Karawang, 03 Januari 2020
***
Aku bukanya marah
Bukan juga cemburu
Apalagi benci
Aku hanya takut
Takut kehilanganmu meski dalam mimpi sekalipun.***
Afnan masih terduduk di sebuah sofa dengan perasaan yang campur aduk, terlalu sulit untuk dijelaskan ataupun digambarkan oleh kata kata. Malu tentu saja, terkejut sudah pasti. Ia sedang berada dalam posisi yang ya seperti itu, lalu tiba tiba ada orang datang dan mengagetkannya. Menatap mata kedua manusia yang duduk bersamanya di ruang tamu saat ini malah membuatnya semakin salah tingkah.
Kalau saja ia bisa menghilang ingin sekali rasanya ia lenyap saat ini juga. Dan jika saja Doraemon meminjamkan pintu kemana saja padanya, Afnan ingin pergi sejauh jauhnya. Afnan masih terdiam tidak tahu harus berkata apa, bahkan untuk bernapas dan menelan ludah saja rasanya sulit. Ya Tuhan rasanya ia ingin pingsan saat ini juga.
Sesaat kemudian Fira datang dengan sebuah nampan di kedua tanganya berisi dua gelas sirup dan satu toples berisi camilan. Gadis manis itu meletakannya di atas meja, lalu duduk di samping Afnan. "Minum dulu Mi, Bi." ucapnya.
"Iya sayang. "Jawab Umi mariam lalu meminum segelas sirup segar yang disajikan putrinya itu.
Ustadz Abdurahman nampak berdehem. "Oya tadi itu kalian kalo mau begitu harus hati hati ya."
Ketahuilah saat itu juga Afnan merasa kerongkongan ya semakin menyempit.
"Iya jangan lupa kunci pintu, dan lagi masa mau begituan di ruang tamu untung yang dateng umi sama Abi coba kalo orang lain. "Tambah sang Umi.
Saat itu juga Afnan hanya bisa melongo, sudah pasti ke situ arahnya. "Umi tadi itu------ "
"Iya loh, untung yang dateng Abi sama umi coba kalo yang dateng orang lain kan bisa berabe. "Ucap sang Abi lagi.
Fira menoleh ke arah Afnan yang juga tengah sama malunya seperti dia."Udah udah kok jadi bahas itu."Ucap Fira.
"Oh iya sebenernya umi sama abi ke sini buat ngasih ini sama kalian, ini dari Bibi kamu tadi dia ke rumah tapi cuma mampir sebentar jadi umi sama abi aja yang ke sini."ucap Umi mariam sambil memberikan sebuah bungkusan yang entah apa isinya kepada Afnan.
Afnan tersenyum meski masih terasa sedikit kikuk, lalu menaruh nya diatas meja."Ya ampun kenapa repot repot begini, makasih ya abi umi."
"Ya sama sama, lagi pula umi sama Abi tadi abis ada urusan di daerah sini makanya mampir dulu."
"Oh gitu, makaksih ya umi. "Balas Fira.
"Sama sama, tapi umi mau tanya sama kamu."ucap uminya tiba tiba.
"Tanya apa mi? "Untuk pertama kalinya Fira merasa takut akan apa yang akan ditanyakan uminya itu, perasaan Fira mendadak tidak enak.
"Kamu gak ikutan program kb kan?"Tanya Umi mariam.
Fira langusng menggeleng kuat. "Enggak kok, emangnya kenapa Mi?"
"Tapi kok kamu belum hamil hamil sih, padahal umi kan udah kebelet gendong cucu dari kamu Fi."Ucapnya lalu sedikit cemberut di akhir kalimat.
Dan saat itu juga lidah Fira terasa kelu, ia tak tahu harus berkata apa.
"Gimana mau punya anak, bikinya aja belum pernah" tentu saja Fira hanya mengatakannya di dalam hati.
"Menurut abi menunda keturunan itu gak baik Fi."tambah Abi.
Fira benar benar tidak tahu bagaimana harus menjelaskan semua ini,bagaimana harus menjelaskan bahwa Afnan tak pernah mau menyentuhnya dengan alasan yang bahkan tak Fira ketahui. "Tapi Bi Fira itu cuma---------"

KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Pilihan Abi
Narrativa generaleFira, seorang gadis ceria yang terjebak diantara dua pilihan, lelaki soleh yang dipilihkan oleh sang ayah, atau sang mantan kekasih yang rela berpindah keyakinan demi dirinya. Hatinya goyah, ia bimbang dengan pilihan yang ada didepan matanya Antara...