Pilihan

690 44 10
                                    

Karawang, 06 September 2020

***

Mungkin aku akan merasa bersalah karena sudah menyakiti mu
Tapi aku akan menyesal jika terus memberi mu harapan dan menyakiti mu semakin dalam.

***

Malam itu setelah pulang dari cafe Fira segera kembali ke rumah. Sudah ada Afnan di rumah jadi Fira harus segera kembali. Dan di sinilah Fira sekarang duduk berhadapan dengan Afnan di meja makan. Gadis itu jadi semakin merasa bersalah karena Afnan bahkan memasak untuknya. Istri macam apa dia ini. Fira kembali memasukan sesuap nasi ke dalam mulutnya, entah kenapa ia jadi tak semangat makan malam ini.

Pikiran gadis itu kembali melayang, tertuju pada sosok pria yang sedang ia khawatirkan saat ini. Ia baru saja menolak Jevin lagi, dan lagi lagi ia khawatir. Apa yang sedang dilakukan pria itu sekarang, atau bagaimana perasaannya. Fira takut Jevin melakukan hal yang tidak tidak setelah pulang dari cafe tadi. Kalau sampai terjadi sesuatu pada pria itu, maka Fira tak tahu lagi bagaimana ia bisa memaafkan dirinya sendiri.

Sedangkan Afnan, sekali lagi ia melirik istrinya itu. Terlihat jelas bahwa sedang ada sesuatu yang dipikirkan olehnya, entah apa Afnan tak tahu. Raut wajah istri nya itu tak seceria biasanya, Afnan jadi bingung ada apa sebenarnya. Apa ia melakukan kesalahan lagi? Afnan yakin pasti Fira sedang memikirkan sesuatu.

"Fi Kakak keselek boleh minta minum gak?"ucap Afnan yang sebenarnya hanya ingin melihat apa Fira akan merespon.

Namun seperti perkiraan nya Fira hanya diam sambil terus mengaduk makanan di piringnya."Fi?"

"Eh iya kenapa kak?" Ucapan Fira kemudian.

"Gak usah kakak ambil sendiri aja."ucap Afnan lalu menuangkan sendiri air dari teko ke gelasnya.

Jujur saja sebenarnya Afnan penasaran dengan apa yang sedang mengganggu pikiran istri nya itu. Tapi ia tak berani bertanya, ia yakin Fira pasti akan menceritakan jika terjadi sesuatu.

❤❤❤

Afnan sedang duduk dan bersandar di atas ranjang sambil memperhatikan Fira yang sedang sibuk dengan laptopnya. Meski mata nya tertuju pada layar laptop namun kini ia bingung harus bagaimana. Antara khawatir akan keadaan Jevin dan takut Afnan marah. Meski sebenarnya Fira ingin menceritakan apa yang baru saja terjadi namun ia takut akan reaksi Afnan. Walau bagaimanapun Fira memang salah, dan ia takut Afnan marah.

"Gimana ya."gumam Fira.

Afnan Sendiri merasa ada yang aneh dengan istrinya itu. Afnan tak mau berburuk sangka namun ia merasa seperti Fira tengah menyembunyikan sesuatu darinya. Semakin ia memperhatikan Fira semakin ia yakin bahwa gadis itu sedang memikirkan sesuatu.

"Fi."panggil Afnan, namun Fira tak menoleh sama sekali.

"Fi."panggilnya lagi.

"Eh iya Kak?"

"Kamu kenapa sih, kayak lagi banyak pikiran gitu."ucap Afnan.

Antara cerita atau tidak Fira jadi semakin bingung. Tapi akan lebih baik jika Afnan mengetahui langsung darinya, dari pada nantinya Afnan mendengar berita buruk dari orang lain bukan. Baiklah Fira harus bercerita sekarang, jika Afnan marah itu sudah resiko.

"Aku mau cerita, tapi janji dulu kakak jangan marah."ucap Fira.

"Iya."balas nya.

"Janji?"

"Iya janji"

Gadis berhijab itu bangkit dari meja belajarnya, berjalan ke arah ranjang dan duduk di samping Afnan. Dengan gugup dan keringat dingin yang mulai muncul di pelipisnya Fira mulai bercerita.

Jodoh Pilihan AbiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang