Anin duduk termenung, besok acara siraman dan malam midodareni. Tapi, gadis itu malah bersitegang dengan sang ibu karena masalah Sofia. Sang ibu masih berkeras hati. Anin pun sudah tidak tahu lagi harus bagaimana menghadapi ibunya.
Tok..tok..tok..
Pintu kamar Anin diketuk dari luar. Gadis itu masih enggan untuk beranjak. Matanya masih menatap lurus kearah jendela kamarnya yang menampilkan pemandangan taman belakang rumahnya.
"Ning, boleh bapak duduk?" pinta Handoyo.
Anin mendongak, bapaknya berdiri dengan tangan kanan dimasukkan kedalam saku. Beliau masih mengenakan baju kantornya tadi pagi. Sepertinya baru pulang kerja.
"Bapak baru pulang?"
Handoyo mengangguk. Pria yang akrab disapa Han itu duduk disebelah puteri keduanya. Anin menatap sekilas sosok ayahnya yang masih terlihat tampan dan gagah di usianya yang menginjak lima puluh tahunan.
"Ning, bapak minta maaf." Ujar Han.
"Maaf untuk apa, Pak?" tanya Anin bingung. Han mengusap kepala puterinya penuh kasih sayang.
"Maaf, karena kesalah pahaman ibumu, hubungan persahabatan kamu dan Sofia terganggu. Bapak tahu Sofia anak yang baik, mungkin ibumu hanya masih belum menerima kenyataan dan masih terus menyalahkan Henindar." Jelas Han.
"Waktu itu Henindar datang ke kantor bapak untuk yang pertama kalinya setelah puluhan tahun kami putus hubungan. Dia datang dengan wajah sembab dan tubuh penuh luka. Memang dulu bapak dan Heni putus dengan cara yang tidak baik. Hanya saja ketika melihat kondisinya yang seperti itu bapak tidak tega." Han menghentikan ceritanya, menghela napas sesaat sebelum melanjutkan lagi kisah kesalah pahaman keluarganya pada Henindar.
"Ketika dalam keadaan sekacau dan sekalut itu Heni mendatangi bapak. Ia hanya butuh teman cerita. Mana mungkin bapak mengusirnya. Heni hanya meminta dicarikan pengacara untuk mengurus proses perceraiannya. Ketika dia mau pamit, dia memeluk bapak sebagai ucapan terima kasih dan disitulah kesalah pahaman itu terjadi. Ibumu datang dan melihat Heni memeluk bapak. Ibu marah dan berpikir Heni mau menggoda bapak."
Anin paham sekarang. Inilah kejadian sesungguhnya yang membuat ibunya salah paham sampai sejauh ini. Mendengar cerita dari dua sisi jauh lebih baik dibandingkan hanya mendengar dari satu sisi saja.
"Ning lega, pak. Ternyata ibunya Sofia nggak berniat merebut bapak. Waktu dengar cerita ibu aku sempat bingung. Bagaimana cara menyingkapi masalah ini. Aku sayang sama Sofia seperti kakakku sendiri." Anin tersenyum menatap ayahnya. Ada lega yang luar biasa dalam rongga dadanya.
"Mungkin butuh waktu lama bagi ibumu untuk memaafkan Heni. Meski pada kenyataannya Heni tidak punya salah apapun. Tetap saja dalam benak ibumu semua yang ia lihat itulah kenyataannya. Bilang sama Sofia supaya sabar menghadapi perlakuan ibumu. Bapak tahu banyak hal buruk yang didengar oleh ibumu diluaran sana tentang Sofia. Tapi, saat bertemu dan melihat langsung Sofia, bapak yakin anak itu gadis yang baik terlepas seperti apa masa lalunya." Han menepuk punggung Anin.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIL ROUGE
RomanceAnindya Ningrum, gadis berjiwa bebas dan penuh mimpi, sama sekali tidak menduga bahwa kehidupannya telah di atur sedemikian rupa. Dengan siapa dia akan menikah ? bagaimana ia harus bersikap ? Anin tidak pernah tahu, bahwa sejak kecil sang kakek tela...