23

443 80 28
                                    

Landry

Berita mengenai kandasnya hubungan Evelyn dan Edgar menyebar begitu cepat. Tidak lama setelah mereka memutuskan mengakhiri hubungan, suasana di sekitar kami mendadak gempar. Terutama di perusahaan tempat Edgar bekerja.

Bagaimana tidak? Hubungan antar anak kedua konglomerat yang berakhir secara mendadak tanpa tahu alasan yang jelas, sudah pasti menjadi buah bibir dikalangan karyawan perusahaan. Bos mereka yang biasanya terlihat cakap dalam pekerjaan dan berkharisma mendadak berubah drastis.

Ada saja tiap harinya gosip yang gue dengar dari perusahaan itu. Apa lagi perilaku Edgar yang berubah sangat drastis dari biasanya. Yang biasanya terlihat rapi dan tegas dalam pekerjaan, mendadak berubah jadi messy. Pastilah karyawan terkejut dengan perubahan yang mendadak itu.

Butuh waktu beberapa lama untuk menenangkan kembali keadaan seperti sedia kala. Dan itu juga bukan sesuatu yang bisa dibilang mudah.

Tidak berbeda jauh keadaannya seperti di rumah. Suasana di rumah yang gue rasakan sekarang sangat berbeda dari sebelumnya. Dulu, gue pulang ke rumah, suasana rumah tetap terasa hangatnya. Nyokap yang meskipun tidak setiap saat ada, tapi beliau sebisa mungkin menyambut kepulangan gue.

Bokap juga sekarang semakin sering mengurung diri di ruang kerjanya. Jarang bergabung dengan keluarganya sendiri, kecuali di meja makan. Dan itu pun bisa dihitung dengan jari. Atau kalau bokap ada bergabung, Edgar yang tidak terlihat sama sekali. Begitu juga sebaliknya. Mereka saling menghindari satu sama lain.

Berita berakhirnya hubungan antara Althea dan Edgar sontak membuat rumah gegar. Ditambah kehamilan perempuan bernama Anneke itu membuat keluarga sangat kecewa dan menyayangkan tindakan Edgar.

Yang terlihat selalu tenang saja akhirnya meluapkan emosinya. Saat Edgar menceritakan masalahnya kepada keluarga, bokap yang biasanya bisa mengontrol emosi, baru kali pertama gue melihat emosi bokap yang meluap seperti malam itu. Tanpa sadar beliau menampar Edgar di depan kami semua. Kalau bukan karena nyokap dan gue yang menahan bokap dan Edgar agar tidak terjadi perpecahan yang lebih besar lagi, bokap mungkin akan memukuli Edgar sampai tumbang.

Karena hal itulah hubungan keduanya memburuk. Bahkan bokap berencana mengubah kembali posisi yang dipegang Edgar di perusahaan. Beliau bilang, Edgar tidak becus mengurus masalah hidupnya sendiri bagaimana dia mau mengurus perusahaan dan group. Kalau bokap sudah mengambil sikap, tidak ada yang bisa melarang beliau. Termasuk nyokap.

Bak jatuh tertimpa tangga. Mungkin peribahasa itu yang bisa menggambarkan kehidupan Edgar sekarang. Sudah jatuh karena hubungannya dengan Evelyn berakhir, belum dia harus menghadapi kelahiran calon anaknya, ditambah sekarang bokap yang ingin mengganti posisinya dengan orang lain.

Bahkan hubungan dia sama gue juga belum membaik dari awal kami bertengkar. Ya, gue memang kesal dengan kebodohan yang dibuat Edgar, tapi hati kecil gue juga merasa kasihan melihat Edgar yang dirundung masalah tiada henti.

Tapi Edgar memang harus diberi hukuman. Setidaknya dengan permasalahan yang menimpanya sekarang dia bisa lebih tegas lagi dalam mengambil sikap.

*

Gue memainkan mouse di tangan sambil menatap layar PC dengan jenuh. Dari pagi sampai jam pulang kantor begini belum ada satu pun kerjaan yang gue selesaikan. Padahal bulan ini seharusnya ada demo musik yang harus sudah selesai, tapi gue belum menyelesaikannya sama sekali.

Permasalahan di rumah membuat gue sulit berkonsentrasi pada pekerjaan gue. Untung saja kendali pekerjaan ada di tangan gue sehingga gue tidak perlu mendengarkan omelan dari orang lain.

Di Antara KalianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang