1.2K 90 45
                                    

Edgar

Gue menghela nafas keluar dari ruangan bokap. Kenapa bokap memberitahukan hal semacam ini begitu mendadak?

Universe Co., perusahaan dari generasi ke generasi yang bergerak disektor teknologi, memang sedang mengembangkan bisnisnya ke luar negeri. Dan gue sebagai generasi penerus selanjutnya diperintahkan untuk mengunjungi anak perusahaan yang memang sedang berkembang di Eropa. Tepatnya di London dan Athena.

Gue memang sudah tahu salah satu tugas yang gue kerjakan mengunjungi anak cabang di negara-negara yang menjadi tempat pengembangan bisnis kami. Tapi gue tidak mengira bahwa bokap akan memerintahkan gue untuk pergi secepat ini.

Di saat gue sedang berusaha mengejar cinta Althea, gue malah ditugaskan untui pergi ke sana.

Sebenarnya bukan masalah gue pergi ke London. Toh itu juga salah satu tanggung jawab gue. Yang jadi masalahnya itu waktunya yang tidak tepat.

Apa lagi waktu keberangkatan gue dengan waktu pernikahan Althea itu berdekatan. Kesempatan gue untuk mendekati Althea itu tidak banyak.

Gue ingin mengubah isi hati Althea untuk berbalik menyukai gue lagi. Gue ingin dia membatalkan pertunangannya dengan laki-laki itu dan kembali ke pelukan gue.

Menghela nafas panjang, gue berjalan meninggalkan kantor. Bermaksud mengunjungi Althea siang ini. Meskipun hampir setiap hari gue menemui gadis itu, tapi rasa rindu gue pada Althea tidak tertahankan.

Setiap hari gue selalu merindukan perempuan itu. Gue harus melihat wajah Althea setiap harinya karena gue merasa, jika gue tidak melihat Althea minimal sehari sekali, rasanya gue bisa mati.

Meskipun Althea menolak gue, selama gue bisa melihat perempuan itu berada di sekitar gue, seakan-akan Althea itu jadi sumber cahaya bagi gue. Dia sumber energi dan oksigen yang membuat gue bertahan untuk hidup sampai sekarang.

Anggap gue lebay, tapi memang itu kenyataannya.

Selain itu juga gue bukan sekedar kangen Althea. Gue ingin memberitahukan kabar mengenai keberangkatan gue. Siapa yang tahu nantinya dia yang menahan gue untuk pergi hehehe...

Ngarep banget emang. Manusia sebrengsek gue padahal gak pantes berharap pada perempuan sebaik Althea.

Gue mengemudikan mobil gue menuju restoran Althea. Dulu rasanya melewati jalanan dari kantor menuju restoran Althea itu sangat jauh dan lama. Tapi sekarang, setelah hampir setiap hari gue melewati jalanan ini, rasanya dekat-dekat saja.

Jam makan siang hampir tiba. Rencananya gue akan mengajak Althea untuk makan di luar hari ini. Gue akan membiarkan dia memilih menu favoritnya. Yang terpenting adalah membuat perempuan yang paling gue cintai bahagia.

Dulu gue termasuk pemilih soal makanan. Apa pun harus terbaik. Sekarang, setelah mengenal perempuan cantik bernama Althea Evelyn Hadirenata, preferensi gue berubah. Dan pilihan Althea juga bukan pilihan yang buruk. Justru gue selalu menemukan rasa baru yang belum pernah gue coba sebelumnya.

Gadis itu keluar dari dalam restorannya dengan muka yang tertekuk. Ada apa gerangan membuat Althea bermuram durja?

Lalu gue tidak melihat tanda-tanda tunangannya itu muncul. Sebenarnya mood gue langsung down sih setiap kali membicarakan laki-laki pengganti gue itu. Maka dari itu gue sebisa mungkin harus merebut tempat gue lagi dari laki-laki bernama Pascal itu.

Di Antara KalianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang