H-1

1.9K 88 5
                                    

Karawang, 28 April 2019

***

Kamu itu seperti hadiah terindah yang tidak pernah aku lihat, dan sialnya aku tak pernah punya alasan untuk dapat menolakmu.

***

Semua mahasiswa pasti harus melewati masa masa sulit di ujung semester akhir mereka. Menyusun skripsi adalah masa masa paling melelahkan menyita waktu tenaga pikiran bahkan emosi. Apalagi jika kalian mendapat dosen pembimbing yang galak atau bisa dibilang sadis,  menyusun skripsi akan terasa sangat menyiksa. Seperti yang dialami Fira saat ini, ia awalnya merasa beruntung sudah sampai pada tahap ini. Sehingga ia tak perlu lagi bertemu matematika yang sangat ia benci itu.

Apalagi bertemu Bu Wati, Fira sudah sangat malas mendengar omelan guru bertubuh tambun itu. Tapi ternyata menyusun skripsi tak sepenuhnya membuat Fira lega. Hari ini ia berangkat kembali ke kampusnya ia baru saja selesai mengerjakan satu bab pertama penelitiannya. Dan hari ini ia sudah membuat janji dengan dosen pembimbingnya yaitu, Pak Usman namun para muridnya lebih suka memanggilnya Pak Us us.

Dosen sastra Arab di kampus Fira itu terkenal dengan gayanya yang nyentrik, terutama cincin batu akik yang selalu ia kenakan di hampir setiap jari tanganya. Kumis tebalnya yang rindang juga sangat mencolok jika dibandingkan dengan dosen dosen lain di kampus ini. Apalagi gaya rambutnya yang kerap ditata ala Elvis Presley, membuatnya semakin terlihat berbeda.

Fira berjalan memasuki ruang dosen, ia mengetuk pintu lalu mengucapkan salam. Fira berjalan menuju meja Pak Us us, dan dosen itu sedang sibuk menata gaya rambutnya memoleskan sangat banyak pomade. Membuat rambutnya sangat mengkilap kalau saja terkena sinar matahari pasti semua orang bisa silau.

"Asalamualaikum pak."ucap Fira.

"Oh, Fira."Pak Us mendongakan kepalanya.
"Waalaikumsalam, duduk."ucapnya dan Fira pun segera duduk di kursi yang berhadapan dengan dosen pembimbingnya itu.

"Gimana apa yang bisa bapak bantu?"tanya Pak Us sangat ramah.

"Ini pak, saya mau menanyakan mengenai skripsi yang saya buat."
"Saya sudah menyelesaikan bab pertama, dan kalau menurut bapak bab ini sudah benar saya mau malanjutkan menulis bab berikutnya pak."jelas Fira.

"Oh begitu, mana coba saya lihat."

"Ini Pak."ucap Fira sambil menyodorkan skripsi bab pertamanya itu yang sudah ia print.

Pak Us nampak dengan seksama membaca skripsi yang sudah Fira susun dengan susah payah dan jatuh bangun itu. Sesekali dahinya yang keriput ikut berkerut alisnya juga kadang menaut atau pun terangkat. Fira hanya bisa berharap harap cemas, semoga saja semua yang ia tulis sudah tepat sehingga ia tak perlu bertemu dengan apa yang dinamakan revisi.

Beberapa saat berlalu, Pak Us menutup kembali lembaran skripsi Fira dan ini adalah saatnya untuk bertanya bagaimana hasilnya.

"Gi...gimana Pak?"tanya Fira sedikit gugup, ia takut kalau saja ia harus merevisi skripsinya itu.

"Kamu harus revisi bab pertamanya."jawab Pak Us.

"Di bagian mana aja ya pak?"tanya Fira.

Pak Us kemudian membuka kembali lembaran naskah skripsi dan melingkari bagian mana saja yang perlu direvisi."Yang ini."ucapnya lalu melingkari sebuah paragraf, kemudian membuka lembar berikutnya. ini, ini, ini, ini ,dan ini juga."ucapnya terus saja memberikan tanda di setiap lembar skripsi Fira.

Fira sampai menganga melihatnya."Yah itu mah semuanya dong Pak, mana dicoret coret lagi."ujar Fira lalu cemberut.

"Loh kan tadi kamu minta pendapat saya, ya menurut saya ini semua harus direvisi."ucap Pak Us yang dengan nada bicara yang cukup meninggi.

Jodoh Pilihan AbiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang