07

570 101 1
                                    

Althea

Hari yang aku tunggu pun akhirnya datang. Rencananya hari ini aku dan Edgar akan pergi berkencan. Kencan pertama kami di luar campur tangan orangtua. Kami belum sempat membicarakan tujuan kami kencan hari ini.

Seperti biasa Edgar itu orang yang super sibuk. Aku pun sama orang yang sibuk, tapi tidak sesibuk dia. Kami sulit berkomunikasi satu sama lain untuk menentukan tempat kemana kami harus pergi. Sekalinya Edgar bisa menghubungiku, pasti dia hanya menghubungi sebentar dikarenakan kesibukannya yang terus mengejar Edgar.

Untung saja dua hari yang lalu akhirnya pekerjaan Edgar selesai dan kami bisa menentukan kemana kami akan pergi berkencan. Edgar bertanya padaku ada tempat yang ingin aku kunjungi atau hal lain yang ingin aku lakukan. Aku sendiri bingung ketika ditanya seperti ini. Pasalnya aku sendiri jika pergi kemana pun tempat yang aku mau, aku selalu melakukannya spontan tanpa merencanakannya terlebih dahulu. Berbeda ketika aku sedang menjalani pekerjaan, jelas direncanakan.

Akhirnya kami--lebih tepatnya aku--memutuskan untuk pergi nonton dan makan. Melakukan seperti yang kebanyakan pasangan lain lakukan. Karena kami berdua sendiri bingung mau pergi kemana dan melakukan apa. Untuk permulaan aku hanya ingin menghabiskan waktu lebih banyak bersama Edgar. Kami tidak biasanya bisa menghabiskan waktu bersama karena kesibukan kami berdua, jadi aku ingin memanfaatkan waktu sebaik mungkin.

Kububuhkan sedikit eyeshadow pada kelopak mataku. Warna coral yang memberi kesa  manis dan hangat. Hari ini aku ingin berdandan sedikit lebih manis dari biasanya. Bukan karena ingin flirting pada Edgar, hanya saja sesekali aku ingin tampil manis.

Jika menilik lagi beberapa bulan yang lalu, aku sama sekali tidak membayangkan bahwa perjodohanku akan berjalan seperti sekarang. Tentu saja awalnya aku menolak perjodohan ini. Siapa yang menolak? Kalian pikir ini jaman dahulu? Yang mau menikah karena dijodohkan orangtua. Memangnya aku ini siapa? Sitti Nurbaya?

Aku menolak mentah-mentah perjodohan antara aku dan Edgar. Karena menurutku sudah bukan jamannya kami menikah karena dijodohkan. Seperti hubungan yang dipaksakan kesannya. Kami seharusnya bisa menikah dengan seseorang yang kami cintai, yang kami pilih sendiri.

Meski pun awalnya aku bersitegang dengan keluargaku karena perkara perjodohan ini, akhirnya aku pun pasrah dan menerimanya. Dan ternyata tidak memberikan hasil yang buruk. Tunanganku ternyata memang orang yang baik. Tidak salah pilih orangtuaku.

Setelah aku rasa make up-ku sudah cukup sempurna, aku mencari baju yang akan kupakai hari ini. Apa yang harus kupakai hari ini sebaiknya?

Karena aku menginginkan sesuatu yang manis hari ini, apa sebaiknya aku memakai dress? Atau tetap berdandan seperti hari-hari biasanya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena aku menginginkan sesuatu yang manis hari ini, apa sebaiknya aku memakai dress? Atau tetap berdandan seperti hari-hari biasanya?

Lama aku memilih baju yang harus kugunakan hari ini. Aku tidak memiliki banyak dress. Hampir setiap hari aku menggunakan celana panjang. Di kantor, di rumah, pergi keluar, style-ku pasti selalu memakai celana panjang. Agak menyesal tidak membeli banyak rok atau dress untuk digunakan di saat seperti ini.

Di Antara KalianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang