21

484 78 13
                                    

Althea

Aku menyadari ada yang ganjil di antara hubungan Landry dan Edgar. Entah kenapa aku merasakan ada aura-aura aneh yang timbul dari keduanya. Dan aku juga menyadari satu hal yang tidak biasa. Belum lama memang aku akrab dengan keduanya dan aku tahu memang Landry dan Edgar jarang berkomunikasi satu sama lain karena kesibukan keduanya.

Tapi, jika aku mengingat lagi kedekatan mereka, mereka termasuk adik kakak yang cukup dekat sebelumnya. Mereka juga jarang terlihat bertengkar satu sama lain. Jika pun ada ribut sedikit, yang aku tahu kalau tidak Landry pasti Edgar yang meminta maaf duluan. Dan hubungan mereka pun kembali seperti semula.

Akhir-akhir ini ada yang sedikit berbeda dari keduanya. Aku perhatikan mereka jarang bertegur sapa. Meskipun berpapasan atau berada di ruangan yang sama, Landry dan Edgar terlihat saling menghindari satu sama lain. Jika terpaksa berada di satu ruangan yang sama Edgar dan Landry sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

Meski kedua masih memperlakukanku dengan baik dan seperti biasanya, tapi mereka seperti melontarkan perang dingin satu sama lain. Apa yang membuat hubungan keduanya berubah menjadi canggung seperti ini?

Edgar pun ketika ditanya ada masalah apa dengan Landry, dia lebih memilih untuk tidak menjawab. Atau jika dia terpaksa menjawab dia hanya menjawab sekenanya, atau terdengar tidak yakin dengan jawabannya itu sendiri lalu mengubah topik pembicaraan ke arah lain.

Tidak berbeda jauh dengan Edgar, sikap Landry juga tidak seperti biasanya. Dia seakan-akan menghindari topik pembicaraan yang menyangkut tentang Edgar.

Sama seperti saat ini ketika dia kebetulan berkunjung ke restoranku. Hubungan kami yang sempat canggung beberapa waktu lalu kembali seperti semula. Meskipun dari diriku sendiri yang masih sesekali bersikap canggung, tapi Landry sama sekali tidak menggubris itu. Dia malah bersikap seperti biasanya, normal seperti tidak terjadi apa-apa.

Aku menemani Landry yang sibuk dengan laptop dihadapannya—ya, meskipun aku duduk di mejaku sendiri dan Landry duduk di sofa yang tak jauh dari meja kerjaku. Sesekali wajahnya memperlihatkan ekspresi kusut. Terlihat dia sedang sibuk dengan pekerjaannya. Aku tidak berani mengganggunya.

Omong-omong soal kehadiran Landry yang hampir setiap saat datang ke restoranku. Awalnya para karyawanku mengira bahwa Landry adalah Edgar. Mereka awalnya terheran-heran kenapa penampilan Edgar berbeda setiap harinya. Bahkan warna rambutnya juga berbeda-beda terus. Setelah aku jelaskan, baru mereka paham bahwa mereka membicarakan dua orang yang berbeda karena keduanya saudara kembar.

Kembali lagi ke permasalahan yang entah sedang dihadapi oleh kedua saudara kembar ini. Aku merasa memang ada yang tidak beres dengan keduanya dan aku benar-benar tidak tahan dengan sikap mereka yang saling mendiami satu sama lain seperti itu.

Jangankan Edgar dan Landry. Terkadang jika aku sedang berselisih dengan Mas Brandon mendiami satu sama lain saja tidak enak. Dan berakhir salah satu di antara kami yang meminta maaf duluan.

Karena aku tidak tahan dengan suasana seperti ini, akhirnya aku memutuskan untuk bertanya kembali pada Landry. Mengingat bertanya kepada Edgar juga sama tidak bergunanya karena laki-laki itu pasti akan mengalihkan topik pembicaraan kami atau dia memilih untuk bungkam.

Kusimpan ponsel yang sedari tadi kupegang ke atas meja. Hati-hati kuperhatikan gerak-gerik Landry. Dia terlihat lebih tenang dibandingkan sebelumnya. Inilah kesempatanku untuk bertanya kepadanya mengenai apa yang sebenarnya terjadi di antara dia dan Edgar.

"Dry," Kupanggil namanya pelan. Landry masih sibuk dengan laptop di depannya. Dia hanya mengguman menjawab panggilanku.

"Landry!" Panggilku sekali lagi. Kali ini dengan suara yang sedikit lebih keras. Landry akhirnya menoleh menatapku.

Di Antara KalianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang