Malam Pertama

2.6K 107 0
                                    

Karawang, 1 Juni 2019

***

Kamu itu layaknya matahari, indah namun begitu menyilaukan. Membuatku tak sanggup menatapmu berlama lama.

***

Acara pernikahan yang digelar secara sederhana di kediaman mempelai wanita itu akhirnya selesai juga. Bulan yang cantik sudah menampakan diri di gelapnya langit malam. Jam yang masih berdetak di dinding ruangan bercat putih itu kini sudah menunjukan pukul 8.00 malam.

Pesta pernikahan yang hanya mengundang sedikit orang itu sudah berakhir sejak ba'da isya, namun masih menyisakan pegal di sekujur tubuh Fira. Padahal kluarganya hanya mengundang sedikit orang ke acara itu namun rasanya tubuh Fira seakan remuk.

Berdiri, lalu duduk, dan berdiri lagi di pelaminan sepanjang hari menyalami para tamu seperti pajangan rasanya cukup melelahkan. Fira baru saja selesai mandi, dan mengenakan piama tidurnya yang bergambar minions dan banana. Ia duduk di meja riasnya sambil menyisir rambut panjangnya yang hitam legam.

Fira tersenyum lalu menyemprotkan sedikit minyak wangi pada tubuhnya. Ini sudah setengah jam sejak pesta barakhir dan Afnan meminta izin untuk sholat berjamaah di masjid bersama Abinya. Tapi ia masih belum kembali juga. Apakah sholat isya butuh waktu selama itu?

Dan lagi Fira sudah merasa ngantuk, tapi ia masih ingin menunggu Afnan. Baiklah Fira akan menunggu sebentar lagi, mungkin saja kan Afnan sedang bersiap. Fira memilih untuk bangkit dari meja riasnya, lalu berjalan memuju ranjang. Ia mendaratkan bokongnya di atas ranjang yang empuk.

Tanganya kemudian bergerak meraih ponselnya yang tergeletak dia atas nakas. Fira kemudian membuka aplikasi chatnya, dan ada sebuah chat di sana. Sebuah pesan dari seorang pria yang dulu pernah sangat ia sukai.

Jevin

"Fi sory banget ya, gue gak bisa dateng ke acara nikahan lo, soalnya hari ini gue udah ada janji sama temen gue buat bikin tugas, jadi gue minta maaf banget ya."

"Iya gak papa santai aja, gue ngerti kok, gue minta doanya aja ya."

Baru saja Fira selesai membalas pesan dari Jevin, suara pintu yang dibuka membuatnya menoleh seketika. Sebuah senyum lebar bak iklan pasta gigi berhasil terbit di wajah cantik Fira, kala ia melihat sosok yang muncul dari balik pintu kamarnya itu.

Pria jangkung dengan baju koko, sarung, beserta peci yang masih menempel di atas kepalanya, berjalan menghampiri Fira dengan langkah canggungnya yang semakin membuat Fira gemas. Apalagi wajahnya yang terlihat kikuk itu, ah rasanya Fira ingin mencubit pipi pria itu saking gemasnya.

"Asalamualaikum."ucapnya.

Fira berjalan mendekat dengan sentum manis yang begitu merekah."Waalaikumsalam, udah sholatnya?"tanya Fira.

"Udah."jawab Afnan pelan.

Ini adalah pertama kalinya Afnan melihat Fira tanpa mengenakan hijabnya. Dan jujur saja, ia sangat terpesona dengan rambut panjang Fira yang indah dan membuat gadis itu terlihat semakin cantik. Selama beberapa saat Afnan hanya terdiam, terpaku memperhatikan setiap inci dari atas kepala sampai kaki Fira. Semakin dilihat rasanya iman Afnan semakin melemah saja.

Fira yang sedari tadi di tatap seintens itu hanya bisa diam sambil sesekali tersipu malu. Hingga membuat semburat merah berhasil muncul dan membuat kedua pipinya merona.

"Rambut kamu, cantik."ucap Afnan tiba tiba.

"Hah?"kedua alis Fira terangkat, mendengar kata kata yang baru saja keluar dari mulut Afnan. Fira tak percaya dengan pendengaranya, apakah barusan Afnan baru saja memujinya, jika iya, haruskah Fira bersorak ria?

Jodoh Pilihan AbiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang