Our Wedding

2.2K 96 0
                                    

Karawang, 25 Mei 2019

***

Apa arti sebuah pernikahan bagimu?

Aku masih belum memgerti seperti apa hal itu, namun melihat binar di manik matamu selalu membuatku yakin.

Yakin, bahwa semua ini adalah sebuah takdir.

***

Tidak seperti hari hari sebelumnya, hari ini Fira bangun subuh, bahkan sebelum azan subuh berkumandang ia sudah terbangun dari alam mimpi. Setelah mandi dan sholat subuh biasamya ia akan tidur lagi sampai terik matahari yang membangunkanya.

Tapi kali ini setelah sholat subuh justru ia tak bisa tidur, ia gelisah gugup dan yah begitulah. Hatinya tak berhenti berdetak begitu cepat mengingat hari ini statusnya akan segera berubah menjadi nyonya Afnan. Jika teringat akan hal itu rasanya ia malah semakin gundah.

Fira keluar dari kamarnya yang sudah dihias ala kamar pengantin baru sejak sore kemarin itu. Ia berjalan menuju dapur berharap segelas air putih dapat membuatnya merasa lebih baik. Saat berjalan Fira terus saja menelisik setiap sudut rumahnya yang kini sudah nampak berbeda itu.

Setiap ruangan di rumahnya sudah dihias sejak kemarin sore, bahkan di dapur saja terdapat beberapa rangkaian bunga sebagai hiasan. Apa ini tidak terlalu berlebihan, lagi pula untuk apa dapur dihias, toh para tamu yang datang juga tidak akan berkunjung sampai ke dapur bukan.

Tapi ya begitulah keinginan Umi Mariam ia ingin setiap sudut rumahnya tampak cantik, saat pernikahan putri bungsunya itu berlansung. Jadi ya semua tak bisa berkata apa apa selain menyetujui apa yang dinginkan wanita itu.

Fira berjalan menuju lemari es, lalu mengambil sebotol air putih dari sana. Ia kemudian menuangkan air tersebut kedalam sebuah gelas dan meminumnya sampai habis. Fira menghela napasnya dalam dalam, lalu menghembuskannya perlahan berharap rasa gugupnya akan berkurang sedikit saja.

"Kok masih deg degan aja ya."gumam Fira.

"Hayo!!!!"Umi Mariam entah muncul dari mana, dan langsung membuat Fira teperenjat kaget.
"Lagi apa di sini."

Fira menoleh sembari mengusap usap dadanya."Umi, ngagetin aja deh."
"Fira abis minum."ucapnya lalu menaruh gelas kosongnya di atas meja dapur.

"Ya udah sekarang cepet balik ke kamar bentar lagi perias pengantinya dateng."ucap sang Umi yang terdengar sangat antusias.

Fira terlihat mengernyitkan dahinya."Lah Mi jam 6 pagi aja belum ngapain itu perias pengantin dateng jam segini, apa gak kepagian."ujar Fira.

"Aduh sayang, kamu pikir make upin pengantin itu sebentar apa?"
"Dananin pengantin itu lama jadi harus dandan dari subuh."jelas Umi mariam.

Fira menghembuskan mapasnya kasar."Heuuuhhh."
"Ya udah aku tunggu di kamar ya."ucap Fira akhirnya.

"Oke."

Dengan malas Fira pun kembali berjalan menuju kamarnya. Perlahan ia membuka pintu kamarnya lalu duduk di kursi belajarnya, Fira membuka aplikasi chatnya. Dan ternyata tak ada yang mengirim pesan padanya, ponselnya sepi bahkan lebih sepi dari pada pemakanan umum.

Miris dan malang sekali, jika biasanya ponsel calon pengantin selalu ramai dengan orang orang yang memberi ucapan selamat. Seperti happy wedding ya atau selamat menempuh hidup baru, ponsel Fira justru sangat sepi. Pernikahanya memang digelar secara sederhana, tapi manamungkin tak ada yang tahu soal pernikahanya, bahkan teman temanya pun belum memberinya ucapan selamat.

Jodoh Pilihan AbiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang