14

452 78 11
                                    

Untuk update kali ini, aku sarankan yang di bawah umur 18, sebaiknya jangan buka part ini. Ada bahasa dan adegan yang kurang menyenangkan bakalan kamu temui di part kali ini. Terima kasih.

.
.
.

Edgar

Sudah kesepuluh kalinya hari ini Althea tidak mengangkat panggilan dari gue. Dan sudah beberapa hari terakhir kami bersitegang karena kejadian beberapa waktu lalu saat gue dan dia tidak sengaja bertemu di sebuah acara pembukaan museum milik kenalan Anneke.

Althea langsung pergi ketika melihat gue bersama Anneke. Ini memang salah gue karena membohongi Althea. Gue bilang gue sibuk dengan kerjaan gue, jelas Althea marah karena gue ketahuan berbohong.

Lagi pula siapa juga yang suka dibohongi?

Menghela nafas lalu mencoba mengendurkan dasi yang melilit kerah kemeja gue sambil menyandarkan diri ke kursi yang sedang gue duduki. Pikiran gue melayang ke kejadian beberapa hari lalu.

Ada satu alasan sebenarnya kenapa gue terpaksa berbohong pada Althea.

Pertama, gue sudah terlanjur janji pada Anneke dan menerima permintaan untuk menemani dia ke suatu acara. Which is acara yang dia datangi dan Althea datangi itu adalah acara yang sama.

Kedua, gue gak mau nyakitin perasaan Althea. Dan berakhir malah karena kebodohan gue menyakiti perempuan yang sudah menjadi tunangan gue itu.

Bukannya mau menutupi hubungan gue dengan Anneke. Melainkan gue sendiri bingung harus menjelaskan seperti apa perihal kedekatan gue dan Anneke dan bagaimana gue bisa mengenal Anneke pada Althea.

Gak bakalan mungkin kan gue dengan seenaknya menjelaskan gue dulu satu kampus saat kita masih tinggal di London dan punya rasa sama Anneke. Ngaco yang ada gue. Althea juga pasti akan berpikiran dan menilai gue yang tidak-tidak.

Dan mengenai hubungan gue dan Althea sekarang, jujur, gue sendiri merasa tidak nyaman dengan adanya perang dingin di antara kita ini. Gue tidak terbiasa didiamkan Althea seperti ini.

Meskipun kami jarang menghubungi satu sama lain, tapi setelah 6 bulan menjalin hubungan dengan dia, gue merasa ada yang kosong. Biasanya gue akan menerima pesan yang berisikan kalimat penyemangat yang dikirimkan Althea setiap pagi atau ucapan selamat tidur dan agar gue selalu menjaga kesehatan gue saat malam hari menjelang tidur.

Tapi tidak ada untuk beberapa hari terakhir.

Teringat ucapan Landry beberapa waktu yang mengatakan bahwa jika Althea tetap bergeming, gue yang seharusnya berinisiatif mendekat padanya terlebih dahulu. Mendengar penjelasan Landry sebelumnya bahwa Althea itu selama berhubungan dengan dia, jarang sekali marah.

Menghadapi situasi yang seperti gue saat ini, baru kali pertama juga bagi Landry. Karena saat bersamanya dulu, mereka lebih senang langsung membicarakan masalah yang ada dan menyelesaikan hari itu juga. Berbeda dengan gue.

Tanpa pikir panjang gue mengambil jas. Gue harus menyelesaikan perkara gue dengan Althea sekarang, tidak bisa dinanti-nanti lagi. Sambil mengeluarkan ponsel, gue mencoba menghubungi supir gue. Tumben tidak seperti biasanya supir gue itu selalu mengangkat panggilan gue secepat kilat, kok kali ini lama sekali?

Di Antara KalianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang