Jus jeruk

1.1K 53 10
                                    

Karawang, 3 Juni 2020

***

Aku adalah bulan yang tak sanggup mengungkap rasanya kepada bintang

Aku mungkin semilir angin yang bahkan terlalu malu untuk membisikan sebuah kata bernama cinta

Namun akan kupastikan untuk  menjadi langit bagimu, untuk melindungimu semampuku

Untuk menjagamu setiap waktu, dan memastikan higga kamu tak lagi meragu.

~Afnan~

***


Pria dengan kemeja biru langit itu baru saja keluar dari mobil nya, ia melangkahkan kakinya menuju rumah. Pintu rumah itu masih terkunci, tandanya sangat istri pasti belum pulang. Afnan membuka kunci rumahnya ia melangkah masuk sambil melirik jam tangannya. Sudah pukul lima sore, Fira berjanji akan pulang sore mungkin ia akan tiba sebentar lagi.

Afnan memasuki kamarnya menaruh tas kerjanya di atas nakas, ia merasa sedikit lelah hari ini badanya yang terasa lengket membuatnya memutuskan untuk mandi sambil menunggu istrinya pulang. Lima belas menit berlalu Afnan sudah selesai mandi dan berganti pakaian.

Ia kemudian berjalan menuju ruang tengah menunggu Fira pulang. Entah kenapa perasaan Afnan jadi tidak enak, apa Fira terjebak macet? Jika hanya macet maka itu tidak masalah, tapi ia takut terjadi sesuatu pada Fira di jalan.

Afnan yang duduk di sofa berwarna marun itu kembali berdiri, ia melirik jam dinding yang ternyata sudah menunjukan hampir pukul enam sore. Ia melihat keluar jendela, diluar sana langit sudah mulai gelap. Afnan meraih ponselnya di dalam saku, ia sudah mencoba menelpon istrinya itu berkali kali namun selalu tidak aktif. Ah ia semakin khawatir saja.

Afnan keluar dari rumahnya mengunci pintu dan mengeluarkan mobil nya dari garasi. Dari pada merasa khawatir dan hanya menunggu di rumah, mencari Fira langsung akan terasa lebih baik. Pria berkaus hitam itu melajukan mobil nya keluar dari area komplek.

Sebuah pemandangan di depan persimpangan komplek rumahnya membuat Afnan menginjak pedal rem dengan cepat. Entah kenapa melihat hal itu membuat dadanya terasa sesak dan hatinya begitu sakit. Ia mencengkram kuat stir mobil nya entah kenapa melihat Fira turun dari motor dan dibonceng pria lain membuatnya jadi seperti ini. Apalagi Afnan tahu betul siapa pria yang membonceng istrinya itu.

❤❤❤❤

Fira tidak tahu lagi harus berkata apa, dan bagaimana Afnan bisa tahu Fira di bonceng seorang pria. Apa Afnan punya indra ke enam? Ah sepertinya tidak mungkin, Fira sudah mengenal pria itu sejak kecil dan ia tahu betul bagaimana Afnan.

Pria berkaus hitam itu berjalan begitu cepat menuju kamar tanpa sepatah katapun. Kenapa situasi nya jadi begini, rasanya Afnan jadi begitu menakutkan saat ia terdiam seperti ini. Dengan susah payah Fira menyamakan langkahnya dengan langkah Afnan yang tentu saja jauh lebih lebar.

Entah Afnan akan semarah apa, yang pasti Fira hanya ingin menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

Fira menarik lengan suaminya membuat Afnan berbalik padanya."Kak aku bisa jelasin."

"Gak papa kamu istirahat aja, pasti kamu cape banget kan."Meski terdengar lembut, namun sorot mata pria itu jelas jelas menunjukan kemarahan.

Fira menggelengkan kepalanya,tidak ia harus menjelaskan semuanya saat ini juga."Kak tadi itu sebenarnya aku gak sengaja ketemu Jevin."

Jodoh Pilihan AbiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang