelion's [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang