Bulan Merah

976 53 15
                                    

Karawang, 25 Juli 2020

***

Bila aku bisa terlahir kembali, maka aku tak ingin menjadi siapapun.

Aku hanya ingin menjadi diriku yang ditakdirkan Tuhan untukmu.

***

Setelah acara penjelasan yang panjang lebar juga mengajar biru itu Fira semakin merasa bersalah dan sedih. Afnan sudah berhenti menangis dan bisa mengontrol perasaannya. Namun sebaliknya malah Fira yang terus terusan menangis. Bahkan ia sudah menghabiskan satu kotak tissu sejauh ini. Entah kenapa ia merasa sangat sedih, dan hatinya begitu sakit mendengar semua cerita Afnan.

Sedangkan Afnan, justru sekarang dia lah yang harus bekerja keras menenangkan Fira agar berhenti menangisinya. Padahal sejak tadi Afnan sudah mengatakan bahwa saat ini ia sudah merasa jauh lebih baik karena ada Fira, tapi gadis itu terus saja menangis. Meskipun perasaan takut itu masih ada namun Afnan tetap berusaha untuk mengatasi nya. Sekali lagi Afnan  mengambil selembar tissu dan mengusap air mata sang istri.

"Fi udah dong jangan nangis terus, entar kamu sakit."ucap Afnan sambil menyeka air mata Fira.

Fira hanya cemberut dengan matanya yang sudah sembab."Abisnya aku sedih, aku gak tega denger cerita kakak, sama kak Asya."

"Iya tapi udah hampir sejam kamu nangis."ucap Afnan mengusap lembut kepala Fira.

"Hiks... Iya, tapi air matanya ngalir terus."balas Fira.

"Udah ya, jangan nangis terus aku gak mau kamu sakit."Afnan menangkup wajah Fira lalu ia menarik tubuh gadis itu ke dalam pelukannya.
"Sini."ucap Afnan lalu mendekap Fira membiarkan gadis itu merasakan dadanya yang begitu nyaman.

"Aku gak papa kok, makasih ya udah mau dengerin, maaf kakak gak cerita dari awal."ucap Afnan sambil terus memeluk dan mengelus kepala Fira.

"Hm.. "Fira membalas pelukan Afnan, lalu menganggukan kepalanya.

Selama beberapa saat tak ada pembicaraan selain Fira yang terus memeluk Afnan. Menenangkan hatinya dalam hangatnya pelukan Afnan, membuat Fira merasa begitu nyaman. Apalagi Afnan juga mengusap punggungnya dengan lembut, ah rasanya Fira jadi ingin tidur.Beberapa saat berlalu Fira melonggarkan pelukannya.

"Udah dong jangan cemberut gitu, kamu lebih cantik kalo senyum."ucap Afnan, dan seketika Fira pun berusaha tersenyum.
"Nah gitu dong."ucap Afnan lalu mencubit pipi tembam Fira yang selalu membuatnya gemas.

Fira sedikit meringis saat Afnan mencubit pipi kirinya, namun senyum manis suaminya itu berhasil membuatnya kembali tersenyum. Namun sesaat kemudian ia jadi terpikir akan sesuatu. Mengingat bagaimana almarhum Asya meninggal karena keguguran, apakah ini alasan Afnan tidak mau Fira mengandung b di usia muda? Apa selama ini Afnan takut kehilangan Fira, sama seperti saat ia kehilangan Asya kakaknya.

Jika memang itu alasannya, maka selama ini Fira sudah salah sangka. Ia sudah berpikir terlalu jauh, dan menuduh Afnan yang tidak tidak. Jika memang begitu, selama ini Afnan pasti sangat memikirkan Fira. Ia tak mau terjadi sesuatu jika Fira hamil di usia muda.

"Tunggu tunggu, berarti alasan kakak selama ini... "

"Iya, kakak takut kalau kamu hamil di usia muda, kakak takut kehilangan kamu, sama seperti kakak kehilangan kak Asya dulu."jelas Afnan.

"Hmmm maaf ya, aku udah salah paham."balas Fira.

"Gak papa, kakak ngerti kok."
"Awalnya kakak berencana untuk punya anak setelah kamu lulus kuliah, karena kakak gak mau ganggu kuliah kamu."jelas Afnan.

Jodoh Pilihan AbiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang