"Apaan? Honey moon?" tanya Shasa dengan wajah hebohnya.
"Iyalah, masa hampir setahun nikah mereka belum honey moon juga. Parah sih si Kenan ini." Sahut Dian.
"Demi apa?" Mata Shasa semakin membelalak lebar.
"Woi...biasa aja, Sha muka lo." Ujar Citra, meraup wajah Shasa.
"Ya abisnya. Sesibuk apa sih, Ning suami lo itu?" Ujar Shasa gemas sendiri.
Anin hanya tersenyum menanggapi kehebohan Shasa. Memang sih selama ini mereka belum pernah Honey moon. Dan menurut Anin juga tidak terlalu perlu. Mengingat pekerjaan Kenan yang tidak ada jeda sama sekali. Dan awal hubungan mereka yang terasa hambar.
"Nggak apa-apalah, Mbak. Menurut aku ndak penting-penting amat kok bulan madu itu." Jawab Anin, kalem.
Shasa langsung melotot mendengar jawaban santai Anin.
"Lho, nggak bisa gitu dong, Ning. Ini tuh penting banget buat kelangsungan romantika rumah tangga kalian. Contohlah Dian..."
Dian yang sedang sibuk mengurusi Javier otomatis langsung memotong obrolan.
"Lho, kenapa jadi bawa-bawa gue?" Protes Dian, menurunkan Javier dari kursi. Ia membawa seteko jus jeruk ke tempat teman-temannya berkumpul.
"Iyalah, kan kalian senasib. Menikah karena di jodohin. Kasih tips dong, Di ke Anin gimana ngejalanin rumah tangga biar happy, sampe muncul dua jagoan lo itu." Sahut Citra sambil menunjuk Kenzie dan Javier.
Dian menghela napas, "Pernikahan gue simpel sih. Jalanin aja, nggak usah ribet sama kesepakatan ini-itu. Intinya saling menghormati dan menerima satu sama lain. Lo bisa menerima kekurangan dan kelebihan dia kalau ada. Setiap ada masalah diomongin baik-baik, cari solusi sama-sama. Banyakin quality time berdua, karena kan pada dasarnya banyak yang kita nggak tahu tentang pasangan kita." Jelas Dian, menyeruput teh jahenya. "Udahin aja kesepakatan aneh lo sama Kenan."
"Emang ada kesepakatan apa sih ?" tanya Shasa penasaran. Ia menatap Anin dan Dian bergantian.
"Sha...udah deh, ada bagusnya lo nggak kebanyakan kepo. Mending nih ya, lo bantuin gue motong puding." Citra menarik Shasa ke dapur Dian.
Dian menatap Anin sambil memiringkan kepalanya, "Gue udah siapin semua buat bulan madu kalian berdua. Lo tinggal bawa barang-barang lo dan beres semua."
"Tapi, Mbak. Mas Kenan kan belum tentu bisa."
Dian mengibaskan tangannya dengan santai.
"Udah tenang aja, nggak akan bisa banyak alasan dia nanti." Jawab Dian dengan senyum jahilnya.
********
"Bulan madu ?" tanya Kenan, lebih terdengar seperti gumaman.
"Iya, kamu udah hampir setahun nikah sama Ning, masa nggak pernah bulan madu. Luangin sedikit waktu kamu buat istrimu dong. Jangan ngurusin kerjaan terus. Lagian perusahaan kamu juga nggak akan bangkrut kalau cuma kamu tinggal seminggu doang." Jawab Nastiti. Wanita anggun berciri khas sanggul kecil itu sengaja menyuruh Kenan untuk mengunjunginya selepas pulang kerja untuk membahas ini.
"Ya bukan begitu juga, Bu. Tempo hari emang Ken lagi sibuk aja. Selepas nikah proyek-proyek besar mulai berdatangan. Waktu saya habis di sana." Kilah Kenan.
"Nah, berarti sekarang udah ada waktu luang kan? Ibu sama Dian udah siapin semuanya. Pokoknya nggak ada protes. Ibu ndak mau dengar alasan-alasan kamu lagi." Putus sang Ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIL ROUGE
RomanceAnindya Ningrum, gadis berjiwa bebas dan penuh mimpi, sama sekali tidak menduga bahwa kehidupannya telah di atur sedemikian rupa. Dengan siapa dia akan menikah ? bagaimana ia harus bersikap ? Anin tidak pernah tahu, bahwa sejak kecil sang kakek tela...