Vitamin?

1.9K 91 6
                                    

Karawang, 15 September 2019

***
Selamat pagi, siang, sore, malam, semuanya....
Gimana apa kabar kalian, semoga sehat selalu ya, dan semoga selalu semangat buat baca cerita ini hehehe..
Jadi selamat membaca..

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bonus fotonya Afnan, anggap aja dia lagi liatin aku, eh kamu, emmmm kalian yang lagi baca maksudnya hehehe....

***


Afnan menginjak pedal rem saat mobil berwarna putih itu tepat berada di depan gerbang sebuah rumah bergaya minimalis dengan cat berwarna biru yang mendominasi di temboknya. Fira melirik ke arah suaminya itu, sedangkan Afnan menatap dengan penuh tanda tanya. Untuk apa sang Bunda menyuruh mereka untuk datang ke rumah mendadak seperti ini. Afnan penasaran,  namun juga takut dan khawatir jika saja terjadi hal buruk pada kedua orang tuanya itu. 

Sedangkan kedua pintu rumah itu masih tertutup rapat. Cahaya matahari yang mulai meredup mengiringi keduanya keluar dari mobil, dan mulai melangkah menuju pintu utama rumah tersebut. Kini keduanya sudah berdiri tepat di depan pintu, tangan kanan Afnan terangkat untuk mengetuk. Namun sedetik kemudian pria bermata sejuk itu menarik kembali tanganya. Fira tahu suaminya itu tengah merasa ragu, takut dan khawatir.

"Biar aku aja yang ketuk pintunya." ucap Fira sambil tersenyum berusaha untuk menenangkan Afnan, sedangkan pria itu hanya menjawab dengan sebuah anggukan kecil.

Bukan apa apa Afnan hanya merasa khawatir, karena terakhir kali Bundanya menelpon secara mendadak itu karena penyakit jantung ayahnya kambuh. Jadi saat ini Afnan takut, ia takut jika alasan Bundanya menelpon adalah hal sama seperti waktu itu. Saat itu Afnan baru saja kembali dari luar kota, namun ia sudah bekerja kembali tepat sehari setelah ia kembali. Bahkan ia tak sempat untuk menemui Fira. Karena sibuk Afnan bahkan mengabaikan panggilan telpon dari Bundanya. Dan setelah ia tahu alasan kenapa bundanya sangat panik sampi menelponnya berkali kali adalah karena penyakit ayahnya kambuh.  Afnan merasa sangat sedih dan bersalah karena mengabaikannya begitu saja. 

Ya Afnan memang terkadang terlalu fokus bekerja hingga melupakan orang orang di sekitarnya. Afnan segera tersadar dan kembali ke dunia nyata saat seorang wanita muncul dari balik pintu dan berseru dengan suara yang cukup keras dan memekakan telinga. Kedua mata pria itu terbelalak karena Bundanya muncul dengan wajah yang sangat sumringah dan langsung memeluk Fira. Heran tentu saja, ini semua benar benar di luar perkiraan Afnan. 

"Ah akhirnya kalian dateng juga Bunda udah nungguin dari tadi loh."ucapnya lalu melepaskan pelukannya dari Fira.

"Maaf tadi agak macet Bunda."jawab Fira.

Afnan masih menatap Bundanya itu dengan heran."Kayaknya gak ada apa apa, jadi buat apa Bunda nelpon,  bikin khawatir aja."

Bundanya yang cantik itu mendengus, mendengar ucapan bernada sebal dari putranya."Kamu tuh ya, emangnya gak boleh apa Bunda nelpon. "

Jodoh Pilihan AbiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang