Baikan?

773 50 13
                                    

Karawang, 21 Agustus 2020

***

Sekarang aku mengerti kenapa ombak masih tetap menderu, menerjang karang meski itu menyakitkan.
Aku juga mengerti bagaimana malangnya langit yang selalu menanti senja meski ia tahu, senja akan pergi dalam sekejap mata.
Karena anehnya aku masih menanti, aku masih merindu, bahkan disaat kamu membuatku merasakan pilu.

~Adiba Syafira~








Afnan baru saja keluar dari ruangan atasan nya, Bu vivi baru saja memarahi Afnan karena sejak pagi Afnan tidak fokus. Bahkan saat meeting dengan klien dia lupa membawa berkas presentasi nya. Alhasil ia harus masuk ruangan atasan nya dan kena marah. Afnan berjalan dengan lemas ke arah meja nya, melemparkan sebuah map berisi pekerjaannya yang harus ia revisi.

Pikiran nya sedang kacau, ia terus memikirkan Fira hingga pekerjaannya jadi berantakan seperti ini. Afnan menghembuskan napasnya kasar, menatap layar laptopnya dengan malas. Lia menyadari pasti ada yang tengah Afnan pikirkan saat ini. Gadis itu menghampiri Afnan lalu duduk berhadapan dengan nya.

"Lo kenapa sih Nan?"Tanya Lia.

"Tau lo, kenapa sih dari pagi kayaknya banyak pikiran gitu."timpal Ardi.

"Bini lo masih marah?"tebak Rizan, dan tepat sekali.

Afnan hanya mengangguk."Hm."

"Ya iya sih, gue juga kalo jadi Fira bakal marah."ucap Lia kemudian.

Ardi ikut mendekat ke meja kerja Afnan."Lo udah dateng ke rumah orang tua nya?"

"Udah."jawab Afnan.

"Terus hasilnya gimana?"tanya Rizan.

Afnan menundukkan kepalanya."Dia masih gak mau ngomong sama gue."

Rizan menepuk pundak sahabatnya itu."Sabar ya Nan."

"Emmm gimana kalo lo bawain sesuatu yang dia suka."ucap Lia, gadis itu menyentuh dagunya seraya berpikir."Bawain perhiasan aja Nan."usulnya.

"Eh lo pikir Fira cewek matre?"ucap Rizan.

"Jadi menurut lo gue matre"balas Lia.

Afnan menggelengkan kepalanya bukannya memberi saran kedua sahabatnya ini malah membuat kepalanya tambah pusing."Udah udah kok malah berantem sih."ucap Afnan.

"Gimana kalo bawain boneka aja."kini Ardi ikut memberi usul.

"Boneka lu kata Fira anak TK di kasih boneka."ucap Rizan.

"Bunga aja Nan biar romantis."ucap Lia lalu tersenyum.

Rizan menggelengkan kepalanya, sepertinya dia memang suka menyangkal pendapat orang lain. Padahal sedari tadi ia sendiri belum memberi saran."Bunga? Dimana mana yang di kasih bunga itu kalo gak dedemit ya kuntilanak, yang ada ini ni novel malah jadi cerita horor lagi."

"Mending kasih coklat aja."saran Ardi.

"Jangan kalo Fira diabetes gimana."ucap Lia.

Sungguh ocehan ketiga sahabatnya ini malah membuat kepala Afnan terasa semakin pusing hingga ingin pecah. Afnan memegangi kepalanya, mengambil tas kerjanya lalu bangkit dari kursi.

"Gue pulang dulu ya."ucapnya.

"Lah Nan ko pergi sih."tanya Rizan.

"Elu sih."ucap Lia.

"Kok gue?"tanya Rizan tak mengerti.

❤❤❤❤

Senja sudah menampakkan dirinya di atas sana, sedangkan Afnan masih bingung harus bagaimana cara membujuk agar Fira tak marah lagi. Pria itu sudah berada di sebuah pusat perbelanjaan sejak satu jam yang lalu. Tapi ia belum juga mendapatkan sesuatu untuk di bawa ke rumah orang tua Fira. Ia masih bingung apa yang harus ia berikan agar Fira tak marah lagi padanya.

Jodoh Pilihan AbiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang