Gadis Cantik

787 131 27
                                    

"Awww... bangsat!!" Pekik Keano saat sebuah bantal melayang tepat mengenai bagian belakang kepalanya. Barang yang sedang ia susun rapi di kopernyapun berantakan.

Terdengar suara gelak tawa yang menyebalkan baginya disertai kemunculan sesosok pria berambut cepak yang sudah hampir enam bulan ini tidak ditemuinya.

"Dasar grumpy old man." Ejek orang itu. Mereka saling ber-high v.

"Sialan lo." Balas Keano. "Kapan nyampe?"

"Udah lama, sekitar dua minggu yang lalu." Jawab orang itu.

"What?! dua minggu yang lalu dan baru sekarang elo dateng kerumah gue?" seru Keano sambil menggelengkan kepalanya dengan wajah yang dibuat kesal.

"Nggak usah lebay, bangsat." Canda orang itu, ia menghempaskan tubuhnya diranjang Keano yang tampak rapi.

"Eh, mau kemana lo? Kok udah packing aja?"

"Gue mau ke Bandung. Ada kerjaan di sana. Sekalian mau ngunjungin gebetan." Jawab Keano, menutup kopernya.

"Hah? Serius nih? Gue jauh-jauh dari Australia nengokin elo, dan elo malah mau pergi ninggalin gue? Sumpah. Nggak ngerti lagi gue. Elo tuh sahabat macam apa sih?"

"Nggak usah melow drama deh, najis gue dengarnya." Keano berjalan keluar dari kamarnya, menuju dapur. Orang itu menyusul dari belakang.

"Siapa suruh elo pulang nggak ngabarin gue?" Keano menuang air kedalam gelas dan meminumnya.

"Kan aku mau kasih kejutan buat kamu, sayang."

"Uhuuukk.. uhuuukkk...!!" Keano tersedak mendengarnya. Sementara orang itu justru tertawa terbahak-bahak. Benar-benar sahabat yang baik, selalu menertawakan saat temannya kesusahan.

"Gue siram ya kalo elo ngomong gitu lagi." Ancam Keano sambil mengangkat gelasnya tinggi-tinggi.

"Grumpy old man." Cibirnya.

"Ya elo selalu bikin jijik. Elo nyadar nggak sih, kenapa sampai sekarang kita jomblo?" Tanya Keano. Orang itu menggeleng.

"Ya karena cewek-cewek ngira kita pasangan homo. Gara-gara kelakuan lo itu. Sialan." Makinya. Orang itu kembali tertawa.

"Elo tuh yang jomblo. Gue sih nggak. Gue sempet pacaran sama Crawelia." Kilahnya.

"Ya, tapi akhirnya diputusin kan karena dia enek sama kelakuan lo. Gue bersyukur cewek itu nyadar lebih cepat."

"Bangke."

"By the way, rencananya berapa lama lo liburan di Jakarta? Ke Bali yuk, Verlita buka caffe di sana. Mumpung lo di Jakarta nih. Atur waktulah kumpul sama geng ular."

"Tiga bulan, gue lagi ada kerjaan di sini. Tapi jangan bulan juli ya. Sepupu gue nikah. Biasalah, pesta nggak seru tanpa ada cowok ganteng macam Rama." Orang itu menaikkan kerah bajunya dengan gaya tengil khas Rama. Ya, orang itu Rama.

"Hai, Kak Ram. Kapan sampai di Indonesia? Udah lama nih nggak main kemari." Sapa Kiana, adik perempuan Keano satu-satunya.

"Hai, Kia. Udah dua mingguanlah. Ini Kak Rama nengokin kamu. Tuh, ada oleh-oleh di meja ruang tengah, buat adik Kak Rama yang paling cantik." Jawab Rama.

Keano memutar bola matanya malas. Dasar Rama, bahkan ia sok manis di depan Kiana. Playboy cap tutup botol.

Kiana itu adik bungsu Keano, baru kelas dua SMA. Sejak kecil Kia begitu mengidolakan Rama yang menurut dia adalah tipe kakak idaman. Baik hati dan penuh kasih sayang, beda dengan kakak kandungnya sendiri. Keano. Cuek, suka memerintah, suka mengomel dan malas.

FIL ROUGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang