Bukan main main

2.2K 96 3
                                    

Karawang, 14 April 2019

***

Kadang Tuhan selalu punya rencana yang bahkan gak pernah kita duga, dan gak pernah terbayangkan sebelumnya.

***

"Abi mau jodohin kamu."

Duarrrr.....

Apa Fira tidak salah dengar, atau mungkin Abinya yang salah biacara?

"Hah?"

Fira benar benar tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar, dijodohkan? Ya ampun menikah saja Fira belum kepikiran sama sekali. Berpacaran saja Fira masih merasa malas, apalagi menikah. Lagi pula Fira tidak mengerti bagaimana Abinya bisa mengambil keputusa  seperti itu.

Mengurus dirinya sendiri saja Fira masih tidak becus, bagaimana mengurus suami. Dan lagi Fira belum sanggup menjadi seorang istri yang harus setia melayani suaminya. Memikirkannya saja sudah membuat Fira bergidik, bagaimana melakukanya.

"Besok malam laki laki yang akan Abi jodohkan sama kamu bakalan datang."

Mulut gadis berhijab itu kini bahkan menganga, saking tidak percayannya."Jadi Abi beneran mau jodohin Fira."

Kini Abinya itu memengang lembut tangan Fira,  menunjukan bahwa ia benar benar serius."Ya iyalah Fi, Abi gak main main sama ucapan Abi apalagi pas kemarin kamu bilang terserah makanya Abi langsung bilang sama laki laki itu."

"Tapi Bi, Fira pikir Abi cuma becanda."

"Abi gak pernah becanda kalo soal masa depan anak anak Abi."

Sejenak Fira terdiam bagaimana agar Abinya bisa mengurungkan niat untuk menjodohkanya."Fira kan masih kuliah Bi."ucapnya mencoba memberi alasan.

"Pokoknya kamu harus mau."ucap Abinya itu dengan tegas.

"Tapi Bi-----"

"Abi mau keluar dulu ya habis magrib Abi ada jadwal ceramah."ucapnya lalu berdiri dan mulai melangkahkan kakinya.

"Abi........"rengek Fira, namun Abinya itu tetap berjalan tanpenghiraukanya sedikitpun. Sesaat kemudian Uminya datang, membawa beberapa toples camilan lalu duduk di samping Fira.
"Umi tolongin Fira."kini Fira merengek pada Uminya itu.

"Kali ini Umi gak bisa tolong kamu Fi, turuti aja ya kamauan Abi kamu."jawab Sang Umi dengan santai sambil memakan camilan yang ia bawa.

Lagi lagi bibir ranum Fira mengerucut, mengapa Uminya tak mau membelanya lagi kali ini."Tapi Emangnya Abi mau jodohin Fira sama siapa coba."

"Katanya sih salah satu murid kesayanganya di pesantren."jawab Uminya dengan santai.

*****

Malam hari Fira sedang fokus belajar, untuk ulangan semesternya. Kalau nilainya baik, dia bisa membuat skripsi semester ini dan bisa segera lulus. Satu persatu materi ia pelajari meski sebenarnya matanya sudah terasa berat. Jika diibaratkan lampu mungkin daya listrik yang tersisa saat ini tinggal lima watt saja.

Fira yang merasa pegal memutuskan untuk berdiri ari meja belajarnya, dan sejenak merebahkan tubuhnya di kasur yang empuk. Tugas di akhir semester begini memang seting menunpuk, bahkan terkadang membuat mahasiswa seperti Fira tak tidur semalaman hanya untuk mengerjakan tugas atau bersiap menghadapi ulangan.

Tapi bagi Fira lebih baik ia lelah dan tidak tidur semalaman dari pada mendapat nilai jelek dan harus mengulang satu semester. Fira menghembuskan napasnya kasar, merasakan tulang tulang punggungnya yang masih pegal. Kini ia menatap langit langit kamarnya, namun pikiranya melayang pada perkataan Abinya tadi sore.

Jodoh Pilihan AbiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang